Gatot Brajamusti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 22:
 
== Kehidupan pribadi ==
SIAPAKAH Gatot Brajamusti
Setamat SMA tahun tahun 1979, ia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tak sampai selesai. Kemudian, ia pun kuliah di IKIP (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia-UPI) [[Bandung]], mengambil jurusan filsafat selama tiga tahun, dan mendapat gelar sarjana. Ia dikenal luas sebagai penasehat spiritual aktris [[Elma Theana]].
 
Makanya hati2 Ni pilih Guru hehehe......
SIAPAKAH Gatot Brajamusti
SIAPAKAH Gatot Brajamusti? Pria yang satu ini tak pernah mau secara rinci
menyebutkan masa lalunya. Kelahiran 29 Agustus 1962 itu mengaku bahwa masa
 
kecil sampai remajanya dihabiskan di Sukabumi. Menikah tiga kali. Dewi
Mainah, 33 tahun, adalah istri ketiganya (istri pertama dan kedua sudah
dicerai) yang juga muridnya di padepokan.
 
 
Pendidikan tinginya ditempuh di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam
maupun luar negeri. Ia mengaku, setamat SMA tahun 1979, melanjutkan ke
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. "Karena tak ada uang, maka tak
sampai
setahun saya keluar," katanya. Lalu, pada 1980, ia kuliah di IKIP
(sekarang
Universitas Pendidikan Indonesia --UPI) Bandung. Di sini, Gatot mengaku
mengambil jurusan filsafat selama tiga tahun, dan mendapat gelar sarjana.
 
 
Tamat dari IKIP, Gatot mencari ilmu ke Mesir. Di sana, ia ikut menjadi
mahasiswa di Universitas Al-Azhar yang kondang itu. Kepada Gatra, Gatot
mengaku bahwa kuliah yang seharusnya ditempuh empat tahun bisa ia
selesaikan
hanya satu tahun. Tapi ia tak mau menjelaskan apa jurusannya. Di Kairo,
Gatot
mengaku dikenal dengan nama Jambir Al-Barqur. Tentang pendidikannya itu,
ia
mengaku tak mau banyak bercerita, bahkan kepada keluarganya.
Mengapa? "Semakin saya ceritakan, semakin banyak pihak yang menggencet
saya
mati-matian," katanya.
 
 
Tentang riwayat pendidikannya itu, Gatra telah mengeceknya ke UPI Bandung.
 
Ternyata tak ada nama Gatot Brajamusti yang lulus pada 1983. Hal ini
dikuatkan oleh Dedeh Nurhayati, 40 tahun, mantan istri pertama Gatot. "Dia
 
pernah kuliah di IKIP sampai semester III, setelah itu tak pernah kuliah
di
tempat lain, termasuk di Universitas Indonesia dan Al-Azhar," tuturnya.
 
 
Sewaktu studi di Al-Azhar, Gatot mengaku satu kamar dengan Haras Baco,
kini
staf Kedutaan Besar RI di Kairo. Haras membenarkan bahwa ia pernah satu
asrama, tapi bukan satu kamar, dengan Gatot. "Seingat saya, tahun 1980
sampai
1985," kata Haras. Kuliah mereka sama, di Ushuludin. "Tapi saya tidak tahu
 
persis apakah Gatot itu sampai tamat atau tidak," Haras menambahkan.
 
 
Di Kairo, menurut Haras, hanya dikenal nama Gatot, tak pakai Brajamusti
apalagi Jambir Al-Barqur. Gatot juga ikut tarekat Naqsabandi, lengkap
dengan
amalan-amalan zikirnya. Ia pun dikenal suka menolong, antara lain suka
memijat teman agar badannya kembali bugar. Selebihnya, Haras tak tahu
banyak
tentang tokoh yang kini menjadi perbincangan banyak orang ini, termasuk
kuliahnya yang hanya satu tahun itu.
 
 
Bukan hanya itu. Gatot mengklaim punya pasukan jin berjumlah 11 juta.
Sebanyak 1 juta pasukan jin pernah dipinjam seorang petinggi di republik
ini.
Tapi, karena pasukan itu tak dirawat secara baik, ia mengambilnya kembali.
 
Untuk penyembuhan, banyak metode yang ia lakukan. Dari zikir, salat,
dialog,
sampai memindahkan penyakit pada hewan.
 
