Tutur Tinular: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 349:
 
Dalam sinetron tersebut digunakan teknologi ''[[dubbing]]'', yang masih menggunakan suara para artis [[Sanggar Prathivi|PT. Prathivi Kartika Film]] sebagaimana versi sandiwara radio. walaupun ada beberapa tokoh yang tidak di dubbing oleh pengisi suara yang sebenarnya sebagaimana penokohan dalam sandiwara radionya, sinetron ini masih patut untuk di tonton, seperti contohnya tokoh Arya Dwipangga yang dalam sandiwara radio di perankan oleh [[M. Aboed]] namun dalam sinetron ini dubbing oleh [[Petrus Urspon]] walau akhirnya pada season kedua tokoh Arya Dwipangga akhirnya di dubbing juga oleh tokoh aslinya dalam sandiwara radio yaitu M. Aboed, dalam berbagai judul sandiwara radio M. Aboed adalah spesialis untuk tokoh dengan aksen-aksen suara yang khusus untuk melantunkan syair-syair seperti dalam tokoh Arya Dwipangga ini yang dalam penokohannya adalah seorang sastrawan dan seorang pendekar yang selalu melantunkan syair-syair yang indah dan mengerikan, dengan syairnya Arya Dwipangga mampu menaklukkan banyak wanita namun dengan syairnya juga ia mampu melukai bahkan membunuh para musuh-musuhnya.
 
== Tutur Tinular versi 2011-2012 dan Kontroversi - kontroversi-nya ==
 
Karena sukses besar pada serial televisi sebelumnya, pada tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah sinetron dengan warna yang berbeda menjadi sebuah serial laga oleh Genta Buana Paramita yang ditayangkan di Indosiar. Tutur Tinular Versi 2011 ini juga banyak melibatkan aktor dan aktris pendatang baru. Proses sulih suara yang menjadi ciri khas sinetron laga pun ditiadakan. Berbeda dengan versi lama tahun 1997 yang tayang satu minggu satu kali, maka versi 2011 ini tayang setiap hari dengan durasi selama 2 jam. Meskipun pada awal penayangannya, sinetron ini sudah masuk dalam rating 10 besar program televisi pilihan di Indonesia. Namun serial yang salah satu Sutradaranya berasal dari India ini banyak menuai kritik dan protes dari masyarakat maupun para pecinta fanatik sandiwara Tutur Tinular.
 
Hal ini dikarenakan alur cerita yang telah melenceng dari cerita aslinya yang sarat dengan kejadian-kejadian sejarah. Tutur Tinular versi 2011 lebih menonjolkan sisi fiktifnya saja seperti kisah percintaan dan konflik dalam keluarga, dengan selingan lagu dangdut seperti halnya film Bollywood India, serta bermunculan tokoh-tokoh baru yang tidak ada dalam versi sandiwara radio, seperti, pahlawan bertopeng, Respati dan Laksmi, juga Pangeran Bentar yang sebenarnya merupakan tokoh dalam cerita Saur Sepuh ciptaan Niki Kosasih, Dan setelah beberapa episode muncul juga beberapa tokoh yang diambil dari kisah atau legenda yang berbeda, seperti Khanza, Little Krishna, dan Arimbi, yang notabane adalah tokoh dari karya besar Mahabharata, menyusul kemudian Mak Lampir dan Gerandong dari cerita Misteri Gunung Merapi. Di samping itu, kostum dan lokasi kerajaan yang digunakan juga tidak mencerminkan era Hindu - Budha zaman Kerajaan Singhasari - Majapahit, melainkan lebih mirip era kerajaan Mataram Islam, sedangkan kebudayaannya pun mirip seperti campuran Melayu, India, dan China. Selain campur aduk dan alurnya yang sangat kacau dari kisah asli, cerita Tutur Tinular versi 2011 ini kemudian juga sangat tidak manusiawi & tidak logis.
 
Banyak hal-hal yang tidak lazim dan kejadian yang diluar nalar bermunculan, yaitu adanya tokoh dari benda-benda mati seperti siluman Sepatu,Wayang, Tongkat, dan Buah Kelapa yang semuanya bisa berbicara dan melakukan sesuatu layaknya manusia, antara tongkat Mak Lampir dan siluman Asap berpacaran bahkan kemudian bisa hamil. Berbagai macam binatang seperti Marmut, Anjing, Kucing, Burung, Ikan dan lain-lain juga berbicara, Bayi yang masih dalam kandungan sudah bisa berbicara, bahkan juga ada bayi yang lahir dan langsung dewasa, serta adanya pernikahan antara manusia dan bangsa Siluman Raksasa Arimbi dari kisah Pewayangan yang kemudian melahirkan bayi Bajang dan kemudian menikahi manusia lagi dan lain sebagainya, termasuk terdapat kata-kata kasar yang acapkali diucapkan, seperti bodoh, otak udang, pikir pakai dengkul, tolol, jancuk dan lain lain. Tak sampai disitu, ketika ratingnya menurun drastis dan sering terlempar dari 30 besar pada saat memasuki akhir-akhir episode,Wong Fei Hung, tokoh sejarah pahlawan dari negeri Cina pun dimasukkan.
 
Tak mampu mendongkrak rating, akhirnya Genta Buana Paramita pun kembali membuat kegilaan dengan memasukkan tokoh fiksi pahlawan super dari Amerika, Batman lengkap dengan musuh bebuyutannya, Joker. Inilah kemudian yang membuat sinetron ini selalu menuai banyak kontroversi dan ramai dihujat diberbagai situs maupun jejaring sosial, karena dinilai tidak masuk akal, penjiplak, membuat stress dan tidak mendidik
 
Sumber : http://anehcuy.blogspot.com/2012/08/gara-gara-batman-tutur-tinular-versi.html#ixzz25q0MAyqp
 
 
== Referensi ==