Lontong balap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 5:
Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: ''balapan''), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.
 
Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan lontong balap berasal. Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. Karena lontong balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi [[DTC]], nama tempat itu pun melekat serta menjadi ciri khas nama masakan "Lontong Balap [[Wonokromo]]" yang untuk masa sekarang disebut lontong balap.
 
Pada masa sekarang lontong balap lebih sering dijual dalam kereta dorong dan [[warung]], meski demikian nama lontong balap tetap tidak berubah. Lontong balap juga adalah makanan favorit orang Surabaya.