Pesta Baratan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Berkas tanpa lisensi dihapus |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
▲Salah satu tradisi masyarakat Jepara yang erat kaitannya dengan Ratu Kalinyamat adalah “Pesta Baratan”<ref>http://www.ticjepara.com/2008/11/pesta-baratan.html</ref>. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.
Tradisi Pesta Baratan dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban (kalender Komariyah) atau 15 Ruwah (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam nishfu syakban. Kegiatan dipusatkan di Masjid Al Makmur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan. Ritualnya sederhana, yaitu setelah shalat maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan shalat isya berjamaah. Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar.
Baris 9 ⟶ 7:
* Cerita Versi Kedua
Setelah berperang melawan Aryo Penangsang, Sultan Hadirin tewas dan jenazahnya dibawa pilang oleh isterinya (Ratu Kalinyamat) pulang ke Jepara. Peristiwa itu berlangsung malam hari, sehingga masyarakat disepanjang jalan yang ingin menyaksikan dan menyambut rombongan Ratu Kalinyamat harus membawa alat penerangan berupa obor.
==Susunan==
Pada Barisan arak-arakan Pesta Baratan<ref>http://myzone.okezone.com/content/read/2010/07/20/2713/</ref> pertama adalah sebagai '''Sapu Jagad''', baris kedua sebagai '''Pengawal''' Ratu Kalinyamat, baris ketiga sebagai '''Ratu Kalinyamat''', baris keempat para sebagai '''Santri pengikut Sultan Hadliri''' yang bersyalawat, baris kelima para sebagai '''Pengiring pembawa lampion'''.
==Theatrikal==
|