Wayang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jerambam (bicara | kontrib)
Baris 38:
* [[Wayang Cupak]]
* [[Wayang Beber]]
'
'
Kisah Mahabharata diawali dg pertemuan antara Raja Sentanu dan Dewi Gangga yg cantik jelita. Sentanu ingin menikahi Dewi Gangga, namun Dewi Gangga mengajukan syarat, a.l. tdk akan menghalangi apapun yg Dewi Gangga lakukan. Sentanu menyanggupi. Dari pernikahan mereka, Dewi Gangga melahirkan banyak anak, namun setiap anak yg lahir ditenggelamkannya di sungai Gangga. Sentanu tak kuasa berbuat apa2 krn sumpahnya. Namun ketika Dewi Gangga akan menenggelamkan anaknya yg ke-8, Sentanu tak bisa lagi menahan amarah. Krn Sentanu melanggar janji, Dewi Gangga pun pergi membawa sang anak. Kelak anak tersebut dikembalikan kepada Sentanu. Anak itu bernama Dewabrata.
 
Bertahun2 kemudian, Raja Sentanu bertemu dg seorang wanita. Terpesona oleh kecantikan dan keharumannya (molto kali), Sentanu meminang wanita bernama Setyawati tsb. Sang ayah mengajukan syarat: jika Setyawati melahirkan anak laki2, maka anak itu harus menjadi putra mahkota. Sentanu tdk bisa menerima syarat itu krn dia begitu menyayangi Dewabrata. Singkat cerita, Dewabrata berhasil mengetahui penyebab kesedihan sang ayah. Dewabrata pun mendatangi ayah Setyawati. Dewabrata bersumpah, jika Setyawati melahirkan anak laki2 maka anak itu akan dinobatkan jadi raja. Namun ayah Setyawati masih khawatir kelak keturunan Dewabrata akan menggulingkan tahta cucunya. Akhirnya Dewabrata bersumpah tdk akan menikah seumur hidupnya. Ketika Dewabrata mengucapkan sumpah itu, para dewa menaburkan bunga dan terdengar suara mengelu2kan: "Bhisma... Bhisma...". Sejak itu, Dewabrata dikenal dg nama Bhisma.
 
Dari pernikahannya dg Setyawati, Sentanu memiliki 2 orang putra: Chitrangada dan Wicitrawirya. Ketika Chitrangada tewas dlm peperangan, adiknya dinobatkan menjadi pengganti krn Chitrangada tdk memiliki anak. Ketika Raja Kasi mengadakan sayembara utk mencari suami bagi putri2nya, Bhisma datang utk mencarikan istri bagi Wicitrawirya yg telah dewasa. Bhisma berhasil mengalahkan lawan2nya dan memboyong Amba, Ambali dan Ambalika. Amba sebenarnya kekasih Raja Salwa, namun krn Salwa kalah dari Bhisma, maka Amba harus mengikuti Bhisma. Wicitrawirya akhirnya menikahi Ambali dan Ambalika. Dari Ambali, Wicitrawirya memiliki anak bernama Destarata, sedangkan dari Ambalika, Pandu. Amba tdk menikah dan mendendam pada Bhisma. Setelah melakukan tapa brata, Amba menceburkan diri ke dlm api dan terlahir kembali menjadi Srikandi, yg kelak membunuh Bhisma.
 
Destarata menikah dg Dewi Gandari dan menurunkan para Kurawa, sementara Pandu menikah dg Dewi Kunti dan Dewi Madri, menurunkan para Pandawa. Buku ini menceritakan Kunti dlm bab tersendiri. Sura, kakek Krishna, memiliki seorang putri bernama Pritha. Krn sepupu Sura, Kuntibhoja, tdk memiliki anak, maka Pritha diangkat anak. Sejak itu Pritha dikenal sbg Dewi Kunti. Suatu ketika datang seorang Resi bernama Resi Durwasa dan tinggal cukup lama di kediaman Kuntibhoja. Krn kebaikan Kunti, sang Resi memberikan mantra utk memanggil dewa dan memiliki keturunan dg Dewa tsb. Kunti yg masih gadis mencoba mantra itu dan Batara Surya pun muncul dihadapannya. Lalu Kunti hamil. Ketika lahir, sang bayi dihanyutkan di sungai dan ditemukan oleh sais kereta. Anak tsb adalah Karna.
 
