John H. McGlynn: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
| death_place =
| resting_place =
| occupation = Editor
| language =
| nationality =
| ethnicity =
| citizenship =
| education = M.A., Southeast Asian Studies, University of Michigan, Ann Arbor (1981);
B.A., Southeast Asian Studies, University of Wisconsin, Madison (1975).
Baris 23:
| subject =
| movement =
| notableworks = The Mute’s Soliloquy, a memoir by Pamoedya Ananta Toer (1999) as Translator and Editor, Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia (1996) as Co-Editor,
| spouse =
| partner =
Baris 38:
'''John H. McGlynn''' adalah seorang penerjemah dan editor berkebangsaan [[Amerika]] yang telah tinggal di [[Indonesia]] sejak 1976. <ref name="Words">
{{cite web |url= http://wordswithoutborders.org/contributor/john-h.-mcglynn |title= John H. McGlynn, Contributors:Translator |first= |last= |author= |authorlink= |coauthors= |date= |month= |year= |work= |publisher=Words Without Borders |location= |page= |pages= |at= |language=Inggris |trans_title= |format= |arxiv= |asin= |bibcode= |doi= |doibroken= |isbn= |issn= |jfm= |jstor= |lccn= |mr= |oclc= |ol= |osti= |pmc = |pmid= |rfc= |ssrn= |zbl= |id= |archiveurl= |archivedate= |deadurl= |accessdate=19 Juni 2012 |quote= |ref= |separator= |postscript=}}</ref> Ia menggunakan nama samaran '''Willem Samuels'''. <ref name="Words"/>
John dilahirkan pada tahun 1952 dari keluarga besar petani yang erat <ref name="JPost">{{cite news |title=McGlynn has no regrets in life |first=Tantri | last=Yuliandini | work=The Jakarta Post | date= Oct 28, 2002 |page = 20 | accessdate= |languange=Inggris}}</ref> di [[Cazenovia, Milwaukee]], [[USA]] <ref name="Dewi">{{cite news | title=John H. McGlynn : Melontar Budaya Indonesia ke Mancanegara | first=Ign. | last=Haryanto | url= | work=Majalah Dewi | date=Desember 1994|pages= 158-160| accessdate=}}</ref>, kota kecil berpenduduk 300 orang, sebagai anak keenam dari sepuluh bersaudara <ref name="JJ">{{cite news | title=John Hubert McGlynn : Wayang | first= | last= | url= | work=Jakarta Jakarta | date=19 Maret 1989|pages= | accessdate=}}</ref>. Cita-cita masa kecilnya bervariasi, mulai dari menjadi petugas pemadam kebakaran sampai menjadi [[arsitek]] bahkan menjadi [[dalang]]. <ref name="JPost2">{{cite news | title=John McGlynn: Taking literature far and beyond | first= Stevie| last= Emilia | url=http://www.thejakartapost.com/news/2008/04/21/john-mcglynn-taking-literature-far-and-beyond.html | work=The Jakarta Post |date=22 April 2008|page= 24 |accessdate=19 Juni 2012|language=Inggris}}</ref>. Orangtuanya sangat menghargai pendidikan dan menginginkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang baik.<ref name="JPost"/>
Awal mula ketertarikannya terhadap seni dan budaya [[Indonesia]] adalah melalui [[wayang kulit]] yang diperkenalkan oleh seorang guru desainnya ketika ia menuntut ilmu di [[Universitas Wisconsin]], [[Madison, Amerika Serikat]] ([[jurusan seni]]) pada awal tahun 1970-an.<ref name="FarEast">
{{cite news |title=Keeping Their Words : Translator gathers and preserves a young nation’s cultural heritage |author= |first=Vaudine |last=England |url= |work=The Far Eastern Economic Review |publisher= |date= May 30, 1996|page=62|pages= |at= |accessdate= |language=Inggris}}</ref>
Pada saat itu ia mencoba merancang [[wayang kulit]] ala negara asalnya, dengan mengambil tokoh-tokoh dari [[Kitab Suci]] dan dari dongeng [[Barat]]. Tetapi bagaimana cara memainkan [[wayang kulit]] tersebut merupakan misteri baginya. <ref name="Dewi"/> Setelah pertemuannya dengan seorang [[dalang]] yang mengajar di [[Seattle]], ia memutuskan untuk mengunjungi [[Indonesia]], negara asal [[wayang kulit]] tersebut. <ref name="Dewi"/>
