Priayi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 202.249.26.84 (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Hayabusa future |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Dalam [[budaya Jawa]], istilah '''priyayi''' mengacu kepada mereka yang berada pada kelompok [[bangsawan]], atau keturunan keluarga kerajaan. Kelompok ini terdiri dari priyayi Agung (bangsawan tinggi) sampai dengan priyayi rendahan. Seorang priyayi biasanya mempunyai gelar kebangsawanan. Gelar ini dari yang tinggi dan terdiri beberapa kata sampai dengan hanya satu kata gelar saja yaitu [[Raden]].
Gelar seorang priyayi juga dapat meningkat seiring dari usianya. Misalnya ketika seorang anak laki-laki lahir diberi nama
Istilah priyayi menjadi terkenal saat [[Clifford Geertz]] melakukan penelitian tentang masyarakat [[Jawa]] pada tahun 1960-an, dan mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, [[santri]] dan [[abangan]]. Kelompok santri digunakan untuk mengacu pada orang yang memiliki pengetahuan dan mengamalkan agama. ''Abangan'' digunakan untuk mereka yang bukan priyayi dan juga bukan santri. Namun penggolongan ini tidaklah terlalu tepat, karena pengelompokkan priyayi - non priyayi adalah berdasarkan garis keturunan seseorang, sedangkan pengelompokkan santri - abangan dibuat berdasarkan sikap dan perilaku seseorang dalam mengamalkan agamanya (Islam). Dalam realita, ada priyayi yang santri dan ada pula yang abangan, bahkan ada pula yang non muslim.
==Etimologi==
|