Pandu yg menikah dg Dewi Kunti dan Dewi Madri, suatu ketika berburu ke hutan dan memanah seekor rusa jantan. Si rusa ternyata jelmaan seorang Resi yg sedang bercengkrama dg istrinya. Dlm keadaan sekarat sang Resi mengutuk: Pandu akan menemui ajalnya saat olah asmara (begitu kt buku :D). Pandu lalu mengasingkan diri di hutan bersama kedua istrinya. Kunti menceritakan ttg mantra pemberian Resi Durwasa. Pandu pun meminta kedua istrinya utk menggunakan mantra itu agar memiliki keturunan. Maka lahirlah Yudhistira, Bima dan Arjuna dari Dewi Kunti, Nakula dan Sadewa dari Dewi Madri. Hingga pada suatu ketika Pandu menemui ajalnya krn bermesraan dg Dewi Madri. Krn merasa berdosa, Dewi Madri terjun ke dlm api yg membakar suaminya. Para pertapa lalu membawa Kunti dan Pandawa kembali ke Hastinapura.
 
Pandawa dan Kurawa tumbuh bersama di Hastinapura. Melihat keperkasaan Bima, ketangkasan Arjuna dan seruan penduduk yg mengatakan Yudhistira layak menjadi raja, api kedengkian membakar Duryudana. Bersama Karna dan Sengkuni, ia merencanakan utk membunuh Pandawa. Duryudana berhasil membujuk ayahnya utk mengirim Pandawa ke Waranawata. Disana Pandawa dan Dewi Kunti di istana yg telah dibangun atas perintah Duryudana dari bhn2 yg mudah terbakar. Namun penasihat istana, Widura, mengetahui rencana jahat Duryudana dan memperingatkan Yudhistira. Widura pun telah memerintahkan seseorang utk menggali terowongan. Maka ketika istana tersebut terbakar habis, Pandawa lari ke hutan melalui terowongan. Rakyat Waranawata mengabarkan pada Hastinapura bhw tempat peristirahatan Pandawa terbakar habis.
 
Ketika dlm penyamaran, Pandawa mendengar ttg sayembara utk memperebutkan Drupadi, putri Raja Panchala. Ketika semua orang gagal, trmsk Karna, muncullah brahmana muda yg tanpa keraguan melepaskan 5 anak panah secara berurutan dan tepat pada sasaran. Brahmana itu adalah Arjuna. Para Pandawa pun menikahi Drupadi.
 
Atas nasihat Bhisma dan Widura, Destarata membagi kerajaan menjadi 2 ketika para Pandawa kembali ke Hastinapura. Sejak itu para Pandawa memerintah Indraprasta. Melihat Pandawa yg semakin berkuasa dan makmur, Duryudana semakin iri hati. Sengkuni mengusulkan utk mengundang Yudhistira bermain dadu shg Duryudana dapat merebut semua yg dimiliki Pandawa tanpa harus berperang.
 
Yudhistira menerima undangan bermain dadu. Duryudana meminta taruhan seluruh kekayaan dan kerajaan Yudhistira. Sengkunilah yg bermain utk Duryudana. Yudhistira kalah. Lalu ia mempertaruhkan saudara2nya, dirinya sendiri, lalu Drupadi. Kalah. Para Kurawa bersorak. Duryudana memerintahkan Dursasana menemui Drupadi. Dursasana menyeret Drupadi ke arena. Karna menyuruh Dursasana utk melucuti pakaian Pandawa dan Drupadi (mnrt Karna, semua telah menjadi milik Sengkuni, trmsk pakaian mereka). Drupadi jatuh pingsan. Dursasana segera melucuti pakaian Drupadi. Tapi setiap kali Dursasana melepas pakaian itu, muncul pakaian baru menutupi tubuh Drupadi. Begitu seterusnya hingga Dursasana berhenti. Dg menahan amarah, Bima mengucap sumpah: "Aku tdk akan diterima di surga sblm kuremukkan dada Dursasana dan kuminum darahnya yg telah membuat malu wangsa Bharata". Destarata sadar peristiwa ini akan menyebabkan kehancuran keturunannya. Maka ia menyuruh Yudhistira mengambil kembali kerajaan dan semua kekayaannya. Duryudana mengirim wakilnya sekali lagi utk mengundang Yudhistira bermain dadu. Yudhistira kalah. Kali ini para Pandawa harus mengasingkan diri di hutan selama 12 th dan hidup menyamar selama 1 th.
 
