Arya Kamandanu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara) |
||
Baris 76:
* '''Kelompok Pendekar Jahat'''
Kelompok pendekar ini dipimpin oleh [[Mpu Tong bajil]], beranggotakan antara lain, [[Dewi Sambi]], [[Mpu Renteng]], [[Jaran Lejong]], dan [[Jaran Bangkal]], namun
: '''[[Mpu Tong Bajil]]'''
Baris 100:
Nari Ratih adalah cinta pertama Kamandanu, seorang kembang desa Manguntur anak dari Rakryan Wuru, bekas salah satu kepala prajurit Singhasari.<br />
Parasnya yang cantik, membuatnya menjadi salah satu rebutan pemuda di desanya, salahsatunya bernama Dangdi, anak dari kepala desa Manguntur yang selalu mengejar-ngejar cinta Nari Ratih. Namun karena hati Nari Ratih sudah berlabuh kepada cinta kamandanu, maka ratihpun menolaknya. Sehingga sering terjadi percekcokan dan perkelahian antara Kamandanu dengan Dangdi.<br />
Saat itu, Kamandanu masih sangat polos, meski ia sangat mencintai Nari Ratih, ia selalu ragu-ragu dalam mengungkapakan perasaan dan cintanya kepada Ratih. Nari Ratih kerap sekali kecewa akan sikap Kamandanu yang kurang tegas ini, sehingga sering terjadi kesalahfahaman
Arya Dwipangga, kakak Kamandanu yang mengetahui ini mencoba membantu mendamaikan keduanya, Dwipangga sering mengirimkan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih dengan mengatasnamakan kamandanu. Nari Ratih menjadi begitu bahagia dan segera menemui Kamandanu, tetapi begitu mengetahui bahwa bait-bait syair itu bukan kamandanu yang menulis, Ratih pun marah karena merasa dipermainkan, maka terjadilah perselisihan lagi
Arya Kamandanu menyampaikan ketidaksuakaannya kepada Arya dwipangga yang sudah turut campur urusan asmaranya. Arya Dwipangga segera menemui Ratih bermaksud menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tetapi begitu mengetahui kecantikan Nari Ratih, Arya Dwipangga malah terpesona dan menaruh hati kepada Nari Ratih.<br />
Akhirnya Arya Dwipangga jadi makin sering menuliskan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih. Lama kelamaan, Nari Ratihpun jadi terbuai oleh bait-bait syair cinta yang ditulis Dwipangga, mereka berdua sering melakukan pertemuan tanpa sepengetahuan Arya Kamandanu. Nari Ratih merasa Dwipangga lah sosok yang bisa memahami hatinya, laki-laki yang romantis dan mempunyai ketegasan hati. Sehingga pada suatu ketika, terjadilah peristiwa di Candi Walandit, mereka memadu kasih dan terlena dibuai oleh api asmara, hingga Nari Ratih hamil diluar nikah.<br />
|