Bandar Udara Abdulrachman Saleh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 14:
[[Berkas:Terminal_abdulrahman_saleh.jpg|thumb|upright|200px|right|Apron lama milik TNI-AU Bandara Abdul Rachman Saleh <ref>http://www.panoramio.com/photo/8932806</ref>]]
'''Bandara Abdul Rachman Saleh''' adalah [[bandar udara]] yang terletak di [[Pakis, Malang|Pakis]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]]. [[Kode bandar udara ICAO|Kode ICAOnya]] '''WARA''' (dahulu '''WIAS''') dan [[Kode bandar udara IATA|kode IATA]] '''MLG'''. Bandara ini merupakan tempat pesawat [[Hercules C-130]] dan [[OV-10 Bronco]]. Selain itu Wing 2 [[Korps Pasukan Khas]] juga bermarkas di sini.
[[Berkas:Terminal baru 2.jpg|thumb|upright|200px|right|
Bandara Abdul Rahman Saleh memiliki dua [[landasan pacu]] yang pertama untuk pesawat-pesawat kecil seperti [[Hercules C-130]] dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua untuk jenis pesawat besar seperti [[Boeing 737]] dengan panjang 2.250 m. Pemprov Jatim melalui Dishub dan LLAJ akan mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar menambah panjang landasan pacu 720 meter lagi. “Dengan penambahan itu nantinya panjang landasan pacu di Bandara Abd. Saleh Malang menjadi 3.000 meter dan juga dobel landasan pacunya.” Dengan demikian, Bandara Abd. Saleh sangat berpotensi menjadi Bandara Internasional, sehingga pihak Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Pemprov Jatim mengusulkan Kemenhub agar menambah panjang landasan pacu.<ref>{{cite web
Baris 24:
| language = [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
}}</ref>
[[Berkas:Terminal baru MLG.jpg|thumb|upright|200px|right|Gedung Terminal Keberangkatan Bandara Abdul Rachman Saleh yang sedang dibangun tepat disamping gedung saat ini]]
Setelah enam tahun sejak 5 Mei 2005 menggunakan terminal di dalam Base ops Lanud Abd Saleh. Dua hari sebelum pergantian tahun baru 2012, pada tanggal 30 Desember 2011 penerbangan sipil di Abd Saleh menggunakan bandar udara [[enlcave sipil]] yang terpisah dari base ops Lanud Abd Saleh. Bandar udara ini dibangun dengan biaya mencapai Rp 139 miliar. Seperti diketahui, penerbangan sipil di bandara ini mulai dibuka sejak 1994 lalu. Tapi hanya bertahan hingga 1997 saat krisis moneter terjadi, [[Merpati Nusantara Airlines]] yang melayani penerbangan tidak mampu bertahan dan menutup penerbangannya.<ref>{{cite web
|