 
[Laporan Utama, Gatra Edisi 15 Beredar Senin, 21 Februari 2005]
 
 
Demam Tenar Penyembuh Idola
 
 
POSTUR tubuhnya tinggi dengan berat 84 kilogram. Ketika berada di
Padepokan
Brajamusti, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, lelaki kelahiran 29 Agustus 1962
 
ini sering membalut tubuhnya dengan baju dan celana berwarna dasar putih.
Begitu pula serban yang menghiasi kepalanya. Dialah Gatot Brajamusti, pria
 
ganteng berkumis yang sudah dua bulan terakhir ini namanya muncul sebagai
selebriti pendatang baru.
 
 
Kemunculan Gatot seiring dengan raibnya Reza Artamevia pada 12 Desember
lalu
di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ketika publik ribut, Reza rupanya
telah "mondok" di Padepokan Brajamusti. Sejak itulah, nama Gatot selalu
menghiasi koran, majalah, tabloid, dan televisi.
 
 
Gonjang-ganjing hubungan Reza Artamevia dengan suaminya (waktu itu) Adjie
Massaid membuat salah satu diva Indonesia itu mengalami depresi berat.
Untunglah, ada pesinetron Elma Theana, yang lebih dulu berguru ke Gatot.
Atas
jasa Elma, Reza diungsikan ke Cisaat. Selama dalam proses "pengobatan"
itulah
Gatot selalu muncul, bahkan seakan-akan menjadi juru bicaranya.
 
 
Meski terlihat membaik, mental Reza belum bisa pulih benar. Buktinya,
ketika
tampil ke publik, ia tak bisa sendirian. Di mana ada Reza, di sana ada
Gatot.
Begitu pula saat tampil menyanyi, 30 Desember lalu. Dalam acara
bertajuk "Posko Artis Peduli Aceh" yang digagas Cut Keke bersama
teman-teman
artisnya di News Cafe Kemang, Jakarta Selatan, Reza tampil ditemani Gatot.
 
Mereka menyanyikan dua lagu yang laku dilelang seharga Rp 100 juta.
 
 
Setelah tampil di Kemang itu, sedikitnya sudah tiga kali Reza-Gatot muncul
di
tayangan televisi. Pada 4 Januari lalu, misalnya, duet Reza-Gatot ada di
acara "Dangdut Peduli Aceh dan Sumut", di Studio 3 TPI. Esok malamnya,
Reza-
Gatot menjadi bintang tamu di acara variety show "Lepas Malam" di Trans
TV.
Pada Ahad pekan lalu, Reza-Gatot kembali membetot perhatian pemirsa di
Trans
TV. Kali ini berupa show eksklusif Reza.
 
 
Tampilnya Reza, menurut Bambang Elf, Produser Eksekutif Trans TV, untuk
memenuhi rasa ingin tahu penonton. Trans, kata Bambang, menjadikan momen
ini
sebagai titik balik kembalinya Reza. "Reza harus tampil baik, dan penonton
 
juga tahu dia sudah membaik," tutur Bambang kepada Kencana Ariestyani S.
dari
Gatra.
 
 
Tapi, kenapa mesti tampil bareng Gatot? Menampilkan Reza, kata Bambang,
tidak
mudah. Ada syarat dari sang diva yang harus dipenuhi. Yakni, Reza mesti
berduet dengan Gatot. "Harus ada lagu yang dinyanyikan bersama Aa Gatot,"
kata Reza kepada Bambang.
 
 
Lantaran ngebet menampilkan Reza, Trans TV pun kompromi. Jadilah, dalam
acara
eksklusif Trans itu, Gatot tampil bareng Reza. Mereka menyanyikan dua
lagu:
Bunda dan Kadangkala --keduanya ciptaan Gatot. Selain dengan Gatot, Reza
juga
berduet dengan Tohpati dan Titi DJ. Bedanya, bila Tohpati dan Titi masuk
dalam skenario pihak Trans TV, Gatot tak termasuk. Dan karena itu,
pemimpin
Padepokan Brajamusti ini tak dibayar.
 
 
Penampilan Reza di Trans TV itu tidaklah mengecewakan. Bambang menilai
Reza
sudah tampil bagus, tapi belum prima. "Napasnya pendek-pendek. Bisa jadi,
ini
karena terlalu lama dia tidak tampil," katanya. Bagaimanapun, Reza
sepertinya
mulai pulih.
 
