Abdur Rozaq Fachruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Pada tahun [[1934]], ia dikirim oleh Muhammadiyah untuk misi dakwah sebagai [[guru]] di sepuluh [[sekolah]] dan sebagai mubaligh di Talangbalai (sekarang [[Ogan Komering Ilir]]) selama sepuluh tahun.<ref name=Mohammad2006/> Dan ketika Jepang datang, ia pindah ke Muara Meranjat, Palembang sampai tahun [[1944]]. Selama tahun [[1944]], Fachruddin mengajar di sekolah Muhammadiyah serta memimpin dan melatih [[Hizbul Wathan]], dan barulah ia pulang ke kampung halaman.<ref name=Muhammadiyah/>
 
Sepulangnya ia dari [[Palembang]], ia berdakwah di Bleberan dan menjadi pamong desa di [[Galur, Brosot, Kulonprogo|Galur]] selama setahun. Selanjutnya, ia menjadi pegawai [[Departemen Agama]].<ref name=Mohammad2006/> Pada tahun [[1950]], ia pindah ke [[Kauman]] dan belajar kepada tokoh-tokoh awal Muhammadiyah seperti [[Ki Bagus Hadikusumo]], [[Basyir Mahfudz]], [[Badilah Zuber]] dan [[Ahmad Badawi]].<ref name=Muhammadiyah/><ref name=merdeka>{{cite web |url=http://profil.merdeka.com/indonesia/a/abdul-rozak-fachruddin/ |title=Abdur Rozak Fachdrudin |publisher=Merdeka |date= |format= |accessdate=26 August 2012 |archiveurl=http://www.webcitation.org/6ACfHPuD9 |archivedate=26 August 2012}}</ref>
== Riwayat perjuangan ==
 
== Bekerja di Muhammadiyah ==
Di tangannya, Islam terasa sangat mudah dan toleran. Prinsipnya dalam berdakwah, Islam harus dibawakan dengan senyum. Agaknya prinsip 'senyum' ini, ikut membentuk wajah Muhammadiyah - ormas Islam yang pernah beberapa periode dipimpinnya - terasa teduh. "Memimpin dengan senyum", kesan itulah yang melekat pada diri ulama kharismatik ini. Ia menyadari betul, senyum memiliki nilai ibadah. Kata Nabi, "Senyummu kepada saudaramu adalah shadaqah."