Vitalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2+) (bot Menambah: sr:Витализам
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{under construction}}
'''Vitalisme''' adalah suatu [[doktrin]] yang mengatakan bahwa suatu kehidupan terletak di luar dunia [[materi]] dan karenanya kedua konsep ini, kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi. Dimana doktrin ini menghadirkan suatu konsep energi, elan vital, yang menyokong suatu kehidupan dan energi ini bisa disamakan dengan keberadaan suatu jiwa.
 
Pada awal perkembangan filosofi di dunia medis, konsep energi ini begitu kental sehingga seseorang dinyatakan sakit karena adanya ketidakseimbangan dalam energi vitalnya. Dalam kebudayaan barat, yang dikaitkan dengan [[Hippocrates]], energi vital ini diwakilkan dengan [[humours]]; dan dalam budaya timur diwakilkan oleh [[qi]] maupun [[prana]].
 
<!-- Dhemas Adi Purwa Irfan Islami
Meilan Situmeang Sulchan Setiadi
Fahmi Ekaputra Fahmi Anugrah T. M.
Adik Supriyanti Citra Nurwinda F.
Halim Wicaksono Arif Meftah H. Muhammad Habib Widyawan Restyana Vita W.
Adhitya Herwin Dwi P. Dinda Dewanti
Hanaanun Abidah L.R. Aryo Wijayanto
Agustinus Wahyu K. Nendro Aryo K.
-->
 