 
Mengapa Reza merasa tenang dan damai ketika berada di Padepokan
Brajamusti?
Kepada Gatra, Reza mengaku merasakan sentuhan dari Yang Mahakuasa terhadap
 
dirinya lebih dari sebelumnya. "Segala yang telah saya pilih di sini
benar,"
ucapnya.
 
 
"Di sini (Padepokan Brajamusti), kita belajar bukan melulu mengenai agama,
 
tetapi umum, karena Aa (Gatot --Red.) berpegang pada Al-Quran dan hadis,"
kata Reza. Di Padepokan Brajamusti pula Reza mengaku mengalami apa yang
disebut sebagai mahabah, jatuh cinta pada Allah. "Mungkin kita belum
pernah
merasakan itu. Diperkenankan kenal dengan rasa itu saja menyenangkan. Tapi
 
kok orang jadi bingung melihat saya?" tanyanya. "Padahal, itulah inti
ajaran
Allah," ujarnya.
 
 
Reza dan Elma Theana setali tiga uang. Elma, janda beranak satu kelahiran
Jakarta, 3 Oktober 1974, merasa nikmat ketika melakukan salat atau
mendengar
Gatot berceramah. "Di sini, saya dapat kenikmatan tersendiri ketika
melakukan
salat. Rasanya sangat menghayati dan khusyuk," kata Elma kepada Atika
Gadis
dari Gatra.
 
 
Bagi Elma, Gatot adalah sosok yang fleksibel. "Dia bisa masuk ke setiap
jiwa.
Saya melihat dia sebagai guru, teman, dan orangtua," tutur Elma. "Saya
selalu
belajar sesuatu yang baru dari Aa," paparnya. Begitu spesialnya sosok
Gatot,
sampai-sampai Elma tak mau peduli dengan omongan orang tentang sang
guru. "Pokoknya, asal Aa (Gatot --Red.) membantu meluruskan hidup saya dan
 
menjadi baik, saya akan terus belajar darinya," katanya.
 
 
Dalam diri Elma tampaknya sudah tertanam betul sebuah moto yang bertengger
di
Padepokan Brajamusti, "Apa pun yang terjadi, kita tetap sehati." Bukan
hanya
Reza dan Elma dari kalangan selebriti yang kini jadi murid Gatot. Mantan
perenang, penyanyi, penulis lirik lagu dan buku Irianti Erningpraja juga
sering terlihat di Padepokan Brajamusti.
 
 
Psikolog dari Universitas Indonesia
 
 
, Hamdi Muluk, melihat apa yang terjadi
 
pada diri Reza yang seakan bergantung penuh pada Gatot lebih karena adanya
 
kultus. "Kultus itu biasanya ditujukan kepada pemimpin spiritual," tutur
Hamdi. Gatot, menurut Hamdi, oleh Reza diposisikan sebagai guru spiritual
yang bisa melindungi dan membuat tenang batinnya. Ini sebenarnya fenomena
umum dan biasa saja. Tapi, kata Hamdi, yang menjadi tidak umum adalah
tampilnya Gatot dalam aktivitas Reza sebagai penyanyi. "Guru spiritual
biasanya menghindari publikasi. Tapi ini agak lain. Dia termasuk guru
spiritual yang ngepop," ujar Hamdi sambil tertawa.
 
 
Lain lagi pandangan Anand Krishna. Menurut humanis yang mengasuh Padepokan
 
One Earth One Sky ini, hubungan guru-murid tidak boleh membuat si murid
menjadi bergantung pada sang guru. Dalam pandangan Anand, guru hendaknya
bisa
membawa murid menjadi mandiri, bukan malah bergantung. "Di padepokan saya,
 
kalau ada yang menjadi pengangguran, itu artinya mereka belum
bermeditasi,"
kata instruktur meditasi ini.
 
 
Menurut Anand, seseorang baru bisa dikatakan telah bermeditasi bila
menjalani
kehidupan normal dan bekerja secara wajar. Tentang Gatot yang kini ikut-
ikutan menyanyi, kata Anand, "Itu artinya Gatot kini yang jadi murid
nyanyinya Reza." Anand seakan mengatakan bahwa masing-masing posisi punya
peran sendiri-sendiri, jangan dibalik-balik.
 
 
Tokoh penyembuh yang kemudian mencuat sebagai selebriti, seperti Gatot
Brajamusti, bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat beberapa nama yang
pernah menjadi tabib --penyembuh alternatif-- dan cukup laris manis di
zamannya. Di antaranya, Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari.
 
