Sejarah Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa [[kapak batu persegi]] dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon. Dari teori Kern dan teori Von Heine-Geldern diketahui bahwa nenek moyang bangsa [[Austronesia]], yang mulai datang di kepulauan kita kira-kira 2000 tahun S.M ialah pada [[zaman neolithik]]. Kebudayaan ini mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia dan [[kapak lonjong]] yang penyebarannya melalui jalan timur dan peninggalan-peninggalannya merata dibagian timur negara kita. Pendukung kebudayaan neolithik (kapak persegi) adalah bangsa Austronesia dan gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira-kira 500 S.M. Perpindahan bangsa Austronesia ke [[Asia Tenggara]] khususnya dengan memakai jenis perahu cadik yang terkenal pada masa ini. Pada masa ini diduga telah tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang ([[barter]]) yang diperlukan. Dalam hal ini sebagai alat berhubungan diperlukan adanya bahasa. Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia.
 
'''Teks tebal'''''Teks miring''=== Masa perundagian ===
[[Berkas:Gamelan of Bali 200507-5.jpg|thumb|250px|right|Gong, yang ditemukan pula di berbagai tempat di [[Nusantara]], merupakan alat musik yang diperkirakan berakar dari masa perundagian.]]
Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.