Perang Padri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Satyakti121 (bicara | kontrib) |
|||
Baris 133:
Dalam pelarian dan persembunyiannya, [[Tuanku Imam Bonjol]] terus mencoba mengadakan konsolidasi terhadap seluruh pasukannya yang telah bercerai-berai dan lemah, namun karena telah lebih 3 tahun bertempur melawan [[Belanda]] secara terus menerus, ternyata hanya sedikit saja yang tinggal dan masih siap untuk bertempur kembali.
Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba datang surat tawaran dari Residen Francis di [[Padang]] untuk mengajak berunding. Kemudian Tuanku Imam Bonjol menyatakan kesediaannya melakukan perundingan. Perundingan itu dikatakan tidak boleh lebih dari 14 hari lamanya. Selama 14 hari berkibar [[bendera putih]] dan [[gencatan senjata]] berlaku. Tuanku Imam Bonjol diminta untuk datang ke [[Palupuh, Agam|Palupuh]], tempat perundingan, tanpa membawa senjata. Tapi hal itu cuma jebakan Belanda untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol, peristiwa itu terjadi di bulan Oktober [[1837]] dan kemudian Tuanku Imam Bonjol dalam kondisi sakit langsung dibawa ke [[Bukittinggi]] kemudian terus dibawa ke [[Padang]], untuk selanjutnya diasingkan. Namun pada tanggal [[23 Januari]] [[1838]], ia dipindahkan ke [[Cianjur]], dan pada akhir tahun [[1838]], ia kembali dipindahkan ke [[Ambon]]. Kemudian pada tanggal [[19 Januari]] [[1839]], Tuanku Imam Bonjol kembali dipindahkan ke [[Menado]], dan di daerah inilah setelah menjalani masa pembuangan selama 27 tahun lamanya, pada tanggal [[8 November]] [[1864]], [[Tuanku Imam Bonjol]]
== Akhir peperangan ==
|