<!-- Vitalisme merupakan doktrin, yang seringkali digunakan sebagai acuan di jaman dahulu akan tetapi sekarang ditolak oleh para ilmuan aliran utama. Bahwa “organisme hidup secara mendasar berbeda dari wujud yang tidak hidup karena mereka mengandung beberapa elemen non-fisik atau dikendalikan oleh dasar yang berbeda yang mana bukan merupakan benda tidak bernyawa”. Dimana secara eksplisit vitalisme membawa asas vital, yang mana elemen tersebut seringkali mengacu kepada “vital spark”, “energi”, atau “élan vital”, yang seringkali disamakan dengan “jiwa”.
Vitalisme memiliki sejarah yang panjang dalam filosofi kedokteran. Kebanyakan dari budaya/praktek penyembuhan secara tradisional mengemukakan bahwa penyakit merupakan hasil dari ketidakseimbangan energi vital yang mereka pikir akan membuat masalah di antara hal-hal hidup dan tidak hidup. Pada tradisi barat yang dikemukakan oleh Hippocrates, kekuatan vital ini berkaitan dengan watak dan hati. Pada tradisi Timur juga dikenal kekuatan serupa yang bernama qi dan prana. Seringkali hal ini dibandingkan dengan reduksionisme, yang ditentang oleh psikisialisme.
Perkembangan
Vitalisme merupakan doktrin kuno yang dapat ditemukan pada banyak kebudayaan kuno. Doktrin vitalistik murni dapat ditemukan pada Galen dari abad ke dua, seorang psikiater yang menjadi tabib bagi gladiator pada Pergamum, Ketika mempelajari tentang anatomi dari tubuh manusia, dia tidak percaya bahwa mahluk hidup dapat dijelaskan secara mekanis. Seperti Erasitratus, yang mempercayai bahwa kekuatan vital diserap dariudara melalui pernafasan.
Hal ini terjadi karena fungsi tubuh merupakan prinsip dari vitalistik yang telah ada di semua mahluk hidup yang bahkan sudah ada sejak jama mesir kuno. Pemikiran vitalis telah yang telah mendapat tempat dalam pengobatan tradisional, mencoba untuk membangun model ilmiah yang bisa dijalankan dari abad 17, saat hal itu masih diperdebatkan menjadi dua bentuk radikal yang berbeda, yang diteliti berdasarkan perilaku mereka berkaitan dengan panas. Kedua bentuk ini disebut dengan organik dan anorganik. Bahan anorganik apat dilelehkan, dapat juga dikembalikan ke bentuk semula dengan dihilangkan panasnya. Bahan organik “masak” ketika dipanaskan, berubah menjadi bentuk baru yang tidak dapat diubah ke bentuk semula. Masih diperdebatkan tentag keberadaan “vital force” (perbedaan yang mendasar antara kedua bahan) hanya ada pada bahan organik.
Menurut catatan perkembangan mikroskop di Belanda pada awal abad ke-17, teori kuman dan penyakit menantang 4 ilmu dasar di kedokteran barat, dimana komposisi sel organ dari anatomi manusia dan analisis molekuler tentang pemeliharaan kesehatan hidup secara perlahan-lahan menjadi semakin dimengerti. Pendapat itu mulai mengurangi kebutuhan akan penjelasan tentang “vital force”.
Meskipun demikian, konsep quasi-vitalist yang bermacam-macam masih digunakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai kejadian di kehidupan, perkembangan, dan pemikiran manusia. Jons Jakob Berzelius, salah satu dari bapak kimia modern di awal abad ke-19, walaupun dia menolak penjelasan mistik tentang kehidupan, dia berpendapat bahwa regulative force harus ada di dalam makhluk hidup untuk menjaga fungsi tubuhnya. Carl Reichenbach mengembangkan teori Odic Force, sebuah bentuk energi kehidupan yang dapat menyerap benda hidup yang lain. Konsep ini tidak mendapatkan dukungan jika bukan karena wibawa yang dimiliki Reinchenbach. Ketika fisiologi mulai dimengerti yang berkaitan dengan mekanisme fisik. Penjelasan penting mengenai fungsi tubuh mulai ditemukan satu demi satu. Penemuan terakhir yang ditemukan adalah tentang ginjal, tapi penemuan ini gagal diakui setelah percobaan mengesankan oleh Homer Smith pada tahun 1930 yang memperagakan dengan jelas mekanisme filtrasi dan sekresi pada ginjal. Vitalisme sekarang ini menjadi istilah kuno dalam keilmuan dan sering digunakan sebagai istilah yang buruk. Ernst Mayr, asisten penemu filosofi sintesis evolusi dan kritikus vitalisme dan reductionism, menulis pada tahun 2002 setelah perkembangan matematis tentang teori perilaku dan menyatakan:
