Melayu Tanjung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Cape Malay adalah warga keturunan Melayu yang berada di Cape Town,Provinsi Western Cape,Afrika Selatan. Sebagian besar dari Cape Malay itu adalah keturunan [[I...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Cape Malay adalah warga keturunan Melayu yang berada di [[Cape Town]],Provinsi Western Cape,[[Afrika Selatan]]. Sebagian besar dari Cape Malay itu adalah keturunan [[Indonesia]]. Berdasarkan sejarah mereka adalah keturunan orang-orang buangan semasa era kolonial Belanda.<ref>{{cite web |url=http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/420510/ | title=Cape Malay |date=4
==Kekeliruan asal nama Malay==
Dirunut ke belakang, jumlah budak dari Nusantara yang dibawa VOC ke Cape Town sebesar 31,47 persen. Jumlah ini adalah jumlah terbesar kedua setelah India (36,30 persen) yang kini keturunan mereka lebih banyak tinggal di Natal. Adapun budak dari Malaysia hanya 0,49 persen.
Baris 5:
Hanya, waktu itu belum ada negara serta nama Malaysia dan Indonesia. Orang [[Indonesia]] juga disebut Malay (Melayu). Dan, nama Malay itu bertahan sampai sekarang, meski Nusantara sudah merdeka dan memakai nama Indonesia.
Wajar saja jika kemudian semua yang berkaitan dengan Melayu atau Indonesia disebut Malay. Ketika ada orang Indonesia ke Afsel pun mereka sering disapa sebagai orang Malaysia. Orang Malaysia berusaha mengaitkan Cape Malay dengan Malaysia, sehingga warga muslim percaya Islam di Afsel berasal dari Malaysia. Padahal, sebenarnya berasal dari Indonesia.<ref>{{cite web |url=http://video.okezone.com/play/2010/06/15/379/20189/cape-malay-sebuah-kesalahan-sejarah | title=Cape malay sebuah kesalahan sejarah |date=4
Orang Cape Town, yang disebut Cape Malay, kurang tahu tentang Indonesia. Jika bicara soal Melayu atau Asia Tenggara mereka kira itu hanya Malaysia. Indonesia dan Afsel sebenarnya sudah melakukan hubungan erat sejak 1994. Namun, tampaknya silaturahim budaya kurang banyak terjadi. Dengan demikian, banyak warga Cape Malay awam yang kurang tahu banyak tentang Indonesia. Bahkan, ada yang mengira Indonesia bagian dari Malaysia. Pasalnya, mereka hanya tahu bahwa negara Asia Tenggara adalah Malaysia.
Baris 11:
Untuk mengatasi kekurang tahuan akan asal budaya yang berasal dari Indonesia, Kedutaan Besar RI di Pretoria mulai menjalankan program Darmasiswa. Program ini memberi beasiswa kepada orang Afsel untuk belajar di Indonesia sehingga mereka nanti diharapkan akan memberi informasi yang benar kepada masyarakatnya tentang Indonesia.
Selain itu, setiap tahun KBRI juga menggelar pertunjukan di Afsel, memperkenalkan budaya Indonesia. Dengan demikian, lambat laun masyarakat Afsel akan benar-benar dekat dengan Indonesia. Pasalnya, pada dasarnya kedua negara ini amat dekat secara kultural dan genetis, terutama masyarakat Cape Malay.<ref>{{cite web |url=http://bola.kompas.com/read/2010/07/27/04024535/Salah.Kaprah.Indonesia.di.Afsel | title=Salah Kaprah Indonesia di Afsel |date=4
==Sejarah==
Berawal di abad ke-17. [[VOC]] membangun benteng di [[Cape Town]] sebagai tempat transit antara belanda dan indonesia. Maklum, saat itu penjajahan voc di indonesia memasuki tahap awal dan dibutuhkan transportasi yang sering antara kedua negara. Namun, di Cape town sendiri butuh banyak tenaga untuk membangun pemukiman baru dan fasilitasnya. Maka, didatangkanlah budak-budak dari berbagai daerah, terutama dari india dan indonesia.<ref>{{cite web |url=http://sekedar-tahu-aja.blogspot.com/2012/01/budaya-indonesia-berakar-di-cape-town.html | title=Budaya Indonesia di Cape Town |date=4
Cape Town yang dulunya bernama Kaapstad didirikan oleh Jan van Riebeeck dan kemudian menjadi wilayah penting bagi VOC.Para penentang Belanda di Indonesia banyak dibuang ke tempat ini,termasuk Syekh Yusuf,ulama asal Makassar. Dalam perkembangannya, keturunan Syekh Yusuf, juga keturunan orang-orang Indonesia yang dijadikan budak oleh Belanda, berkembang menjadi komunitas di Cape Town.
|