Perang Barito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 5:
 
== 26 Desember 1859 ==
Pangeran Antasari bermukim di daerah suku [[Dayak SiungSiang]] di Dusun Atas mendampingi Pimpinan suku Dayak SiungSiang Tumenggung Surapati. Komandan kapal ''Onrust'', Van del Velde mengantarkan Surapati melihat-lihat meriam, begitu pula anak buah Surapati diajak melihat-lihat kapal perang itu. Menurut kesaksian Haji Muhammad Talib yang selamat dengan melarikan diri bersembunyi menceritakan bahwa kejadian terjadi pada siang hari [[26 Desember]] [[1859]]. Serdadu Belanda tidak merasa curiga dan mereka tidak mempunyai senjata, kecuali Van del Velde yang memiliki pedang tetap di pinggangnya. Letnan Bangert juga tidak bersenjata. Anak buah Surapati sudah tidak sabar lagi dan ketika Gusti Lias dengan perahu berada di sisi kapal, Ibon putera Tumenggung Surapati menghunus [[mandau]]nya sambil berteriak teriakan perang dan ini berarti perang amuk dimulai. Mandau Ibon mengenai Letnan Bangert dan jatuh tersungkur. Surapati menghunus mandaunya terhadap Van der Velde dan pertarungan pun terjadi dan berakhir dengan menjadi mayat Van der Velde. Selanjutnya kesaksian Haji Muhammad Thalib mengatakan bahwa teriakan perang itu menyebabkan anak buah Surapati berdatangan dengan perahunya mendekati [[kapal Onrust]]. Dalam waktu sekejab sekitar 400-500 orang anak buah Tumenggung Surapati telah berada di atas kapal dan pergumulan perkelahian terjadi. Dalam hal ini meriam dan senapan tidak berbunyi karena perkelahian terjadi dalam jarak dekat. Para pemimpin perang lainnya seperti [[Tumenggung Aripati]], [[Tumenggung Mas Anom]], [[Tumenggung Kertapati]] ikut mengamuk di atas kapal Onrust tersebut. Perkelahian itu berlangsung hampir satu jam. Semua opsir dan serdadu Belanda yang berjumlah 90 orang berhasil ditewaskan dan kapal perang ''Onrust'' berhasil ditenggelamkan. Yang kemudian diketahui selamat adalah penghubung perundingan Haji Muhammad Thalib yang kemudian menceritakan apa yang terjadi atas kapal ''Onrust'' dan baru [[31 Desember]] [[1859]] sampai [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]. Semua isi kapal perang itu sebelum ditenggelamkan diangkut, senapan, lila, meriam dan [[mesiu]] yang kemudian digunakan Tumenggung Surapati dan Pangeran Antasari untuk menembaki kapal-kapal Belanda yang lewat. Menurut catatan perang Belanda, bahwa kerugian yang paling besar diderita Belanda adalah dalam Perang Banjar, karena kapal perang berisi senjata beserta serdadunya terkubur bersama-sama ke dasar [[sungai Barito]]. Tenggelamnya kapal perang “Onrust” sangat mengejutkan dan menggemparkan pihak Belanda, sebaliknya menimbulkan semangat juang yang tinggi.
 
== Peranan Tumenggung Surapati ==