Tidak bermartabat orang yang mengolok-olok para vitalis. Ketika seseorang membaca tulisan tokoh vitalis seperti Driesch, orang tersebut akan dipaksa untuk setuju dengan pendapatnya yang menyebutkan bahwa banyak permasalahan biologi tidak dapat diselesaikan dengan mudah hanya dengan filosofi Descartes, yang menurutnya organisme itu dikategorikan sebagai sebuah mesin. Jalan pemikiran seorang vitalis itu tanpa cela. Tetapi usaha mereka untuk menemukan jawaban ilmiah tentang fenomena vitalistik mengalami kegagalan. Menolak filosofi reductionism tidak merugikan suatu penelitian. Tidak ada sistem komplek yang dapat dimengerti kecuali dengan melakukan penelitian. Bagaimanapun interaksi antar komponen harus dipertimbangkan begitu juga dengan bagian komponen yang terisolasi.
Landasan dalam Kimia
Konsep vitalisme pada ilmu kimia dapat dilihat kembali pada Jons Jacob Berzelius yang menyebutkan bahwa pada pembagian organik dan anorganik, vital force hanya ada pada ikatan organik.
Vitalisme memainkan peran penting pada sejarah ilmu kimia karena ini memberikan perbedaan mendasar antara bahan organik dan anorganik, mengikuti pendapat Aristoteles yang menyatakan perbedaan antara kingdom mineral dan kingdom tumbuhan dan hewan. Pemikiran mendasar yaitu bahwa materi organik berbeda secara mendasar dengan materi anorganik. Kemudian ahli kimia vitalis memprediksikan materi organik tidak dapat disintesis atau dibuat dari materi anorganik. Akan tetapi karena perkmbangan teknik kimia, Friedrich Wohler dapat membuat urea dari komponen anorganik pada tahun 1828.
Penemuan lebih lanjut terus menyingkirkan kebutuhan untuk “kekuatan penting” proses kehidupan lebih banyak datang diajarkan dari istilah istilah kimia dan fisika. Namun, akun kontemporari tideak mendukung kepercayaan bahwa vitalisme mati, ketika Wohler membuat urea. “Ini mitos Wohler” sebagai sejarawan ilmu Peter J.Ramberg menyebutnya, berasal dari sejarah populer kimia diterbitkan pada 1931. mengabaikan semua kepura-puraan akurasi sejarah, berubah menjadi perang Wohler yang terjadi setelah mensintesis produk alami yang akan membantah vitalisme dan mengangkat selubung ketidaktahuan, sampai" suatu sore keajaiban terjadi " Namun di tahun 1845, Adolph Kolbe sukses dalam mebuat acetic acid dari komponen anorganik, dan di tahun 1850an, Marcellin Berthelot mengulang percobaan untuk beberapa komponen anorganik lain. dalam retrospeksi, pekerjaan adalah awal dari akhir hipotesis vitalis Berzelius, tetapi hanya dalam retrospeksi, seperti yang telah ditunjukkan Ramberg.
Faktanya, beberapa pikiran pakar ilmiah terbesar terus menyelidiki kemungkinan sifat yang berguna. Louis Pasteur, tidak lama setelah terkenal dari generasi spontan, melakukan beberapa percobaan bahwa ia merasa mendukung konsep penting dari kehidupan. Menurut Bechtel, pasteur "fermentasi dipasang ke dalam sebuah program yang lebih umum menggambarkan reaksi khusus yang hanya terjadi dalam organisme hidup”. Ini merupakan fenomena penting dan tidak bisa diuraikan. Pada tahun 1858 ,Pasteur menunjukkan bahwa fermentasi hanya terjadi ketika sel-sel hidup dan hadir.
 
