Belitang, Ogan Komering Ulu Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hendyds (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
{{rujukan}}
{{kecamatan
|nama=Belitang I
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Ogan Komering Ulu Timur
Baris 12:
|provinsi=Sumatera Selatan
}}
'''Belitang''' adalah sebuah [[kecamatan]] Belitang ( bukan belitong)adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Belitang berjarak sekitar 200-an km dari Ibu Kota propinsi, Kota Palembang. Kecamatan Belitang beribu kota di Gumawang. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terbentuk berdasarkan UU Nomor 37 tahun 2003 merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan ibukota Martapura. Luas wilayah kabupaten Ogan Komering Ulu Timur seluas 3370 Km 2 terdiri dari 16 kecamatan dengan jumlah penduduk 575.410 jiwa dengan kepadatan rata-rata 107 jiwa/km 2 , yang sebagian besar merupakan masyarakat transmigran kurang lebih mencapai 60 % yang telah ditempatkan sejak kolonisasi di kawawan Belitang pada tahun 1936 yang terdiri dari 137 UPT dengan jumlah transmigran sebanyak 45.067 KK (175.530 jiwa). Belitang di lalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk Belitang, bendungan tersebut diberi nama Bendungan Komering (BK). Sebutan yang kemudian digunakan juga untuk memberi nama daerah-daerah yang dibagi bendungan tersebut. Tak ada keterangan yang jelas dan resmi, mengapa daerah ini dinamakan Belitang. Konon, pada masa lampau, Belitang banyak pohon dan akar pohon yang membelit-melintang. Kata "belit-melintang" ini yang kemudian digunakan untuk menamakan daerah Belitang.
'''Belitang I''' adalah sebuah [[kecamatan]]Belitang ( bukan belitong )
adalah sebuah kecamatan
yang terletak di kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU)
Timur, provinsi Sumatera
Selatan. Sekitar 3-4 jam dari
kota Palembang . Kecamatan
Belitang beribu kota di
Gumawang. Pada awalnya
Belitang termasuk dalam
wilayah Kabupaten OKU,
namun semenjak adanya
pemekaran wilayah, Belitang
masuk ke wilayah OKU Timur
pada tanggal 18 Desember
2003.
Belitang di lalui oleh saluran
irigasi buatan yang terbagi
dalam beberapa bendungan.
Oleh penduduk Belitang,
bendungan tersebut diberi
nama Bendungan Ilir ( BK ).
Sebutan yang kemudian
digunakan juga untuk
memberi nama daerah -
daerah yang dibagi
bendungan tersebut.
Tak ada keterangan yang jelas
dan resmi, mengapa daerah
ini dinamakan Belitang.
Konon, pada masa lampau,
Belitang banyak pohon dan
akar pohon yang membelit -
melintang. Kata "belit -
melintang" ini yang kemudian
digunakan untuk menamakan
daerah Belitang.
Pada masa orde baru,
Belitang terkenal sebagai
penghasil padi. Ribuan hektar
dari wilayah Belitang ditanami
padi. Belitang pun menjadi
penyangga stok beras
provinsi Sumatera Selatan.
Beberapa pejabat teras negeri
ini pernah mampir ke
Belitang. Dari Pak Harmoko
sampai dengan mantan
presiden RI, Alm. Suharto.
Hal ini sempat berlanjut di
masa reformasi, ketika
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sempat mampir
dan sholat jum'at bersama di Masjid Agung
Gumawang.
Kemajuan pertanian di
Belitang didukung dengan
adanya saluran irigasi yang
sudah ada sejak jaman
kolonial Belanda. Saluran
irigasi ini berasal dari sungai
komering,saluran ini terdiri dari BK(BENDUNGAN KOMERING) 6- BK10, salah satu sungai
terbesar di provinsi Sumatera
Selatan. Dengan fasilitas
pertanian yang memadai dan
daerah yang luas, wajar jika
Belitang menjadi daerah
tujuan transmigrasi.
Atas prestasi kemajuan yang
dicapai, pada tanggal 17
Januari 2007, menteri tenaga
kerja dan transmigrasi yang
diwakili oleh Dirjen P2MK,
meresmikan Belitang sebagai
Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Belitang dinilai layak untuk
menjadi KTM, karena telah
memiliki sarana dan
prasarana yang memadai.
Daerah ini telah dilengkapi
dengan pasar yang lengkap,
bank ( BRI, Bank Sumsel dan
Bank Danamon ), rumah sakit
(RSU dan RS. Charitas),
sekolah yang memadai,seperti SD N 3 GUMAWANG,SMP N 1 BELITANG dan SMA N 1 BELITANG ataupun SMA XAV. 1 BELITANG,yang sudah di kenal kalangan luas
angkutan umum ke kota -
kota besar (Palembang,
Lampung, Jakarta, Jogya,
Solo, dll), telekomunikasi
yang memadai, tempat wisata seperti WATERBOOM BK 9 & BK 13,TAMAN SINGA APORE,SAWAH YANG MEMBENTANG LUAS,DAN JUGA BK
Kini Belitang tak hanya
mengandalkan padi sebagai
sumber pokok, tercatat karet
sebagai komoditas yang mulai
menyaingi "popularitas" padi.
Harga karet yang melambung
tinggi di tahun 2008
menjadikan petani karet
makin makmur. Akhasil, ini
membawa perubahan bagi
kemajuan Belitang. Kegiatan
ekonomi makin mengeliat.
Jangan heran jika melihat HP
nokia Lumia ,Black Berry ,Android atau bahkan i Phone ,I pad mahal
lainnya bukan barang langka
di Belitang. Bahkan
kendaraan yang "bertebaran"
makin "wah". Avanza, inova,
avp, nissan, bukanlah mobil
langka di Belitang. Meskipun
sempat terkena dampak krisis
global, harga karet yang
turun, saya tetap optimis
akan kemajuan Belitang.
Bukan dari ekonomi saja,
namun juga dari pendidikan.
Patokannya, banyak putra -
putri Belitang yang menimba
ilmu di "luar" dan kemudian
kembali ke Belitang dengan
segudang ilmu.
 
