Perang Salib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
=== Kondisi Eropa Barat ===
[[Image:Almoravid map reconquest loc.jpg|thumb|250px|Peta dari Semenanjung Iberia pada saat kedatangan Dinasti Almoravid pada Abad Ke 11- Kerajaan-Kerajaan Kristen terdiri dari '''A'''ragón, '''C'''astile, '''L'''eon, '''N'''avarre, dan '''P'''ortugal]]
 
Asal mula ide perang salib adalah perkembangan yang terjadi di [[Eropa Barat]] sebelumnya pada [[Abad Pertengahan]], selain itu juga menurunnya pengaruh [[Kekaisaran Byzantium]] di timur yang disebabkan oleh gelombang baru serangan [[Muslim]] [[Turki]]. Pecahnya [[Kekaisaran Carolingian]] pada akhir Abad Ke-9, dikombinasikan dengan stabilnya perbatasan [[Eropa]] sesudah peng-Kristen-an bangsa-bangsa [[Viking]], [[Slav]] dan [[Magyar]], telah membuat kelas petarung bersenjata yang energinya digunakan secara salah untuk bertengkar satu sama lain dan meneror penduduk setempat. [[Gereja]] berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan ''Pax Dei'' dan ''Treuga Dei''. Usaha ini dinilai berhasil, akan tetapi para ksatria yang berpengalaman selalu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan untuk memperluas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. Kecuali pada saat terjadi [[Reconquista]] di [[Spanyol]] dan [[Portugal]], dimana pada saat itu ksatria-ksatria dari [[Iberia]] dan pasukan lain dari beberapa tempat di Eropa bertempur melawan pasukan [[Moor]] [[Islam]], yang sebelumnya berhasil menyerang dan menaklukan sebagian besar [[Semenanjung Iberia]] dalam kurun waktu 2 abad.
 
Pada tahun 1063, [[Paus Alexander II]] memberikan restu kepausan bagi kaum [[Kristen]] [[Iberia]] untuk memerangi kaum [[Muslim]]. Paus memberikan baik restu kepausan standard maupun pengampunan bagi siapa saja yang terbunuh dalam pertempuran tersebut. Maka, permintaan yang datang dari [[Kekaisaran Byzantium]] yang sedang diancam oleh kaum [[Muslim]] [[Seljuk]], menjadi perhatian semua orang. Hal ini terjadi pada tahun 1074, dari Kaisar [[Michael VII]] kepada [[Paus Gregorius VII]] dan sekali lagi pada tahun 1095, dari Kaisar [[Alexius I Comnenus]] kepada [[Paus Urbanus II]].
 
Perang Salib adalah sebuah gambaran dari dorongan keagamaan yang intens yang merebak pada akhir abad ke-11 di masyarakat. Seorang tentara Salib, sesudah memberikan sumpah sucinya, akan menerima sebuah salib dari Paus atau wakilnya dan sejak saat itu akan dianggap sebagai “tentara gereja”. Hal ini sebagian adalah karena adanya [[Kontroversi Investiture]], yang berlangsung mulai tahun 1075 dan masih berlangsung selama [[Perang Salib Pertama]]. Karena kedua belah pihak yang terlibat dalam [[Kontroversi Investiture]] berusaha untuk menarik pendapat publik, maka masyarakat menjadi terlibat secara pribadi dalam pertentangan keagamaan yang dramatis. Hasilnya adalah kebangkitan semangat Kristen dan ketertarikan publik pada masalah-masalah keagamaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh propaganda keagamaan tentang Perang untuk Keadilan untuk mengambil kembali Tanah Suci – yang termasuk [[Yerusalem]] (dimana kematian, kebangkitan dan pengangkatan Yesus ke Surga terjadi menurut ajaran Kristen) dan [[Antioch]] (kota Kristen yang pertama) - dari orang Muslim. Selanjutnya, “Penebusan Dosa” adalah faktor penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara menghindar dari kutukan abadi di Neraka. Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat oleh para tentara salib tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan dosa” itu. Kebanyakan mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin masuk surga pada saat mereka meninggal dunia. Akan tetapi, kontroversi yang terjadi adalah apa sebenarnya yang dijanjikan oleh paus yang berkuasa pada saat itu. Suatu teori menyatakan bahwa jika seseorang gugur ketika bertempur untuk Yerusalemlah “penebusan dosa” itu berlaku. Teori ini mendekati kepada apa yang diucapkan oleh Paus Urbanus II dalam pidato-pidatonya. Ini berarti bahwa jika para tentara salib berhasil merebut Yerusalem, maka orang-orang yang selamat dalam pertempuran tidak akan diberikan “penebusan”. Teori yang lain menyebutkan bahwa jika seseorang telah sampai ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan dari dosa-dosanya sebelum Perang Salib. Oleh karena itu, orang tersebut akan tetap bisa masuk Neraka jika melakukan dosa sesudah Perang Salib. Seluruh faktor inilah yang memberikan dukungan masyarakat kepada Perang Salib Pertama dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12.
 
=== Situasi Timur Tengah ===