Biologi
 
Dengan munculnya mekanisme dalam ilmu pengetahuan di abad 16, hanya sedikit ilmuwan vitalistic tersisa. Beberapa diantaranya adalah ahli anatomi Inggris Francis Glisson (1597-1677) dan seorang dokter dari Italia Marcello Malpighi (1628-1694).
Caspar Friedrich Wolff (1733-1794) dianggap sebagai bapak embriologi deskriptif epigenetik karena ia mampu menandai titik ketika perkembangan embrio, ia menggambarkan perkembangan embrio dimulai dalam hal proliferasi sel dan menolak inkarnasi jiwa. Dalam karyanya theoria Generationis (1759), ia berusaha untuk menjelaskan munculnya organisme oleh tindakan dari "vis essentialis", kekuatan, pengorganisasian formatif, dan menyatakan "Semua orang percaya di epigenesis adalah vitalis."
Johann Friedrich Blumenbach mendirikan epigenesis sebagai model pemikiran di bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1781 dengan publikasi nya “Über den Bildungstrieb und das Zeugungsgeschäfte”. Blumenbach memotong polip air tawar dan menyatakan bahwa bagian-bagian dipotong akan beregenerasi. Dia menyimpulkan adanya "drive formatif" (Bildungstrieb) dalam hal hidup. Tapi dia menunjukkan bahwa nama ini, "seperti nama diterapkan pada setiap jenis lain dari kekuatan penting, dengan sendirinya, menjelaskan apa-apa: itu berfungsi hanya untuk menunjuk kekuatan aneh yang dibentuk oleh kombinasi dari prinsip mekanik dengan yang rentan modifikasi" . Oleh karena itu para pemikir vitalis di awal menyadari bahwa ide mereka tidak mampu berdiri sebagai teori-teori ilmiah yang positif. Vitalisme dihidupkan kembali pada awal abad 18 oleh Bichat dokter Marie François Xavier, dan dokter John Hunter yang mengakui "prinsip hidup" di samping prinsip hidup mekanik.
Antara 1833 dan 1844, Johannes Peter Müller menulis sebuah buku tentang fisiologi berjudul Handbuch der Physiologie, yang menjadi buku terkenal sepanjang abad kesembilan belas. Buku ini menunjukkan komitmen Müller untuk vitalisme, ia mempertanyakan mengapa bahan organik berbeda dari anorganik, kemudian melanjutkan untuk analisis kimia dari darah dan getah bening. Dia menjelaskan secara rinci peredaran darah, limfatik, pernafasan, pencernaan, endokrin, saraf, dan sistem sensorik dalam berbagai macam hewan, tetapi menjelaskan bahwa kehadiran jiwa membuat setiap organisme keseluruhan terpisahkan. Dia juga mengklaim perilaku cahaya dan gelombang suara menunjukkan bahwa organisme hidup memiliki hidup-energi yang hukum-hukum fisika tidak pernah sepenuhnya bisa akun.
Vitalisme juga penting dalam pemikiran kemudian teleologists seperti Hans Driesch (1.867-1.941). Pada tahun 1894, setelah kertas penerbitan di eksperimennya pada telur landak laut , Driesch menulis sebuah esai berjudul teoritis Analytische Theorie der organischen Entwicklung, di yang ia menyatakan bahwa studinya dalam biologi perkembangan menunjuk "cetak biru" atau teleologi , yang Aristotelian entelechy , demonstrasi ilmiah Immanuel Kant gagasan 's bahwa organisme berkembang seolah-olah memiliki kecerdasan tujuan:
Pembangunan dimulai dengan manifoldnesses memerintahkan beberapa, tapi manifoldnesses menciptakan, oleh interaksi, manifoldnesses baru, dan ini dapat, dengan bertindak kembali pada yang asli, untuk memprovokasi perbedaan baru, dan sebagainya. Dengan setiap respon baru, penyebab baru segera disediakan, dan reaktivitas khusus baru untuk tanggapan khusus lebih lanjut. Kami memperoleh struktur yang kompleks dari yang sederhana diberikan dalam telur.
Argumen utamanya adalah bahwa ketika seseorang memotong sebuah embrio landak laut setelah pembagian pertama atau dua, bagian-bagian tidak menjadi bagian dari bulu babi, namun bulu babi lengkap. Namun, kemudian penelitian tentang penentuan nasib sel telah menyebabkan penjelasan yang tidak melibatkan vitalisme. Sel-sel embrio tetapsel induk totipoten untuk divisi sel pertama sedikit, hanya menjadi khusus nanti. Reputasi Driesch sebagai ahli biologi eksperimental memburuk sebagai akibat dari teori vitalistic nya. Ia pindah ke Heidelberg dan menjadi Profesor Filsafat Alam
Kaum vitalis sangat menolak teori Darwin tentang seleksi alam. Karena kecenderungan teleologis mereka, mereka sangat menolak selektonism nya. Teori Darwin tentang evolusi menyangkalkeberadaan setiap teleology kosmik, vitalis yang melihat teori Darwin menilainya terlalu materialistis untuk menjelaskan kompleksitas kehidupan. Driesch adalah anti-Darwin yang kuat.
Vitalis lainnya termasuk Johannes Reinke dan Oscar Hertwig. Reenke menggunakan kata neovitalism untuk mendiskripsikan karyanya. ia mengklaim bahwa itu akhirnya akan diverifikasi melalui eksperimen dan ingin member perbaikan atas teori vitalistik lainnya. Karya Reinke merupakan pengaruh untuk Carl Jung.
 