 
Budayawan Rendra dan Arswendo Atmowiloto, misalnya, pernah disentuh oleh
Lia.
Beruntung, sakit yang mereka derita sembuh. Tapi, ketika pada Agustus 1998
 
Lia memproklamasikan diri sebagai Maryam dan Imam Mahdi, ia dihujat oleh
banyak kalangan. Belakangan, Lia mempermaklumkan agama baru bernama
Salamullah, sebuah agama yang, menurut para pengikutnya, lintas ajaran.
 
 
H.M.A. Bijak Bestari, yang kini buka praktek di kawasan Kavling Polri,
Jakarta Selatan, sempat kondang pada 1999-2000. Ia melakukan penyembuhan
dengan zikir dan transfer energi. Tapi, ketika pada 2 Mei 2001 H.M.A.
Bijak
Bestari mengaku diperintah langsung oleh Allah untuk membentuk Imperium
Zakya
Makta Foundation (IZMF), persoalannya jadi lain.
 
 
IZMF sendiri berfungsi sebagai pusat komando, deteksi, dan informasi gaib
dan
ajaib yang mencakup alam semesta secara keseluruhan. Selain itu, H.M.A.
adalah kepanjangan dari Huwal Mu'jizatul A'la Allahu Akbar Bijak Bestari.
Dan
logika ini, bila diikuti, maka Allah adalah H.M.A. Bijak Bestari itu
sendiri.
Kepada Gatra yang menemuinya Jumat sore lalu, Bijak Bestari sesumbar,
"Siapa
orang yang bisa melebihi kekuatan saya?" Tapi, ketika beranjak dari kursi,
ia
berjalan dengan kaki kirinya terseret-seret.
 
 
Lompatan yang dilakukan Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari mengandung
konsekuensi. M. Amin Jamaluddin, pimpinan Lembaga Penelitian dan
Pengkajian
Islam, Jakarta, memvonis mereka telah menyebarkan aliran sesat. Majelis
Ulama
Indonesia juga pernah mengeluarkan fatwa bahwa Lia Aminuddin adalah sesat
dan
menyesatkan. Meski masih punya pengikut setia, pamor mereka dari waktu- ke
 
waktu terus melorot.
 
 
Kini para tabib cukup banyak. Di antara mereka, selain Gatot dan H.M.A.
Bijak
Bestari, juga ada Haji Nurul Yaqin dan Ustad Haryono --keduanya buka
praktek
di Bekasi. Pasien mereka tak sedikit dari kalangan selebriti. Selain
zikir,
ada juga yang memindahkan penyakit ke hewan.
 
 
Di antara para tabib itu, Gatot kini berada di puncak ketenaran.
Mencuatnya
nama Gatot ternyata tak selamanya sedap didengar. Tak sedikit tudingan
miring
diarahkan kepadanya. Dari tudingan pernah terlibat narkoba, manajer sebuah
 
diskotek, sampai doyan main perempuan. Atas tudingan itu, Reza Artamevia
menanggapinya dengan kalem. "Saya yakin bahwa orang baik suka dihujat,
seperti Nabi Muhammad yang dulunya suka dihujat orang," katanya.
 
 
Reza mestinya membaca sirah Nabawi, sejarah Nabi Muhammad, secara lengkap.
 
Muhammad adalah utusan Allah yang bersifat maksum, bebas dari kesalahan.
Masa
kecil, remaja, dan dewasanya jelas dan transparan. Ia dikenal sebagai Al-
Amin --orang yang dapat dipercaya. Sedangkan Gatot adalah manusia biasa
yang
tak lepas dari kekurangan di sana-sini. Ada masa ketika Gatot tidak
transparan tentang sejarah hidupnya. Apalagi, beberapa pernyataan Gatot
yang
tak sesuai dengan kenyataan jamak ditemukan.
.
 
Gatot menikah dengan Dewi Aminah yang merupakan istri ketiganya pada 13 Agustus 1995. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak, yakni Suci Patiah, Nuendo, dan Alfa. Sebelumnya, Gatot pernah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Dedeh Haryati dan dikaruniai tiga anak bernama Dallas Abdillah Rhamdhani, Putri Anggia Brajamusti, dan Siti Alvianoor. Istri kedua beliau bernama Mimin dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Fitaloka.