Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 21:
 
== Sejarah ==
KotaKecamatan Muntilan sudah ada sejak peralihan kekuasaan atas Karesidenan Kedu dari Kesultanan Yogyakarta kepada pemerintah Inggris pada tahun 1812. Pada awal keberadaannya, kotaKecamatan ini merupakan tempat pemukiman orang Tionghoa. Di masa perang Diponegoro, laporan Belanda menyebutkan bahwa salah satu benteng dari proyek benteng stelsel Jenderal De Kock dibangun dikotadiKecamatan ini.{{cn}}
Setelah Perang Diponegoro selesai dan Kultuurstelsel diberlakukan di Jawa termasuk diKaresidenandi Karesidenan Kedu, Muntilan tumbuh menjadi kotaKecamatan. Namun demikian wilayah ini diperintah oleh seorang wedana yang berkedudukan di Probolinggo (Bolinggo), satu kilometer di sebelah timur Muntilan ke arah Yogya. Baru pada saat pemerintah kolonial mengadakan reorganisasi pemerintahan pada tahun 1900, Muntilan menerima status sebagai kawedanan sekaligus distrik. Dengan perubahan status ini, sejak itu kedudukan wedana dipindahkan dari Probolinggo ke Muntilan sementara di kotakecamatan ini juga ditempatkan seorang pejabat Belanda berpangkat Kontrolirkontrolir yang tunduk kepada asisten residen di Magelang.{{cn}}
Peristiwa sejarah penting di Muntilan di antaranya adalah kedatangan PasturFPastur F. van Lith pada tahun 1894 yang memulai penyiaran agama Katolik di antara masyarakat Jawa. Dalam waktu sepuluh tahun van Lith telah berhasil membangun suatu komunitas umat Katolik Jawa yang mencakup daerah pelayanan hingga Sendangsono di Kulon Progo, Sumber di utaraUtara, Salam di timurTimur dan Tumpang di arah Barat sementara wilayah Borobudur dilayani oleh rekannya, Pastur Hoevenaar. Van Lith bukan hanya membangun komunitas Katolik namun juga kompleks pendidikan sekolah Katolik yang sampai sekarang masih berfungsi. termasuk asrama dan rumahsakitrumah sakit, yang diresmikan pada tahun 1902.{{cn}}
Setelah Perang Diponegoro selesai dan Kultuurstelsel diberlakukan di Jawa termasuk diKaresidenan Kedu, Muntilan tumbuh menjadi kota. Namun demikian wilayah ini diperintah oleh seorang wedana yang berkedudukan di Probolinggo (Bolinggo), satu kilometer di sebelah timur Muntilan ke arah Yogya. Baru pada saat pemerintah kolonial mengadakan reorganisasi pemerintahan pada tahun 1900, Muntilan menerima status sebagai kawedanan sekaligus distrik. Dengan perubahan status ini, sejak itu kedudukan wedana dipindahkan dari Probolinggo ke Muntilan sementara di kota ini juga ditempatkan seorang pejabat Belanda berpangkat Kontrolir yang tunduk kepada asisten residen di Magelang.{{cn}}
Peristiwa sejarah lain yang mempengaruhi tata ruang kotakecamatan Muntilan selain kemunculan kompleks bangunan Katolik ini adalah pembukaan rel kereta api oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NISM) pada tahun 1892 yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. KotaKecamatan Muntilan dilewati jalur ini dan sebagai teknisinya adalah Ir. The Tjien Ing, yang dipindahkan dari Secang oleh direksi NISM ke Muntilan pada tahun 1892. The Tjien Ing kemudian diangkat menjadi kepala kampung Cina (Chineezen Wijk) pada tahun 1903 dan pada tahun 1912 dilantik di klenteng Muntilan sebagai letnan Cina (het leiutenant voor Chineezen) oleh Kontrolir Muntilan.Rumah The Tjien Ing yang sekarang berada di Jalan Dr. Sutomo, merupakan tempat tinggal sementara Pastur Van Lith ketika tiba di Muntilan pada tahun 1893, dan baru pindah ke kompleks Perikanan Muntilan sekarang pada tahunn 1894.{{cn}}
Peristiwa sejarah penting di Muntilan di antaranya adalah kedatangan PasturF. van Lith pada tahun 1894 yang memulai penyiaran agama Katolik di antara masyarakat Jawa.Dalam waktu sepuluh tahun van Lith telah berhasil membangun suatu komunitas umat Katolik Jawa yang mencakup daerah pelayanan hingga Sendangsono di Kulon Progo, Sumber di utara, Salam di timur dan Tumpang di arah Barat sementara wilayah Borobudur dilayani oleh rekannya, Pastur Hoevenaar. Van Lith bukan hanya membangun komunitas Katolik namun juga kompleks pendidikan sekolah Katolik yang sampai sekarang masih berfungsi. termasuk asrama dan rumahsakit, yang diresmikan pada tahun 1902.{{cn}}
 
Peristiwa sejarah lain yang mempengaruhi tata ruang kota Muntilan selain kemunculan kompleks bangunan Katolik ini adalah pembukaan rel kereta api oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NISM) pada tahun 1892 yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. Kota Muntilan dilewati jalur ini dan sebagai teknisinya adalah Ir. The Tjien Ing, yang dipindahkan dari Secang oleh direksi NISM ke Muntilan pada tahun 1892. The Tjien Ing kemudian diangkat menjadi kepala kampung Cina (Chineezen Wijk) pada tahun 1903 dan pada tahun 1912 dilantik di klenteng Muntilan sebagai letnan Cina (het leiutenant voor Chineezen) oleh Kontrolir Muntilan.Rumah The Tjien Ing yang sekarang berada di Jalan Dr. Sutomo, merupakan tempat tinggal sementara Pastur Van Lith ketika tiba di Muntilan pada tahun 1893, dan baru pindah ke kompleks Perikanan Muntilan sekarang pada tahunn 1894.{{cn}}
 
== Tempat Menarik ==