Kota Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 86:
Kata "Bandung" berasal dari kata ''bendung'' atau ''bendungan'' karena terbendungnya [[sungai Citarum]] oleh [[lava]] [[Gunung Tangkuban Perahu]] yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut ''perahu bandung'' yang digunakan oleh Bupati Bandung, [[R.A. Wiranatakusumah II]], untuk melayari [[Ci Tarum]] dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]].
 
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda [[Sangkuriang]] merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya [[Gunung Tangkuban Perahu]], lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama [[SangkyangSanghyang Tikoro]]. [[Tikoro]] adalah kata bahasa Sunda yang artinya "tenggorokan" dan memang bentuk gua tersebut ada kemiripannya dengan lubang tenggorokan. Lubang ini terbentuk secara alamiah karena air di danau Bandung pada jaman dulu terus-menerus melarutkan dan akhirnya membentuk sebuah lubang gua pada kaki bukit yang mengandung zat kapur tersebut.
 
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.