Hadramaut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Pada masa pasca-Muhammad, kebanyakan dari mereka memeluk Islam dan menjadi pedagang dan petualang yang menghubungkan antara bagian timur benua [[Afrika]] ([[Sudan]], [[Somalia]], [[Eritrea]]) dengan bagian selatan benua [[Asia]] ([[India]], [[Indonesia]]); dengan demikian menjadi pelaku [[Jalur Sutera]] laut.
 
Di Hadramaut juga tersebar ribuan keturunan Rasulullah yang berhijrah dari Makkah, dalam tujuan menghindari kekacauan yang ada di Makkah dan Madinah karena kaum Qaramitha yang ekstrem. Semula tanah Hadramaut penuh dengan kaum [[Khawarij]] dan Syi'ah Zaidiyyah, tapi berkat dakwah para [[sayyid]] yang berhijrah ke Hadramaut, para [[Khawarij]] berputar haluan ke madzhab Sunni Syafi'i. Keturunan Rasulullah di Hadramaut biasanya adalah keturunan Sayyidina Husein yang melewati jalur nasab Sayyid 'Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al Muhajir ila Allah bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi al Huseini disebut Bani 'Alawi ([[Ba'alawi]]) atau [[Alawiyyin]]. Dan mereka, banyak yang berhijrah ke Nusantara.
 
Kebanyakan dari mereka berdagang dengan mengikuti arah angin barat dan timur. Hal inilah yang memaksa mereka menunggu selama beberapa bulan sebelum mereka kembali ke kampung halaman mereka. Selama masa penungguan inilah interaksi antara mereka dengan penduduk asli terjadi. Sebagian di antara para pedagang itu berdakwah dan juga menikahi gadis-gadis pribumi dan kebanyakan dari mereka menetap di sana.
 
Sebagian besar kaum keturunan [[Bangsa Arab|Arab]] di [[Indonesia]] umumnya berasal dari wilayah ini. Ini dapat ditelusuri dari nama-nama marga mereka, seperti '''''[[Al Amri]]'', ''Alaydrous'', ''Badjubier'', ''[[Bawazier]]'', ''[[Al Khered]]'', ''[[Al Kaff]]'', ''[[Al Aththas]]'', ''[[Al Kathiri]]'', ''[[Bin Zagr]]'', ''[[Bin Abdat]]'', ''[[Sungkar]]'', ''[[Al Habsyi]]'', dan lain sebagainya.'''