Ali bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
Menolak 4 perubahan teks terakhir (oleh 110.137.147.59 dan 114.79.53.44) dan mengembalikan revisi 5769717 oleh Aldo samulo
Baris 64:
Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti [[Ibnu Ishaq]] menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang percaya setelah [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]] istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10 tahun.
 
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi hal ini berkelanjutan hingga beliau menjadi menantu Nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani (spirituality dalam bahasa Inggris atau kaum Salaf lebih suka menyebut istilah 'Ihsan') atau yang kemudian dikenal dengan istilah [[Tasawuf]] yang diajarkan Nabi khusus kepada beliau tapi tidak kepada Murid-murid atau Sahabat-sahabat yang lain.
 
Karena bila ilmu [[Syari'ah]] atau hukum-hukum agama Islam baik yang mengatur ibadah maupun kemasyarakatan semua yang diterima Nabi harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya, sementara masalah ruhani hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kapasitas masing-masing.
 
Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zhahir (exterior) atau syariah dan bathin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.
 
=== Kehidupan di Mekkah sampai Hijrah ke Madinah ===