Sebelum terjadi perang Paderi, sebagian masyarakat dari Rimbo Koto Rantang (Hutan Koto Rantang)ada yg bergerak kearah barat mencari daerah baru. Setelah menyeberangi Batang Sianok (Sungai Sianok) ada yg bermukim di Taruyan, ada juga yang mendaki ke Bukit Sirih. Kemudian turun ketepian sebuah sungai, di bawah sebatang pohon yg besar, yakni pohon Andaleh (sejenis pohon kayu Musang)ditancapkanlah pancang sebagai tanda mendirikan taratak (kampung) dan dinamai Andaleh. Setelah ramai, maka Andaleh menjadi sebuah Nagari. Andaleh, Pauah Panta dan Marambuang merupakan Nagari tertua di Kecamatan Matur. Setelah Andaleh ramai kemudian ada yg pindah ke Utara dan bermukim di Monggong (Bukit) yg dibawahnya mengalir Batang Ruso (Sungai)dan sampai ke Sungai Buluh. Di Monggong inilah tanah ulayat beberapa kaum di Andaleh,Surau Lubuk,Cubadak Lilin da Sari Bulan saling bersebelahan.Setelah perang Paderi usai,karna banyak gangguan perampokan,maka masyarakat yg di Monggong pindah mencari saudaranya ke Andaleh dan membangun taratak baru yaitu Saribulan (Sahari Bulan) dan Cubadak Lilin. Monggong yg ditinggalkan kemudian dinamakan Kampuang Tingga (Kampung Timggal). Pada tahun 1915 pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Nagari Tigo Balai, Saribulan dan Cubadak Lilin dijadikan satu dengan Andaleh dalam ke Nagarian Tigo Balai Nan Basa. Wali Nagari yg pertama dipegang oleh Datuak Rangkayo Sati Nan Tuo. Adat di Tigo Balai memakai kelarasan Koto Piliang. Nagari Tigo Balai berdampingan dengan Nagari Lawang, adat di Nagari Lawang mengikuti kelarasan Bodi Caniago. Dahulu Nagari Lawang dan Nagari Tigo Balai pernah berada dalam satu Kenagarian dan bernama "Nagari Lawang Tigo Balai", dan saat itulah dibangun Kantor Wali Nagari yg sampai sekarang masih berdiri dan dipakai sebagai Kantor Wali Nagari Lawang dan Tigo Balai. Diperbatasan antara Lawang dan Tigo Balai dibangun pasar yg disebut Pasar Syarikat, masyarakat Lawang menyebutnya Pasar Lawang, masyarakat Tigo Balai menyebutnya Pakan Sinayan (Pasar hari Senin). Sekarang pasar itu bernama Pasar Lawang Tigo Balai. Nama Kenagarian Tigo Balai dilatar belakangi dengan berdirinya bangunan balai-balai adat 3 buah.