Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 144:
===Pariwisata===
Di provinsi ini bisa kita temui hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai dan pulau - pulau, danau, gunung dan ngarai, selain objek wisata budaya. Akomodasi hotel sudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour & travel di bawah keanggotaan [[ASITA]] Sumbar sudah lebih dari 100 buah.
 
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan ialah :
* [[Danau Maninjau]]
* [[Danau Singkarak]]
* [[Danau Diatas]] dan Dibawah
* [[Lembah Anai]], [[Padang Panjang]]
* Panorama [[Ngarai Sianok]], [[Bukittinggi]]
* Benteng Fort de Kock, [[Bukittinggi]]
* [[Jam Gadang]], [[Bukittinggi]]
* Pantai Air Manis, [[Padang]]
* Pantai Muaro, [[Padang]]
* Pantai Caroline, [[Padang]]
* Istana Pagarruyung, [[Batu Sangkar]]
* Harau, [[Payakumbuh]]
 
===Musik===
Baris 174 ⟶ 188:
2. [[Tari Payung]]
3. Tari [[Randai]]
4. [[Tari IndangPasambahan]]
5. [[Tari Indang]]
 
Seni tari tradisional [[Pencak Silat]] dari Minangkabau merupakan penggabungan dari gerakan tari dan seni beladiri khas Minang. Pencak Silat di Minangkabau memiliki beberapa aliran, diantara nya aliran [[Harimau Kumango]].Tarian ini biasanya sudah diajarkan kepada kaum pria di Minangkabau semenjak kecil hingga menginjak usia akil baligh (periode usia 6 hingga 12 tahun) untuk dijadikan bekal [[merantau]].Saat ini seni tari pencak silat sudah mendunia dengan terbentuk nya federasi pencak silat sedunia [[IPSF]] (''International Pencak Silat Federation'').
 
===Rumah Adat===
Rumah adat Sumatra Barat disebut [[Rumah Gadang]]. Rumah adat asli setiap tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini disebabkan oleh orang dahulu yang datang dari laut hanya tahu bagai mana membuat kapal. Rancangan kapal inilah yang ditiru dalam membuat rumah. Rumah adat jugat idaktidak memakai paku tapi memakai pasak kayu. Ini disebabkan daerah Sumatera Barat rawan terhadap [[gempa]], baik vulkanik maupun tektonik. Jika dipasak dengan kayu setiap ada gempa akan semakin kuat mengikatnya. {{fact}}
 
===Senjata Tradisional===
Baris 187 ⟶ 202:
Dalam dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan [[masakan Padang]] dan [[restoran Padang]]. Masakan Padang yang terkenal dengan citarasa yang pedas dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, dan dapat ditemukan juga di luar negeri.
 
Beberapa contoh makanan dari Sumatra Barat yang sangat populer adalah [[Rendang]], [[Sate Padang]] dan, [[Dendeng Balado]]., [[Ayam Pop]], dan [[Soto Padang]]
 
Selain itu, Sumatra Barat juga memiliki ratusan resep, seperti Galamai, Wajik, Kipang Kacang, Bareh Randang, Dakak-dakak, Rakik Maco, [[Karupuak Balado]] dan [[karupuakKarupuak Sanjai]].
Makanan ciri khas masing-masing [[kota]] dan [[kabupaten]] di Sumatra Barat untuk dijadikan buah tangan (oleh-oleh) adalah: [[Kota Padang]] terkenal dengan [[buah Bengkuang]] dan [[Karupuak Balado]], [[kota Padangpanjang]] terkenal dengan [[Sate]] nya, [[kota Bukittinggi]] dengan [[Karupuak Sanjai]], [[Kota Payakumbuh]] dengan Galamai dan Bareh Rendang, [[Kabupaten Tanah DatarAgam]] terkenal dengan Palai Rinuak dan Pensi, [[Kabupaten Pesisir Selatan]] dengan Rakik Maco, [[Kabupaten AgamTanah Datar]] dengan Lamang Limo Kaum dan Dakak-dakak Simabua -nya.
 
===Literatur===
Baris 205 ⟶ 220:
Bukti-bukti arkeologis yang dite­mukan di atas bisa memberi indikasi bahwa daerah-daerah sekitar [[Kabu­paten Lima Puluh Kota]] yang menempati sebagian besar [[luhak]] Lima puluh Koto merupakan daerah atau kawasan Minangkabau yang pertama dihuni oleh nenek moyang orang Su­matera Barat. Penafsiran ini rasanya ber­alasan, karena dari daerah Lima Puluh Koto ini mengalir beberapa sungai besar yang akhirnya bermuara di pantai timur pu­lau [[Sumatera]]. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana transportasi yang penting dari jaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.
 
Nenek moyang orang Minang­kabau diduga datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari daratan Asia (In­do-Cina) mengarungi [[Laut Cina Sela­tan]], menyeberangi [[Selat Malaka]] dan kemudian memudikimemudaki [[sungai Kampar]], [[Sungai Siak|Siak]], dan [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] (atau; Kuantan). Sebagian di antaranya tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta per­adaban mereka di sekitar Kabupaten 50 Koto sekarang.
 
Percampuran dengan para penda­tang pada masa-masa berikutnya me­nyebabkan tingkat kebudayaan mere­ka jadi berubah dan jumlah mereka ja­di bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka menyebar ke berba­gai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke daerah [[kabupaten Agam]] dan sebagian lagi sampai ke [[Kabupaten Tanah Datar]] sekarang. Dari sini penyebaran dilanjutkan lagi, ada yang sampai ke utara daerah [[Agam]], terutama ke daerah [[Lubuk Sikaping]], [[Rao]], dan [[Ophir]]. Banyak di antara me­reka menyebar ke bagian barat teruta­ma ke daerah pesisir dan tidak sedikit pula yang menyebar ke daerah selatan, ke daerah [[Solok]], [[Selayo]], sekitar Muara, dan sekitar daerah [[Sijunjung]].