Untuk mengerti lebih jauh [[mengenai wayang]] <ref name="FarEast"/>
dan mempersiapkan diri untuk kunjungannya ke [[Indonesia]], ia mulai belajar [[bahasa Indonesia]] dengan mengambil [[Studi Asia Tenggara]] di universitasnya <ref name="JGlobe">
{{cite news |title=Lontar's John McGlynn Translates a Love of Literature |author= |first= Katrin|last=Figge |url=http://www.thejakartaglobe.com/home/lontars-john-mcglynn-translates-a-love-of-literature/359650 |work=The Jakarta Globe |publisher= |location= |isbn= |issn= |oclc= |pmid= |pmd= |bibcode= |doi= |id= |date= February 19, 2010|page= |pages= |at= |accessdate=19 Juni 2012 |language=Inggris }}</ref>
pada tahun 1973.<ref name="JPost"/>
Dari salah seorang pengajarnya, Tunggul Siagian, ia mulai mengenal [[kesusastraan Indonesia]]. <ref name="JPost"/> Setelah lulus pada tahun 1976, ia mendapatkan beasiswa dari [[U.S. Department of Education]] dan berangkat ke [[Malang, Jawa Timur]] dan tinggal di sana selama tiga bulan, <ref name="Kayon">{{cite news |title=Translating Indonesia's Soul|first= |last= |url= |work=The Kayon:The American Women's Association of Indonesia |date=Holiday 2011 |accessdate= | pages=28–29}}</ref> lalu pindah ke [[Jakarta]] untuk belajar [[Bahasa dan Sastra Indonesia]] pada [[Universitas Indonesia]].<ref name="JPost"/> Pada tahun 1979 ia kembali ke [[Amerika]] <ref name="Dewi"/> untuk menyelesaikan gelar [[Master]] di bidang [[Sastra Indonesia]] pada [[Universitas Michigan, Ann Arbor]]<ref name="Kayon"/> dan kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1981.<ref name="Dewi"/>
Melalui keterlibatannya dengan [[sastra]] dan aktivitasnya menonton pertunjukan budaya di [[Taman Ismail Marzuki]] <ref name="JGlobe"/> , ia mulai bergaul dengan para penulis dan seniman Indonesia seperti penyair [[Sapardi Djoko Damono]] dan penulis [[Goenawan Mohamad]]. <ref name="JPost"/>
Dalam periode 1976 – 1987 ia bekerja sebagai penerjemah lepas untuk [[U.S. Department of State]], [[Perusahaan Film Negara]], [[Dewan Film Nasional]], [[Kementerian Penerangan]], [[survey ekonomi]], dan [[analisa politik]]. Tetapi ia tetap berhasrat bekerja purna waktu untuk [[kesusastraan]]. <ref name="JPost"/>
Maka bersama dengan beberapa penulis terkenal [[Goenawan Mohamad]], [[Sapardi Djoko Damono]], [[Umar Kayam]], dan [[Subagio Sastrowardoyo]], ia mendirikan [[Yayasan Lontar]] pada tanggal 28 Oktober 1987. <ref name="JPost"/> Nama [[Lontar]] dipilih karena nama ini memiliki arti istimewa dalam [[budaya Indonesia]] : daun lontar dikeringkan, dipotong, dan diawetkan untuk menjadi bahan mentah berbagai manuskrip literer.<ref name="Kayon"/> Selain itu lontar juga bisa berarti melempar; dalam hal ini “melempar” atau melontarkan gagasan-gagasan [[kebudayaan Indonesia]] ke dunia luar. <ref name="Dewi"/> Tanggal 28 Oktober dipilih karena makna simbolisnya sebagai [[Hari Sumpah Pemuda]], memperingati momentum lahirnya [[bangsa Indonesia]] pada tahun 1928 dengan ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.<ref name="Kayon"/> Yayasan [[nirlaba]] ini bertujuan untuk mempromosikan [[sastra dan kebudayaan Indonesia]] ke dunia luar.<ref name="Dewi"/>
Ia telah menerjemahkan atau mengedit hampir 100 karya penulis Indonesia <ref name="JPost2"/>. Yang paling berkesan baginya adalah terjemahan dari karya-karya Pramoedya Ananta Toer, terutama The Mute's Soliloquy, yang merupakan terjemahan dari kumpulan esai dan surat-surat Pramoedya, ditambah dengan hasil wawancaranya dengan pengarang tersebut. Karena faktor politik buku dan pengarang tersebut, John menggunakan nama samaran Willem Samuels.<ref name="Words"/>
|