John H. McGlynn: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19:
Maka bersama dengan beberapa penulis terkenal Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, Umar Kayam, dan Subagio Sastrowardoyo, ia mendirikan Yayasan Lontar pada tanggal 28 Oktober 1987. <ref name="JPost"/> Nama Lontar dipilih karena nama ini memiliki arti istimewa dalam budaya Indonesia : daun lontar dikeringkan, dipotong, dan diawetkan untuk menjadi bahan mentah berbagai manuskrip literer.<ref name="Kayon"/> Selain itu lontar juga bisa berarti melempar; dalam hal ini “melempar” atau melontarkan gagasan-gagasan kebudayaan Indonesia ke dunia luar. <ref name="Dewi"/> Tanggal 28 Oktober dipilih karena makna simbolisnya sebagai Hari Sumpah Pemuda, memperingati momentum lahirnya bangsa Indonesia pada tahun 1928 dengan ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.<ref name="Kayon"/> Yayasan nirlaba ini bertujuan untuk mempromosikan sastra dan kebudayaan Indonesia ke dunia luar.<ref name="Dewi"/>
Ia telah menerjemahkan atau mengedit hampir 100 karya penulis Indonesia <ref name="JPost2"/>. Yang paling berkesan baginya adalah terjemahan dari karya-karya Pramoedya Ananta Toer, terutama The Mute's Soliloquy, yang merupakan terjemahan dari kumpulan esai dan surat-surat Pramoedya, ditambah dengan hasil wawancaranya dengan pengarang tersebut. Karena faktor politik buku dan pengarang tersebut, John menggunakan nama samaran Willem Samuels.<ref name="Words"/>
|