Bambang Susantono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
<!--Harap jangan menghapus baris ini tanpa perbaikan // Please don't delete this line {{{2}}}-->
 
Bambang Susantono (lahir di [[Yogyakarta]], [[4 November]] [[1963]]; umur 49 tahun) adalah Wakil Menteri Perhubungan, [[Kabinet Indonesia Bersatu II]] periode [[2010]]-[[2014]].
 
 
Dr. Ir. Bambang Susantono, MSCE, MCP dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi. Beliau diangkat sebagai [[Wakil Menteri Perhubungan]] pada tahun [[2009]] dengan tugas membantu Menteri Perhubungan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai [[Deputi]] [[Menko Perekonomian]] [[Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah]] pada tahun [[2007]]-[[2010]]. Untuk mengurai maslah transportasi, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) periode [[2004]]-[[2010]] ini lebih menekankan pada sistem transportasi yang humanis.
 
Setelah lulus dari [[Fakultas]] [[Teknik Sipil]] [[ITB]], beliau mengawali karirnya di [[Departemen]] [[Pekerjaan Umum]]. Dalam bekerja beliau selalu berpegang teguh pada prinsip kompeten, profesionalisme dan kejujuran.
Tahun [[1996]], beliau menyelesaikan program pascasarjana di [[University of Callifornia]], Berkeley untuk gelar master tata kota dan wilayah (MCP). Dua tahun kemudian beliau meraih gelar MSCE di bidang [[teknik transportasi]]. Kemudian pada tahun [[2000]] dari [[universitas]] yang sama berhasil meraih gelar [[doktor]] di [[bidang perencanaan infrastruktur]].
 
Di tingkat internasional, beliau pernah menjabat sebagai Vice President East Asia Society of Transportation Studies (EASTS) dan hingga kini menjadi anggota Board of Trustees untuk The Southsouth North Foundation di [[Johannesburg]], [[Afrika Selatan]], yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan.
Sejak tahun [[2012]], beliau menjabat sebagai [[Komisaris]] utama PT. Garuda Indonesia, Tbk.
 
Di sela-sela kesibukannya, beliau masih sempat mengajar dan membimbing tesis di Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik [[Universitas Indonesia]], melakukan penelitian di bidang [[transportasi]], khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan sosial perkotaan. Bersama sepuluh guru besar dari [[universitas]] ternama di [[Asia Timur]], beliau melakukan penelitian mengenai fenomena transportasi di kota-kota megapolitan di [[Asia Timur]]. Beliau juga dipercaya menjadi Presiden Intelligent Transport System Indonesia (ITS Indonesia).
Gagasan dan ide-idenya mengenai infrastruktur dan transportasi sudah sering dimuat di berbagai media cetak dan elektronik baik berupa tulisan atau penampilannya sebagai pembicara di forum nasional dan internasional. Beliau juga telah menulis beberapa buku seputar infrastruktur dan transportasi, salah satunya adalah “Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah” yang menjadi panduan dalam melakukan terobosan dalam rangka pembangunan nasional. Buku lain yang pernah ditulis oleh peraih penghargaan Satyalencana Karya Satya, Satyalencana Wira Karya dan Satyalencana Pembangunan ini antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah”, dan “Memacu Infrastruktur di Tengah Krisis”.
 
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem [[transportasi]], Bambang Susantono mengusulkan pendekatan [[transportasi humanis]], yang diawali dengan etika dalam [[bertransportasi]]. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna. Dalam hal konsep transportasi yang humanis, beliau mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat; harus nyaman dan layak ditumpangi; tarif angkutan [[umum]] harus terjangkau dan terjamin keamanannya[[keamanan]]nya.
 
{{biografi-stub}}