Abraham Alex Tanuseputra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
REX (bicara | kontrib)
k kembalikan ke versi terakhir oleh REX
Baris 1:
[[Gambar:Abraham Alex Tanuseputra.jpg|250px|thumb|right|Pdt. Abraham Alex Tanuseputra]]
'''Pdt. Prof. Dr. Abraham Alex Tanuseputra, Ph.D.''' atau '''Pdt. Alex''' adalah seorang [[pendeta]] dan tokoh [[gereja]] di [[Indonesia]]. Ia merupakan pendiri dan Ketua Umum dari [[Sinode]] [[Gereja Bethany Indonesia]] untuk periode [[2003]]-[[2007]]. Orang ini sangat kontroversial karena sepak terjangnya banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Kristiani yang dia kotbahkan.
 
== Sejarah ==
Pdt. Alex lahir di [[Mojokerto]], [[1 Juni]] [[1941]], sebagai anak kedua dari empat bersaudara (seluruhnya laki-laki) dalam sebuah keluarga apoteker. Ayahnya meninggal tiga bulan setelah menjadi pemeluk [[Kristen]], sementara keluarga ibunya memang merupakan keluarga Kristen.
 
Tahun [[1954]], Alex Tanuseputra merupakan seorang pengusaha apotek yang melanjutkan usaha ibunya. Sebagai keluarga Kristen, Alex telah pergi ke Gereja tetapi selalu menghindar ketika ditawari untuk melayani. Dalam sebuah pelayanan oleh Pdt. Dzao Sze Kwang, ia [[nubuat|dinubuatkan]] akan menjadi Pelayan Tuhan. Nubuatan ini diteguhkan kemudian oleh Pdt. EB Stube.
 
Pada tahun [[1965]], ketika usaha apoteknya sedang kisruh dan hampir bangkrut, Alex menabrak seorang anak kecil. Anak kecil tersebut terluka sangat parah dan kematiannya tinggal menunggu waktu. Keluarga anak tersebut mengancam akan membunuhnya bila anak tersebut mati. Alex pergi ke sebuah [[gereja]] dan berdoa semalam-malaman dan bernazar bahwa ia akan menyerah dan menjadi Pelayan Tuhan jikalau anak tersebut sembuh dan hidup. Keajaiban terjadi dan anak yang sekarat itu kemudian berhasil dioperasi, sembuh, dan tetap hidup. Alex menyerahkan diri untuk melayani di gereja dan menjual hartanya, mendirikan 14 gedung gereja dan pos-pos penginjilan di [[Mojokerto]].
 
Pada tahun [[1977]], Pdt. Alex pindah ke [[Surabaya]] beserta seluruh keluarganya. Seluruh 14 gereja yang telah didirikannya diberikan kepada [[pendeta]] lainnya. Ia memulai kembali membangun jemaat yang diawali dari 7 orang keluarganya sendiri. Pdt. Alex kemudian bergabung di [[Sinode]] [[Gereja Bethel Indonesia]] yang memiliki sifat gereja lokal otonom.
 
Pada tahun [[1987]], sebuah gedung gereja di Jl. Manyar Rejo II/36-38 selesai dibangun. Pada saat itu, jemaat GBI yang digembalakannya telah mencapai 2.000 jiwa dari 7 orang pada tahun 1977. Pada tahun 1987 ini, diperkenalkan visi slogan "''Successful Bethany Families''". Pada tahun yang sama, tak lama setelah gedung GBI Bethany Jl. Manyar Rejo berdiri, Pdt. Alex memulai kembali visi pembangunan [[Graha Bethany]] di Jalan Nginden, [[Surabaya]]. Gedung ini selesai dibangun pada tahun [[2000]] dan memiliki kapasitas 20.000 orang jemaat. Gedung ini dianggap sebagai gedung gereja terbesar di [[Asia Tenggara]].
 
Tahun [[1988]] dan [[1989]], GBI Bethany memulai pembukaan cabang di Indonesia bagian Barat dan Timur (Bethany Barat dan Timur). GBI Bethany menjadi salah satu bagian jemaat terbesar dari [[Sinode]] [[Gereja Bethel Indonesia]] (GBI).
Baris 17:
Tahun [[1997]], Sinode [[GBI]] mengeluarkan keputusan bahwa nama-nama jemaat lokal (seperti Bethany, Tiberias, Mawar Saron, Rehobot, dan lain-lain) harus ditanggalkan dan digantikan dengan nama jalan di mana gereja lokal berdiri. Keputusan ini membawa kepada kerumitan bagi jemaat-jemaat lokal yang telah besar seperti Bethany dan yang lainnya. Banyak dari jemaat lokal yang belum mematuhi keputusan tersebut.
 
Tahun [[2000]], Sinode GBI kembali meneguhkan keputusan 1997 tentang penanggalan nama-nama jemaat lokal. Akhirnya, pada tahun [[2002]], GBI Bethany Barat (di bawah [[Niko Njotorahardjo|Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo]]) dan Timur (di bawah [[Timotius Arifin Tedjasukmana|Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana]]) menanggalkan nama Bethany. Sementara itu, Bethany Wilayah Indonesia Tengah (group Alex) menolak menurunkan nama Bethany dan Alex memicu kericuhan di tubuh sinode GBI (Bethel).
 
