Suku Kutai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 122:
Jadi yang disebut [[Suku Kutai]] sekarang ini adalah suku dari puak pantun, punang, pahu dan melani yang mudah berakulturasi dengan pendatang dan perlahan meninggalkan adat lamanya. Sedangkan [[Suku Dayak]] adalah dari puak sendawar yang tetap teguh memegang keyakinan leluhur. Jadi [[Suku Kutai]] bukanlah suku melayu muda akan tetapi adalah suku melayu tua, sama seperti [[Suku Dayak]]. Pengelompokkan [[Suku Kutai]] kedalam ras melayu muda hanya berdasarkan Sosio-religius atau kultural, bukan berdasarkan jenisnya (melayu tua).
=
Perubahan [[Suku Kutai]] secara drastis setelah masuk Islam, hampir menghapus jejak asal muasalnya yaitu [[Suku Dayak Lawangan|Suku Lawangan]]. Kebudayaan Melayu yang dianggap lebih "beradab", membantu menghilangkan budaya Dayak pada [[Suku Kutai]] dengan cepat. Istilah "haloq" yang melekat pada [[Suku Kutai]] yang berarti "meninggalkan adat lawas" digunakan sebagai kebanggaan bagi yang be"halooq". Tapi bagi Tunjung-Benuaq istilah itu sebagai stigma karena tidak menghargai warisan leluhur. Sehingga Kutai kehilangan jejak Kaharingan / Lawangan, walaupun sebagian kecil ada yg tersisa. Akibatnya orang lebih yakin Kutai adalah Melayu, padahal tidaklah demikian. Tentu saja segala hal dalam adat lawas dianggap syirik (bertentangan dengan agama) jadi harus dimusnahkan dan ditinggalkan.
|