Alfred Russel Wallace percaya hal baru yang bersifat kualitatif bisa muncul melalui proses evolusi, khususnya fenomena kehidupan dan pikiran, seperti vitalist Wallace dikaitkan dengan hal baru agen supranatural. Kemudian dalam hidupnya, Wallace adalah seorang penganjur spiritualisme dan percaya pada asal-usul non-materi untuk kelas mental yang lebih tinggi dari manusia. Ia percaya bahwa evolusi menyarankan bahwa alam semesta memiliki tujuan, dan bahwa aspek-aspek tertentu dari orgaisme tidak dijelaskan dalam hal proses murni materialistik seperti ditulis dalam sebuah artikel majalah 1909 yang berjudul The World of Life, yang kemudian diperluas menjadi sebuah buku dengan nama yang sama.
 
Sejumlah fisikawan mulai menganjurkan vitalisme. Niels Bohr adalah salah satu yang pertama yang menunjukkan bahwa hukum khusus tidak ditemukan dalam benda mati dapat beroperasi dalam organisme. Dia memikirkan bahwa undang-undang sejalan dengan hukum fisika kecuali untuk yang terbatas pada organisme. Erwin Schrodinger mendukung dengan ide yang mirip, seperti milik Walter M. Elsasser and Eugene Wigner.
John Scott Haldane mengaodpsi sebuah pendekatan anti-mekanis kepada biologi dan filosofi idealisme pada awal karirnya. Haldane melihat pekerjaannya sebagai indikasi dari kepercayaannya bahwa teleologi merupakan konsep yang penting dalam biologi. Sudut pandangnya dikenal luas bersamaan dengan buku pertamanya “Mechanism, life, and personality” di tahun 1993. Haldane meminjam argumen dari vitalist untuk melawan mekanisme : bagaimanapun juga, dia bukan merupakan vitalis dan da bersikeras bahwa sudut pandang Hans Driesch mengenai entelechy tidak dapat diterima dan itu tidak konsisten dengan hukum konservasi energi. Haldane mempermasalahkan organisme sebagai dasar dari biologi “kami melihat organisem sebagai mahluk yang mengatur hidupnya sendiri”, “setiap upaya untuk menganalisaya menjadi komponen-komponen yang dapat mereduksi penjelasan mekanis yang melanggar pusat dari percobaan ini”. Kerja dari Haldane memiliki pengaruh pada organisism.
Mulai tahun 1930, vitalisme banyak dijatuhkan oleh banyak biologis. Pada 1931 John Scott Haldane menyatakan :
“Biologis memiliki hampi semua vitalisme yang diabaikan sebagai pengetahuan yang diyakini”
Haldane juga mengatakan bahwa pemikiran mekanis murni tidak dapat mengukur karakteristik kehidupan. Haldane menuliskan beberapa halaman buku dimana dia ingin menunjukan ketidakvalidan, baik antara pendekatan vitalisme dan mekanisme pada ilmu engetahuan. Haldane menjelaskan :
Kita harus mencari perbedaan dalam dasar teori di biologi berdasarkan pada pengamatan pada semua fenomena yang menjadi perhatian kedepannya sehingga koordinasi atas apa yang mereka nyatakan merupakan suatu hal yang wajar bagi organisme dewasa.
Perhatian dari vitalisme dibandingkan dengan membawa kemenangan pada mekanisme membawanya pada pendekatan baru dalam pendekatan di ilmu pengetahuan. Hal ini membawa pendekatan baru pada ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya holisme, organism, dan evolusi emergen.
Dalam mendiskusikan sejarah dari vitalisme di biologi, Ernst Mayr menulis pada tahun 1988 :
Vitalisme telah menjadi suatu paham yang tidak memiliki reputasi sejak 50 tahun terakhir dimana tidak ada biologis yang hidup di jaman sekarang yang ingin dianggap sebagai seorang vitalis. Masih, tersisa beberapa vitalis yang berfikir dapat menemukannya dalam pekerjaan Alistair Hardy, Sewall Wright, dan Charles Birch, yang kelihatannya percaya pada beberapa prinsip ada sesuatu non material pada organisme.
Beberapa orang non-ilmuwan telah memeprtahankanbentuk dari vitalisme, seperti argument untuk meyakini keberadaan dari kekuatan hidup yang tidak berwujud atau pengaruh yang memiliki tujuan atau kekuatan yang membawanya pada evolusi biologi.
 
 
 
 
 
 
Hubungan dengan Emergenitisme
Beberapa askpek dari ilmu pengetahuan kontemporer membuatnya menjadi panduan pagi proses emergent (tiba-tiba) yang mana sifat dari suatu sistem tidak dapat dideskripsikan secara utuh dalam hal sifat dari konstituennya. Hal ini dapat terjadi karena sifat dari suatu konstituen tidak dapat dimengerti secara penuh, atau karena interaksi diantara konstituen individual merupakan hal yang penting untuk mengetahui sifat dari suatu sistem.
Ketika sifat emergent harus dikelompokkan dengan konsep vitalis tradisional merupakan masalah dari kontroversi semantik. Menurut Emmeche et.al. :
Pada sisi lain, banyak ilmuwan dan filsuf meyakini emerjensi sebagai suatu hal yang hanya memiliki status ilmu pengetahuan yang semu. Di sisi lain, pengembangan yang baru dalam bidang fisika, biologi, psikologi, dan bidang multidisiplin lainnya seperti ilmu pengetahuan kognitif, kehidupan palsu, dan pengetahuan mengenai sistem dinamis non-linier telah memfokuskan secara kuat pada level yang lebih tinggi di dalam sifat kolektif dari suatu sistem yang rumit. Yang sering kali dianggap sebagai tiba-tiba, dan kalimatnya sering digunakan untuk mengkarakterisasi sistem.
Emmeche et. al. (1988) mengungkapkan bahwa “terdapat perbedaan yang sangat penting antara vitalis dengan emerjenis: kekuatan kreatif vitalis hanya sesuai pada substansi organik, bukan pada bahan anorganik, Emerjensi merupakan kreasi dari sifat-sifat baru tanpa memandang substansi yang terlibat di dalamnya”. “Asumsi dari ekstra fisik vitalis (kekuatan vital, entelechy, elan vital, dll.) diformulasikan sebagai bentuk umum dari vitalisme, yang seringkali tidak bisa dijelaskan dengan baik. Hal ini menjadikannya sebagai tranquilizer intelektual atau sedatif verbal, gerah dan terus berkembang pada berbagai arah.
 
