Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Batam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 49:
Secara geografis, paroki Maria Bunda Pembantu Abadi memiliki wilayah yang luas dengan umat yang menyebar di tengah masyarakat majemuk. Cara baru hidup menggereja diungkapkan lewat pengembangan KBG sebagai “ekspresi Gereja” yang hidup di tengah keluarga-keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain, KBG merupakan ekspresi paroki di tengah umatnya. KBG menjadi instrumen pembangun rasa tanggung jawab bersama umat paroki untuk mengungkapkan komunio demi perutusan, yakni membangun Kerajaan Allah, baik di tengah komunitas maupun di tengah masyarakat. Saat ini Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi memiliki lebih dari 80 (delapan puluh) Komunitas Basis<br/>
== ''AsIPA (Asian Integral Pastoral Approach)'' ==
Untuk mewujudkan cara baru hidup meng-Gereja itu, maka perlu sebuah pendekatan pastoral, yang melalui pendekatan itu, Gereja partisipastif bisa diwujudkan. Pendektan itu yang disebut AsIPA.
* Asian?Asia, Mewujudkan visi para Uskup Asia dan membantu umat Kristiani Asia menghadapi kehidupan Asia dalam terang injil.
* Integral/ Terpadu, Mencapai keseimbangan antara rohani dan jasmani, pribadi dan komunitas, antara kepemimpinan hierarkis dan tanggunjawab bersama dengan awam.
* Pastoral, Melatih umat dalam misi pastoral mereka dalam Gereja dan dunia. Dan melatih para imam tentang bagaimana membangkitkan tanggungjawab bersama kaum awam, serta bagaimana bekerja dalam team.
* Approach/Pendekatan, Proses pertumbuhan yang berpusat pada Kristus dan Komunitas. Proses ini selalu melibat seluruh peserta untuk menemukan dan mengalami sendiri cara baru meng-Gereja itu.<br/>
'''Metode AsIPA'''
Untuk mewujudkan AsIPA itu, maka teks-teks disusun sebegitu sederhana yang bisa digunakan untuk tingkat KBG, Pengurus KBG, DPP di paroki-paroki. Metode-metode pendekatan AsIPA adalah sbb:
* Teks-teks AsIPA menggunakan Pendekatan partisipatif, di mana setiap peserta mencari dan menemukan sendiri sesuai kemampuannya.
* Teks-teks itu disusun sesederhana mungkin, agar peserta menangkap dan fasilitator dapat menggunakan-Nya dengan persiapan yang sangat sedikit.
* Fasilitator diminta untuk mengikuti teks sesetia mungkin dan mendorong sebanyak mungkin peserta aktif terlibat sebagaimana diminta dalam teks.
* Fasilitator tidak boleh puas dengan satu jawaban dari suatu pertanyaan, tetapi mendorong sebanyak peserta terlibat mencari jawaban. Kelompok-kelompok kecil dibuat untuk membantu mencapai partisipasi maksimum.
* Tambahan dalam teks adalah untuk menyempurnakan temuan peserta sekaligus merangkum semua temuan itu.
* Ringkasan dapat digunakan sebagai masukkan.(<br/>
'''Tujuan dari semua program ini: Konsientisasi'''
# Langkah I: Melihat situasi konkret yang dituangkan dalam KODE (gambar, lagu, syair, foto, cerita, drama, dll)
# Langkah II: Melihat situasi nyata dalam terang injil
# Langkah III: Mengambil langkah baru sebagai hasil refleksi iman<br/>
'''Modul-Modul Konkret menuju Gereja Partisipatif'''
* Berpusat pada Kristus dan bagaimana menghadirkan Kristus dalam hidup nyata (Seri A) SPIRITUALITAS
* Membangun persekutuan yang nyata untuk terlibat dalam misi Kristus (seri B) GEREJA
* Membagi Visi Gereja Partisipatif (Seri C) MISI
* Memberdayakan/ Bina Lanjut (Modul D)<br/>
'''Cara Baru Hidup Meng-Gereja ditandai dengan 3 Bintang'''
# Kristus sebagai pusat kehidupan
# Membangun komunitas/persekutuan yang nyata
# Melanjutkan misi Kristus.
== Referensi ==
|