Pada masa orde baru, Belitang terkenal sebagai penghasil padi. Ribuan hektar dari wilayah Belitang ditanami padi. Belitang pun menjadi lumbung pangan (beras) Provinsi Sumatera Selatan bahkan Nasional. Hampir seluruh Presiden di Negeri ini pernah melakukan Panen Raya di Belitang, mulai dari Bapak Soeharto, Ibu Megawati Soekarno Putri, hingga Presiden kita sekarang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Tahun 2005 yang lalu. Kemajuan bidang pertanian di Belitang tidak terlepas dari peran aktif Penyuluh Pertanian yang senantiasa memberikan penyuluhan kepada para petani. Selain itu, hal lain yang ikut mendukung adalah adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari Sungai Komering, salah satu sungai di wilayah provinsi Sumatera Selatan yang berhulu di Sungai Musi. Dengan fasilitas pertanian yang memadai dan daerah yang luas, wajar jika Belitang menjadi daerah tujuan transmigrasi. Atas prestasi kemajuan yang dicapai, pada Tanggal 17 Januari 2007, menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM).
{{Belitang I, Ogan Komering Ulu Timur}}
 
Belitang dinilai layak untuk menjadi KTM, karena telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Daerah ini telah dilengkapi
dengan pasar yang lengkap, bank (BRI, Bank Sumsel Babel, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, dan BNI '45 ), rumah sakit (RSUD dan RS. Charitas), sekolah-sekolah standar nasional (SSN) yang memadai, SMP N 1 BELITANG dan SMA N 1 BELITANG, yang sudah di kenal kalangan luas angkutan umum ke kota - kota besar (Palembang, Lampung, Jakarta, Jogya, Solo, dll), telekomunikasi yang memadai. Kini Belitang tak hanya mengandalkan padi sebagai sumber pokok, tercatat karet sebagai komoditas yang mulai menyaingi "popularitas" padi. Harga karet yang melambung tinggi di tahun 2008 menjadikan petani karet makin makmur. Akhasil, ini membawa perubahan bagi kemajuan Belitang. Kegiatan ekonomi makin mengeliat.
 
{{Belitang, Ogan Komering Ulu Timur}}
{{Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur}}
{{kecamatan-stub}}