 
 
 
 
Mesmerism (Paham Mesmer)
Seorang teori vitalis dari abad ke 18 yaitu “Animal Magnetism(Daya tarik hewan)”. Dalam teori dari Franz Anton Mesmer (1734-1815). Akan tetapi, guna dari (konvensional) istilah bahasa inggris animal magnetism diartikan mesmer sebagai magnetisme hewani dapat disalahartikan untuk tiga alasan:
Mesmer memili istilah nya itu untuk jelas-jelas membedakan variannya dalam gaya magnetic dari beberapa istilah pada waktu itu seperti mineral magnetism,cosmic magnetism, dan planetary magnetism.
Mesmer merasa bahwa fakta-fakta gaya/kekuatan ini hanya bertempat tinggal di dalam tubuh dari manusia dan hewan.
Mesmer memilih kata “animal(hewan)” untuk pengartian secara mendasar (dari bahasa latin Animus=”napas”) secara spesifik untuk mengidentifikasi gaya/kekuatan nya sama berkualitasnya yang termasuk untuk semua makhluk hidup dengan napas; makhluk hidup: manusia dan hewan.
Pada masa Mesmer, kata “animal” memiliki asosiasi mental yang berbeda daripada saat ini. Secara spesifik, ada pelaksana dari teknik tersebut yang mengatakan bahwa pengikut mesmeris “orangnya adalah hewan yang hitam” berarti “seseorang adalah kembali ke tahap mental alaminya dimana dia mengembalikan bagian yang paling primitif dari pikirannya sendiri”.
Ide mesmer menjadi sangat ber[engaruh ketika rasa louis XVI Prancis menyetujui dua komisi untuk menginvestigasi mesmeris; salah satunya dipimpin oleh Joseph-Ignace Guillotin, yang lainnya, dipimpin oleh Benjamin Franklin,termasuk Bailly dan Lavoisier. Di dalam kebun Franklin, seorang pasien dibimbing pada 5 pohon, satu dari yang mana yang telah di”mesmeris”kan; dia memeluk setiap dalam giliran untuk menerima “vital fluid (cairan mematikan)”, tapi pingsan dini/lebih dulu dari ‘wrong(salah)’ one [pengertian yang salah]. Di rumah lavoisier, empat cangkir normal dari air telah di sediakan di samping seorang wanita yang ‘sensitif’; orang yang keempat tertawa terbahak-bahak, tetapi dia dengan tenang menelan kandungan/isi dari minuman mesmeris tadi dengan orang yang ke lima, mempercayai itu bahwa itu adalah air putih. Para komisioner menyimpulkan bahwa “cairan tanpa imajinasi adalah tak berarti, sedangkan imajinasi tanpa cairan bisa menghasilkan efek dari cairan.” Hal ini adalah sebuah contoh yang penting dari kekuatan mempertimbangkan dan mengawasi dalam pemalsuan teori.
6
Meskipun melebihi bagian manapun dari ilmu pengetahuan, psikologi kaya akan konspe viatlisme, terutama melalui pemikiran dari Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud merupakan murid dari anti vitalisme terkenal Hermann van Helmholtz, dan bertahan untuk menyatakan konsepnya pada istilah-istilah neurologikal. Mengabaikan segala upayanya, dia menjadi terkenal dalam teorinya yang mengatakan bahwa sikap ditentukan oleh ketidaksadaran pikiran, dimana membangunkan merupakan tidak diperhatikan. Pada 1923, dalam The Ego and the Id, dia mengembangkan konsep “energi fisika” sebagai energi yang darimana kerja dari kepribadian dilaksanakan.
