Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 110.232.93.33) dan mengembalikan revisi 6101581 oleh Dede2008 |
|||
Baris 264:
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan ''[[uma]]''.<ref>Schefold R., (1991), ''Mainan bagi roh: kebudayaan Mentawai'', PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-274-5.</ref> ''Uma'' ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi ''uma'' ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.
=== Senjata Tradisional ===
Senjata tradisional Sumatera Barat adalah [[Keris]]. Keris biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara ''malewa gala'' atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya ''baralek''. Berbagai jenis senjata juga pernah digunakan seperti [[tombak]], [[pedang panjang]], [[panah]], [[sumpit]] dan sebagainya.
=== Masakan khas ===
Baris 282 ⟶ 285:
Pada awalnya ''Sumatera Courant'' merupakan koran pertama yang terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah [[Hindia-Belanda]] pada tahun [[1862]]. Selanjutnya tahun [[1877]] terbit ''Padangsche Handelsblad'' milik swasta. Kedua surat kabar ini menggunakan [[bahasa Belanda]], dan baru pada tahun [[1890]] terbit surat kabar bulanan ''Pelita Kecil'' yang telah menggunakan [[bahasa Melayu]].<ref name="Syam">Syamdani, (2009), ''PRRI, pemberontakan atau bukan'', Media Pressindo, ISBN 978-979-788-032-3</ref>
== Rujukan ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
== Bacaan lainnya ==
|