Restoran Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
==Pengelolaan==
Pada umumnya manajemen restoran Padang dikelola oleh keluarga atau kaum kerabat sekampung. Pengelola restoran Padang banyak menganut falsafah Minang yang demokratis, ''seperti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing''., Hasilhal ini terlihat dari pembagian keuntungan biasanyayang dibagikan setiap 100 hari kerja, dengan sistem bagi hasil berdasarkan indeks prestasi. Cara seperti ini, akan mendorong karyawan untuk berprestasi. Mereka akan berusaha melayani tamu sebaik-baiknya agar tamu mau datang kembali. Sistem bagi hasil seperti ini menjadikan karyawan merasa ikut memiliki perusahaan.

Untuk memahami pengelolaan restoran, setiap karyawan harus melewati proses pengkaderan lengkap khas rumah makan. Biasanya karier mereka dimulai dari pencuci piring, kemudian meningkat sebagai penyiap makanan, pelayan tamu, kasir, hingga menjadi manajer.
[[Pelayan]] restoran Padang umumnya [[pria]]. Jarang sekali profesi pelayan restoran Padang dipegang oleh [[wanita]]. Hal ini tingginya kedudukan wanita dalam [[adat]] [[Minangkabau]]. Pelayan restoran Padang mempunyai keunikan dalam menyajikan hidangan.Mereka akan membawa sejumlah [[piring]] hidangan secara sekaligus dengan bertingkat-tingkat/bertumpuk-tumpuk dengan kedua belah atau sebelah tangan saja. Hal ini merupakan atraksi yang cukup menarik bagi para pengunjungnya.
Baris 18 ⟶ 20:
 
Restoran Citra Bundo di [[Semarang]] juga mempertahankan otentisitas rasa padang dengan mendatangkan racikan bumbu kering dari kota [[Padang]]. Pengelola restoran Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan menggunakan koki dari Sumatera Barat. Atau setidaknya mereka meminta bantuan lidah orisinal untuk mengontrol kualitas masakan.
Rahimi Sutan (75), pria asal [[Payakumbuh]] yang mendirikan restoran Padang Natrabu pada [[1960]] misalnya, mengajak ibu kandungnya sebagai pengontrol rasa di masa awal beroporesinyaberoperasinya Natrabu.
 
Beberapa pengelola restoran perlu mempertimbangkan tabiat lidah konsumen di luar komunitas Minang. Sari Ratu dan Natrabu misalnya, hanya mentoleransi tingkat kepedasan alias kadar cabai dalam sambal. Di luar urusan pedas yang relatif itu, pengelola restoran Padang tetap menjaga keaslian rasa dan tidak berkompromi dengan rasa lokal.
Baris 25 ⟶ 27:
==Lihat juga==
* [[Makanan tradisional Sumatra Barat]]
 
==Pranala Luar==
* [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm]
 
{{indo-stub}}
[[Kategori:Rumah mamakan]]
[[Kategori:Minangkabau]]