Pikiran yang tidak sadar, yang membangunkan pikiran adalah tidak benar. Pada 1923, dalam The Dago and the Id,dia mengembangkan konsep “energy fisik” sebagai energy yang bekerja pada personal yang tampak.
Meskipun Freud dan Jung sisa dari pengaruh raksasa, pokok pikiran psikologi memutuskan usaha untuk membersihkan diri sendiri dari mistis konsep percobaan untuk melihat lebih dekat mengenai sains dari kimia dan fisika. Meskipun penelitian dengan kesadaran ilmu syaraf memiliki kemajuan substansi dalam menjelaskan proses mental sebagai persepsi, memory dan motivasi seperti marah dan takut, konsep besar seperti pikiran dan kepintaran, sisa penting konstruksi level yang lebih tinggi , dengan pengamatan saraf berkorelasi dengan distribusi yang melalui otak.
Pada tahun setelah Perang Dunia Pertama sebagai orang yang selamat mencoba keuntungan untuk menghubungkan banyaknya pembantaian pada generasi, dengan alam dari kematian yang diskusinya semakin meningkat. Ada ide tentang arwah kematian tinggal dengan nyaman pada banyak orang selamat dan keluarga yang meninggal. Seorang filosofi C.E.M Joad melihat meteri dunia sebagai perbedaan dari persoalan, dan datang untuk melihat ‘arwah’ manusia hidup setelah kematian menyediakan kebaikan dari kekuatan hidup atau fakta penting yang dihadirkan dalam lingkungan alam dimana manusia dapat merasakan kekuatan penting dari generasi sebelumnya.
Ahli saraf Roger Sperry, pada hadiah nobel pada tahun 1981, mendeskripsikan konsep sains modern tentang alam bawah sadar dan hubungannya kepada proses otak dan keadaan darurat sebagai berikut :
Peristiwa pengalaman batin, sebagai sifat muncul dari proses otak, menjadi diri mereka sendiri konstruksi kausal jelas di kanan mereka sendiri, berinteraksi pada tingkat mereka sendiri dengan hukum mereka sendiri dan dinamika. seluruh dunia dari pengalaman batin (dunia humaniora) lama ditolak oleh materialisme abad ke-20 ilmiah, sehingga menjadi wthin diakui dan termasuk domain ilmu pengetahuan.
Sekitar waktu penerimaan Sperry tentang Hadiah Nobel studi kesadaran dianggap di luar bidang ilmu pengetahuan, dan peneliti yang serius mempertaruhkan kredibilitas mereka dengan menggerek topik. Sperry mengubah semua itu, meskipun tidak terjadi dalam semalam. perlahan-lahan berubah sikap untuk merangkul kemungkinan penjelasan fisik untuk kesadaran, dengan simposium dikhususkan untuk awal topik pada pertengahan 1990-an dan bunga berkembang hingga sekarang ada département akademik seluruh dikhususkan untuk mempelajari kesadaran seperti pusat untuk studi kesadaran dalam tuscon. beberapa sarjana telah menyerang vilalism dalam psikologi. thomas (2001) menyatakan bahwa "itu sekarang umumnya dianggap bahwa biologi telah ti membersihkan diri dari vitalisme untuk memungkinkan kemajuan yang signifikan terjadi. disarankan bahwa psikologi akan berkembang sebagai ilmu hanya setelah rids diri dari anti-reduksionistik 'emergentism'.
 