Setelah 13 tahun berlalu, Pandawa mengundang para sahabat dan kerabat. Disepakati Drupada mengirimkan pendeta istana Panchala utk berunding di Hastinapura. Sementara sang pendeta pergi ke Hastinapura, Arjuna pergi ke Dwaraka utk menemui Krishna. Trnyt Duryudana juga datang ke Dwaraka. Keduanya ingin mendapatkan bantuan dari Krishna. Krishna meminta Arjuna memilih, dirinya pribadi tanpa senjata atau seluruh pasukan Narayana yg perkasa. Arjuna memilih Krishna meski tanpa senjata. Maka Duryudana mendapatkan seluruh bala tentara. Meski perundingan perdamaian telah dilakukan beberapa kali, namun Duryudana tetap menolak memberikan sejengkal tanah pun pada Pandawa. Perang tak dapat dielakkan lagi. Pandawa mengangkat Dristadyumna sbg Senapati Agung, sementara Kurawa mengangkat Bhisma.
 
Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Pada hari ke-10, Arjuna menyerang Bhisma dg menempatkan Srikandi di depan. Arjuna menguatkan hati utk terus menyerang kakeknya. Panah demi panah menghujani tubuh Bhisma. Hampir sekujur tubuhnya tertembus panah Arjuna. Bhisma pun roboh. Lalu tersebar bau harum dan hujan turun membasahi Kurusetra.
 
Bhisma digantikan oleh Durna. Taktiknya adalah menjauhkan Arjuna dari sang kakak agar Yudhistira dpt diculik. Arjuna ditantang bertarung oleh Raja Susarma dan pasukannya. Pasukan Kurawa lainnya berusaha mendekati Yudhistira. Abimanyu menerobos formasi lawan dg pasukan Pandawa dibelakangnya. Namun Jayadrata menghadang para Pandawa. Abimanyu terjebak dan bertarung sendirian. Dg kehebatannya, pasukan Kurawa terpukul mundur. Para ksatria besar Kurawa segera mengepung Abimanyu. Abimanyu terus melawan hingga tewas dikeroyok. Mengetahui kematian putranya, Arjuna bersumpah akan membunuh Jayadrata sebelum matahari terbenam. Dg bantuan Krishna, Arjuna berhasil memenggal kepala Jayadrata dg panah yg berasal dari Gandewa, busur Arjuna yg termasyur.
 
Pertempuran semakin sengit. Bahkan ketika matahari sudah terbenam pun perang masih berlanjut. Di malam hari, Gatotkaca dan pasukan raksasanya semakin kuat. Mereka menyerang Kurawa dg hebat. Karna akhirnya melepaskan tombak pemberian Batara Indra yg sebenarnya ingin dia gunakan utk melawan Arjuna. Gatotkaca pun tewas. Perang terus berlanjut. Durna masih menyerang kubu Pandawa bertubi2. Krishna berkata, jika mendengar Aswatama tewas, Durna akan kehilangan semangat hidup. Harus ada yg mengatakan bahwa Aswatama tewas. Bima pun membunuh gajah bernama Aswatama dan meneriakkan kematian Aswatama. Durna membuang senjata dan bersemedi di atas keretanya. Dristadyumna menunaikan takdirnya sbg pencabut nyawa Durna.
 
Setelah Durna gugur, Karna menjadi mahasenapati. Perang dimulai lagi. Bima berhasil memenuhi sumpahnya dg meremukkan dada Dursasana dan meminum darahnya. Karna bertarung dg Arjuna dan tewas terkena panah Arjuna. Pada akhirnya Bima bertarung melawan Duryudana dan berhasil mengalahkannya.
 
Perang berakhir. Yudhistira yg pada awalnya akan mengasingkan diri di hutan krn kesedihannya akan perang, akhirnya dinobatkan sbg raja Hastinapura. Kisah Mahabharata ditutup dg perjalanan para Pandawa dan Drupadi ke pegunungan Himalaya setelah menobatkan Parikesit sbg raja. Satu per satu dari mereka kelelahan dan akhirnya mati, kecuali Yudhistira yg ditemani seekor anjing.(less)
 
===[[Wayang Kayu]]===