Balapulang Wetan, Balapulang, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k Masyarakat Balapulang merupakan masyarakat multi etnis yang terdiri dari suku Jawa, keturanan Arab, keturunan Tionghoa, Indo / Eurasia / campuran Jawa dan Belanda, serta berbagai suku pendatang lainnya.
Baris 13:
}}
'''Balapulang Wetan''' adalah sebuah [[desa]] di kecamatan [[Balapulang, Tegal|Balapulang]], [[Kabupaten Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Balapulang Wetan terletak di jalur jalan raya Tegal - Purwokerto dan dilewati oleh bus jurusan Jakarta - Purwokerto, Bandung - Purwokerto, Tegal - Purwokerto - Cilacap. Jalur jalan ini merupakan urat nadi penghubung antara Pantai Utara (Pantura) dan Pantai Selatan Jawa Tengah bagian barat. Balapulang juga dilewati oleh rel kereta api lintas cabang Tegal - Prupuk Dan masih digunakan untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak sperti Solar, HSD & Premium dari Maos Cilacap menuju Depo Pertamina UPPDN IV Jawa di Tegal. Stasiun kereta api Balapulang didirikan oleh Javasche Spoorweg Mij Belanda pada tahun 1885 - 1886. Jalur rel kereta api ini juga merupakan jalur alternatif jika pada jalur kereta api Cirebon Brebes - Tegal mengalami banjir. Maka semua kereta api lintas utara dialihkan melalui Cirebon - Prupuk - Tegal melewati Stasiun Balapulang
Masyarakat Balapulang merupakan masyarakat multi etnis yang terdiri dari suku Jawa, keturanan Arab, keturunan Tionghoa, Indo / Eurasia / campuran Jawa dan Belanda, serta berbagai suku pendatang lainnya. Kehidupan sosial di daerah ini sangat rukun dan harmonis sangat jarang sekali terjadi bentrokan antar etnis disini. Sebagian besar penduduk Balapulang beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi kejawen yang dikenal dengan istilah abangan. Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, dan aliran kepercayaan. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat Balapulang menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan dengan Dialek Tegal dengan sedikit pengaruh Dialek Bumiayu.
Untuk bahasa keseharian, sekarang masyarakat Balwet ( Balapulang wetan) banyak yang menggunakan BI-an alias Bahasa Indonesia campuran dialek / logat tegalan. karena banyak perantaun yang datang dan menetap di balapulang wetan ini dan juga banyak warga asli sini yang merantau ke Jakarta sehingga ketika menikah dan memilih menetap di Balapulang, bahasanya sudah tercampur dengan bahasa indonesia,memang terdengar lucu tapi lebih bagus daripada mereka harus berbahasa ngoko ( jawa kasar ), maklum saja di daerah sini jarang yang bisa berbahasa jawa kromo inggil ( bahasa jawa sopan / halus ).
 
Untuk bahasa keseharian, sekarang masyarakat Balwet ( Balapulang wetan) banyak yang menggunakan BI-an alias Bahasa Indonesia campuran dialek / logat tegalan. karena banyak perantaun yang datang dan menetap di balapulang wetan ini dan juga banyak warga asli sini yang merantau ke Jakarta sehingga ketika menikah dan memilih menetap di Balapulang, bahasanya sudah tercampur dengan bahasa indonesia,memang terdengar lucu tapi lebih bagus daripada mereka harus berbahasa ngoko ( jawa kasar ), maklum saja di daerah sini jarang yang bisa berbahasa jawa kromo inggil ( bahasa jawa sopan / halus ).
Masyarakat Balapulang wetan berprofesi sebagai petani, peternak, pengrajin furniture kayu jati, pedagang, pegawai negeri / TNI / Polisi / swasta dan sebagian merantau ke kota besar lainnya di Indonesia. Dengan melambungnya harga kayu jati sebagai bahan mentah untuk furniture banyak home industri di bidang ini yang mati suri, karena harga jual produk tidak dapat menutup biaya produksi. Sehinggan banyak warga yang berprofesi dibidang ini pergi merantau kedaerah lain seperti Jakarta, Bandung dan lain lain. Penggerak roda ekonomi lainnya adalah perdagangan di pasar tradisional yang cukup ramai terutama pada hari pasaran Manis / Legi menurut sistem Kalender Jawa . Pada hari itu pasar tradisional buka lebih lama dari waktu biasanya. Di Balapulang banyak bangunan yang berfungsi sebagai gedung peternakan burung walet yang menghasilkan sarang walet yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sarang walet tersebut adalah air liur burung walet yang setelah dibersihkan dapat diolah menjadi sup sarang burung yang enak dan mahal serta menjadi hidangan yang eksotik. Menu makanan ini sangat disukai oleh masyarat keturunan Tionghoa baik di dalam maupun di luar negeri.
Sekarang saatnya generasi muda sebagai generasi pembangun desanya agar bisa maju dan sejajar dengan desa desa sebelah yang sudah maju. dimulai dari keniatan membangun desa dan dibekali ilmu pengetahuan serta pengalaman ,Desa Balapulang Wetan lambat laun akan menjadi satu desa unggulan atau desa percontohan. Bekal ilmu agama saja tidak cukup jika tidak dibekali ilmu pengetahuan dan kerjasama yang solid. perbedaan antar ras sudah tidak menjadi masalah dari jaman dulu, sehingga akan lebih mudah membina, menyuluh warga setempat untuk mau MAJU BERSAMA membangun Desa.