Kesultanan Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hans wibowo (bicara | kontrib)
k bendera cirebon
Baris 14:
|event_start = Pangeran Walangsungsang naik tahta dengan gelar "Cakrabuana"
|event_end = Perpecahan Kesultanan Cirebon menjadi Kasepuhan dan Kanoman
|image_flag = Flag_of_Cirebon_Sultanate.jpg
|image_coat =
|symbol_type =
Baris 62:
 
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan [[Kesultanan Banten]] serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti [[Majalengka]], [[Kuningan]], [[Kawali]] (Galuh), [[Sunda Kelapa]], dan [[Banten]].
 
Sayangnya sepeninggal Sunan Gunung Jati,terjadi masalah suksesi di Cirebon. Maulana Hasanuddin yang seharusnya menjadi penerus Cirebon, ditempatkan sebagai di Banten atas kehendak ayahnya lalu,kemudian memisahkan diri dari Cirebon,sementara Pangeran Pasarean yang berada di urutan kedua penerus tahta malah meninggal karena dibunuh oleh Arya Penangsang dalam misi Perdamaian di Kesultanan Demak. Maka kekosongan tahta selama 3 tahun diisi oleh Fatahillah sebagai pejabat sementara Sultan Cirebon.
 
=== Fatahillah (1568-1570) ===
Baris 69 ⟶ 67:
 
=== Panembahan Ratu I (1570-1649) ===
Sepeninggal Fatahillah, oleh karena tidak ada calon lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Emas putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun.
Panembahan Ratu adalah cicit Sunan Gunung Jati, ia memeritnah selama 79 tahun. Pada masa pemerintahnnya, ia menyaksikan lahirnya Kerajaan Mataram dan berakhirnya kekuasaan Sultan Pajang pada tahun 1586. Ia juga menyaksikan kedatangan Belanda pada tahun 1596, berdirinya VOC, dan Batavia. Diberitakan bahwa Senapati, pendiri Mataram telah membantu Cirebon dalam memperkuat benteng yang mengelilingi kota. Panembahan Ratu, dipastikan juga menyaksikan pertempuran antara Mataram dengan VOC di Batavia pada masa kejayaan Sultan Agung.
 
Ada satu peristiwa yang memedihkan hati, yaitu Cirebon berperang dengan Kerajaan Sumedang Larang karena Isteri kedua Panembahan Ratu,yaitu Ratu Harisbaya yang berasal dari Madura, kawin lari dengan Prabu Geusan Ulun (Isteri Pertama Panembahan Girilaya adalah Rara Pajang,anak Sultan Hadiwidjaja/Jaka Tingkir). Hasil dari Peperangan ini adalah Cirebon bersedia melupakan masalah ini,sebagai gantinya wilayah Majalengka harus diserahkan pada Cirebon.Padahal sesungguhnya perang itu hanyalah taktik Arya Pangiri yang telah kehilangan kekuasaan sebagai Sultan Pajang untuk mengadu domba kerajaan-kerajaan di Pasundan supaya tidak menyaingi Hegemoni Jawa.
 
Panembahan Ratu juga dikenal sebagai orang yang taat dan sholeh,ia mengucapkan selamat kepada Sultan Agung Hanyokrokusumo atas prestasinya menaklukan Jawa Timur dan Sultan Agung amat menghormati orang Cirebon karena lebih dulu memeluk Islam, bahkan Sultan Agung memperistri seorang Puteri Cirebon dan memulai pembangunan Makan Girilaya & Imogiri dengan mencontoh bentuk Makan Astana Gunung Sembung. Panembahan Ratu wafat pada Usia 102 tahun dan digantikan oleh cucunya,Panembahan Girilaya
 
=== Panembahan Ratu II (1649-1677) ===
Setelah Panembahan Ratu I meninggal dunia pada tahun 1649, pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam atau Panembahan Adiningkusumah meninggal lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II.
 
Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu [[Kesultanan Banten]] dan [[Kesultanan Mataram]]. [[Banten]] merasa curiga sebab Cirebon dianggap lebih mendekat ke [[Mataram]] ([[Amangkurat I]] adalah mertua Panembahan Girilaya). Mataram dilain pihak merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan [[Sultan Ageng Tirtayasa]] dari Banten adalah sama-sama keturunan Pajajaran. Kondisi ini memuncak dengan meninggalnya Panembahan Girilaya di Kartasura dan ditahannya Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya di Mataram.
Panembahan Girilaya menikah dengan Putri [[Susuhunan Amangkurat I]] (putra [[Sultan Agung Hanyokrokusumo]]) dan ia menghabiskan sebagian hidupnya di [[Mataram]]. Sementara Pemerintahan di Cirebon dipegang oleh putra bungsunya,Wangsakerta.
Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu [[Kesultanan Banten]] dan [[Kesultanan Mataram]]. [[Banten]] merasa curiga sebab Cirebon dianggap lebih mendekat ke [[Mataram]] ([[Amangkurat I]] adalah mertua Panembahan Girilaya). Mataram dilain pihak merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan [[Sultan Ageng Tirtayasa]] dari Banten adalah sama-sama keturunan Pajajaran.
Amangkurat I yang berambisi menguasai Banten memanfaatkan Panembahan Girilaya untuk menyerang Banten dalam “Perang Pagarage” yang berujung pada kekalahan [[Cirebon]],tewasnya Putra Mahkota Banten yaitu Abul Maali Ahmad serta pemutusan hubungan diplomatic [[Banten dengan Cirebon]].
[[Amangkurat I]] merasa kecewa atas inkompetensitas menantunya dan ia membuat tuduhan palsu bahwa Panembahan Girilaya telah berkhianat terhadap Mataram,akhirnya Panembahan Girilaya dieksekusi. Sementara kedua anaknya yaitu Pangeran Mertawijaya & Kertawijaya disandera selama 10 tahun di Mataram
 
Panembahan Girilaya adalah [[menantu]] [[Sultan Agung Hanyakrakusuma]] dari [[Kesultanan Mataram]]. Makamnya di [[Jogjakarta]], di bukit Girilaya, dekat dengan makam raja raja Mataram di [[Imogiri, Bantul|Imogiri]], [[Kabupaten Bantul]]. Menurut beberapa sumber di Imogiri maupun Girilaya, tinggi makam Panembahan Girilaya adalah sejajar dengan makam Sultan Agung di Imogiri.
 
== Terpecahnya Kesultanan Cirebon ==