Putu Wijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Tokoh Hindu Indonesia menggunakan HotCat
WL23 Juli (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
 
==Riwayat==
Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi [[dokter]]. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan [[sejarah]], [[bahasa]], dan [[ilmu bumi]].
 
Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Ikut Bengkel Teater 1967-1969. Kemudian bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan [[Teater Populer]]. Selanjutnya dengan [[Teater Mandiri]] yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada. <ref name="Wijaya2"> {{id}} Wijaya, Putu. Bor: Esai-esai Budaya. Yayasan Bentang Budaya, 1999, [[Yogyakarta]]. Halaman 347. </ref>
 
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 [[novel]], 40 naskah [[drama]], sekitar seribu [[cerpen]], ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak [[1971]], dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri, beberapa diantaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di [[Madison]], [[Connecticut]] dan di LaMaMa, [[New York City]], dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling [[Amerika]]. <ref name="wijaya4"> {{id}} Wijaya, Putu, Uap. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 234.</ref>. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.
 
 
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada [[Harian Kompas]] dan [[Sinar Harapan]]. Novel-novel karyanya sering muncul di [[majalah Kartini]], [[Femina]], dan [[Horison]]. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih [[piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia]] (FFI), untuk [[Perawan Desa]] ([[1980]]), dan [[Kembang Kertas(film)|Kembang Kertas]] ([[1985]]). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah ''Bila Malam Bertambah Malam'', ''Telegram'', ''Pabrik'', ''Keok'', ''Tiba-Tiba Malam'', ''Sobat'', ''Nyali''. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa [[Belanda]], [[Inggris]], [[Rusia]], [[Perancis]], [[Jepang]], [[Arab]] dan [[Thai]]. <ref name="wijaya3"> {{id}} Wijaya, Putu, Kroco. Pustaka Firdaus, 1995, Jakarta. Halaman 126.</ref>
 
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada [[Harian Kompas]] dan [[Sinar Harapan]]. Novel-novel karyanya sering muncul di [[majalah Kartini]], [[Femina]], dan [[Horison]]. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih [[piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia]] (FFI), untuk [[Perawan Desa]] ([[1980]]), dan [[Kembang Kertas(film)|Kembang Kertas]] ([[1985]]). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah ''Bila Malam Bertambah Malam'', ''Telegram'', ''Pabrik'', ''Keok'', ''Tiba-Tiba Malam'', ''Sobat'', ''Nyali''.
 
== Pendidikan ==
Baris 194 ⟶ 196:
* Anugerah Seni dari [[Gubernur Bali]] (1993)
* Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan [[Presiden RI]] (2004)
* Penghargaan [[Achmad Bakrie]] (2007)
* Penghargaan Akademi Jakarta(2009)
 
== Kegiatan lainnya ==