Ismail Suny: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Pada tahun 1948, ia hadir mewakili ayahnya menemui [[Soekarno|Bung Karno]] untuk menyerahkan uang dan perhiasan emas dari para saudagar Aceh. Emas yang dikumpulkan ini kemudian dibelikan pesawat [[Dakota RI-001 Seulawah|Seulawah]] oleh pemerintah Indonesia.
 
Lulus dari Sekolah Menengah Islam di Aceh, ia melanjutkan studi di [[SMA Negeri 1 Jakarta|SMA Budi Utomo]], [[Jakarta]]. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan sarjananya di [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]] (1957). Tiga tahun kemudian ia memperoleh gelar ''Masters in Civil Law'' di [[McGill University]], [[Montreal]], [[Kanada]], serta gelar doktor dari [[Universitas Indonesia]] (1963)
 
Sepulang dari Kanada, ia mendirikan [[Universitas Cendrawasih]] di [[Jayapura]]. Tahun 1965, ia memperoleh gelar Guru Besar dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sejak itu ia menjadi salah satu cendekiawan yang diperhitungkan. Ia menjadi anggota [[DPR|DPRGR]]/[[MPRS]] dari tahun 1967 hingga tahun 1969.
 
Pada tahun 1973 ia menjadi rektor [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]].<ref>Arskal Salim, Azyumardi Azra (ed), Shari'a and Politics in Modern Indonesia, Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Tahun 1978 ia diberhentikan dari jabatannya, sekaligus dipenjara tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Kritiknya terhadap kekuasaan [[Soeharto]] yang cenderung diktator, membuatnya dijebloskan ke Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta.<ref>Majalah Tempo, Wawancara Ismail Suny: "Sekretariat Negara Pernah Maha Berkuasa", 6-12 September 1999</ref>