Tahun [[2003]], pada tanggal [[17 Januari]] [[2003]], Bethany Tengah secara resmi mengundurkan diri dari Sinode GBI dan mendirikan sebuah Sinode baru bernama Sinode [[Gereja Bethany Indonesia]]. Dalam titik ini, sebagian pendeta dari Bethany Barat dan Timur yang loyal kepada Pdt. Alex turut masuk ke dalam sinode baru ini. Sekalipun demikian, Pdt. Alex sendiri tetap menyatakan tidak masuk ke dalam Sinode Bethany dan tetap berdiri di Sinode GBI.
Dalam titik ini, sebagian pendeta dari Bethany Barat dan Timur yang loyal kepada Alex turut masuk ke dalam sinode baru ini. Sekalipun demikian, Alex sendiri tetap menyatakan tidak masuk ke dalam Sinode Bethany dan tetap berdiri di Sinode GBI. Keadaan ini sengaja dilakukan Alex untuk mengacaukan sinode GBI (Bethel).
Sikap Alex banyak yang menilai sebagai tindakan yang sangat tidak etis karena mendirikan sinode baru dengan singkatan yang sama yaitu GBI.
 
:Badan Pekerja Lengkap (BPL) Sinode GBI mengadakan rapat dan mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua Sinode, yang berujung pada pemecatan Pdt. Alex dari Sinode GBI. Tindakan akal-akalan Alex ini sangat tidak pantas dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya "pendeta".
 
:Bulan [[Juli]] [[2003]], setelah pemecatan tersebut, Pdt. Alex secara resmi diminta bergabung ke dalam Sinode Bethany yang baru.
Baris 34 ⟶ 32:
 
== Keluarga ==
Pdt. Alex menikah dengan Yenny Oentario pada [[23 Februari]] [[1963]], dan dikaruniai 3 orang anak, yaitu Pdt. Hanna Asti Tanuseputra atau Hanna Hadisiswantoro (kelahiran [[1963]]), Pdm. Aswin Tanuseputra ([[1964]]) yang juga dikenal suka berfoya-foya, dan Andrew Tanuseputra ([[1966]]) yang agak cacat mental. Suami dari Pdt. Hanna adalah Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. yang merupakan salah satu ketua bidang di Sinode Bethany. Dari putri pertamanya, Pdt. Alex mendapatkan 3 orang cucu, dan dari kedua putranya masing-masing 2 orang cucu. Ketiga orang anak dan menantu Pdt. Alex terlibat aktif dalam Gereja Bethany.
Semua Anak-anak Hana sekolah di Perth dan menikmati kehidupan seperti anak-anak miliuner.
Keluarga ALex ini menikmati kehidupan yang sangat mewah karena pekerjaannya sebagai pendeta, padahal masih puluhan juta penduduk Indonesia yang masih hidup jauh dibawah garis kemiskinan.
 
 
== Gelar akademis ==
Tahun [[1988]], Pdt. Alex mendapatkan gelar ''[[Doctor of Philosophy]]'' dari [[International Christian University]], [[Amerika Serikat]], dengan [[tesis]] berjudul "Hak dan Kuasa Mencipta Oleh Orang Percaya dan Lahir Baru". Tesis dalam bahasa Indonesia tetapi gelarnya diperoleh dari Amerika serikat.
 
Tahun [[1995]], dianugerahi gelar ''[[Doctor of Divinity]]'' dari [[Lee College]], [[Cleveland]], [[Amerika Serikat]]. Beberapa sumber pernah mencek ke Lee College dan institusi ini membantah pernah memberi gelar kepada Alex.
 
Tahun [[1995]], dianugerahi gelar ''[[Doctor of Divinity]]'' dari [[Lee College]], [[Cleveland]], [[Amerika Serikat]]. Beberapa sumber pernah mencek ke Lee College dan institusi ini membantah pernah memberi gelar kepada Alex.
Pada [[2 Juli]] [[2004]], dikukuhkan sebagai [[Profesor]] dari ''[[Trinity Crown International University]]'' (TCIU), dengan disertasi "''In Christian Leadership''". University ini sulit dilacak existensinya.
 
Pada [[2 Juli]] [[2004]], dikukuhkan sebagai [[Profesor]] dari ''[[Trinity Crown International University]]'' (TCIU), dengan disertasi "''In Christian Leadership''". University ini sulit dilacak existensinya.
Semua gelar-gelar yang Alex peroleh ini berasal dari universitas gurem yang existensinya dipertanyakan. Alex sendiri tidak menguasai bahasa Inggris tapi semua gelar-gelarnya diperoleh dari Amerika serikaat. Sebuah situasi yang cukup membuat alis mata berkerut.
 
{{kotak mulai}}