 
 
 
 
 
 
 
Pengobatan Alternatif dan Pelengkap
Pengobatan konvensional kontemporer jauh dari pendekatan yang kurang reduksionistik dan lebih vitalistic obat tradisional, beberapa daerah pengobatan komplementer terus mendukung berbagai konsep vitalistic dan pandangan dunia. Pusat Pelengkap dan Pengobatan Alternatif Nasional(NCCAM) mengklasifikasikan terapi CAM ke dalam lima kategori yaitu :
• Sistem medis alternatif, atau sistem lengkap terapi dan praktek;
• Alternativ pikiran-tubuh, atau teknik yang dirancang untuk memfasilitasi efek pikiran terhadap fungsi dan gejala tubuh;
• Sistem biologis, termasuk jamu;
• Metode manipulatif dan tubuh, seperti chiropractic dan terapi pijat, dan terapi energi.
Terapi yang berkaitan erat dengan vitalisme adalah obat bioenergi, dalam kategori terapi energi. Bidang ini dapat dibagi lagi menjadi obat bioelectromagnetic (BEM) dan biofield terapi (BT). Dibandingkan dengan obat-obatan bioenergi, terapi biofield memiliki identitas kuat dengan vitalisme. Contoh terapi biofield termasuk terapi sentuhan, Reiki, eksternal qi, penyembuhan chakra dan SHEN terapi. Terapi Biofield adalah perawatan medis di mana "energi halus" pasien dimanipulasi oleh praktisi biofield.. Energi halus diadakan untuk ada di luar elektromagnetik (EM) energi yang dihasilkan oleh jantung dan otak. Rubik Beverly menggambarkan biofield sebagai "kompleks, lapangan dinamis, EM sangat lemah dalam dan di sekitar tubuh manusia
Pengobatan tusuk jarum dan chiropractic menekankan sebuah pendekatan holistik untuk penyebabnya dan pengobatan penyakit ( lihat artikel utama pada mata pelajaran ini ). Namun, itu harus dicatat bahwa saat ini banyak chiropractors tidak lagi mematuhi konsep vitalisme untuk menjelaskan mekanisme kerjanya, dan lebih mekanistik dalam pendekatan mereka. Lebih dari itu praktiksi tradisional harus jujur namun, mematuhi konsep bawaan . Misalnya, dalam kertas bernama makna bawaan , Joseph C. Keating, Jr mengatakan bahwa bawaan intelijen di chiropractic dapat digunakan mewakili konsep empat: sinonim untuk homeostatis, label untuk para dokter yang tidak kenal, sebuah vitalistic yang menjelaskan kesehatan dan penyakit, dan sebuah premise metafisis untuk menjalani perawatan.
Pendiri homeopati, Samuel Hahnemann, mempromosikan sebuah imaterial, pandangan vitalistic tentang penyakit: mereka seperti roh (dinamis) gangguan daya semangat ( prinsip vital ) yang menjiwai tubuh manusia. Seperti dipraktekkan oleh beberapa homeopaths hari ini, homeophaty hanya terletak pada premis mengobati orang sakit dengan yang sangat encer dalam dosis yang belum dicairkan dianggap untuk menghasilkan gejala yang sama dalam sebuah individu. Meski begitu sehat, itu tetap sama-sama benar bahwa pandangan penyakit sebagai sebuah gangguan dinamis dari imaterial dan kekuatan yang dinamis vital yang diajarkan di banyak homoeopati perguruan tinggi dan merupakan sebuah prinsip fundamental untuk banyak berlatih kontemporer.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pendapat Kritis
Vitalisme kadang-kadang telah dikatakan sebagai miskin pertanyaan dengan menciptakan suatu nama. Molere telah terkenal dengan parodi ini ( kekeliruan dalam Le Malade Imaginaire, di mana seorang dukun “menjawab” pertanyaan “mengapa kecanduan menyebabkan tidur?”. Penihir “karena daya penidurnya” . Thomas Henry Huxley dibandingkan vitalisme untuk menyatakan bahwa cara itu air adalah aquosity . Cucunya Julian Huxley 1926 dibandingkan kekuatan vital atau elan vital untuk menjelaskan lokomotif kereta api operasi oleh para elan locomotif ( kekuatan lokomotif).
Kritik lain yang mengeungkapkan bahwa vitalisme telah gagal dalam membuktikan enjelasan mekanistik. Hal ini merupakan retrospek dari kimi organik dan biologi perkembangan, tetapi kritik kembali datang pada akhir abad 20. Pada tahun 1912, Jaques Loeb merilis publikasi, Konsepsi mekanistik dari mahluk hidup. Mendeskripsikan percobaan bagaimana landak laut bisa mendapatkan duri ayahnya, seperti Bertrand Russell menaruhnya (menurut agama dan ilmu sains). Ia juga menawarkan tantangan:
“Kita harus berhasil membuat materi hidup secara artificial, atau kita harus dapat menjelaskan mengapa itu tidak bisa terjadi”
Dia juga menjelaskan vitalisme lebih eksplisit.
Oleh karena itu, tidak beralasan untuk melanjutkan pernyataan bahwa selain percepatan oksidasi awal kehidupan individu ditentukan oleh pintu masuk dari "prinsip hidup" metafisik ke dalam telur, dan kematian yang ditentukan, selain dari penghentian oksidasi, dengan kepergian ini "prinsip" dari tubuh. Dalam kasus penguapan air kita puas dengan penjelasan yang diberikan oleh teori kinetik gas dan tidak menuntut bahwa untuk mengulangi jest terkenal Huxley hilangnya "larutan cairan" harus juga dipertimbangkan.
Bachtel dan Richardson berpendapat bahwa vitalisme masa sekarang “terkadang dilihat sebagai sesuatu yang tidak bisa salah, oleh karena doktrin metafisika yang salah”. Untuk banyak peneliti, teori “vitalisme” adalah suatu yang sangat tidak memuaskan “ketentuan” pada arah menuju pengetahuan mekanisasi. Pada 1967, Francis Crick, seorang pencari tahu dari struktur DNA, menyatakan bahwa “dan diantara kalian yang nantinya akan menjadi vitalis aku aku membuat ramalan ini: apa yang kalian percaya kemarin, dan yang kalian percaya sekarang, akan hanya orang bodoh yang mempercayainya pada masa depan”
sementara teori vitalistic banyak pada kenyataannya dipalsukan, terutama mesmerisme, retensi pseudoscientific teori belum teruji dan diuji berlanjut hingga hari ini. Alan Sokal menerbitkan sebuah analisis penerimaan luas di antara perawat profesional "teori ilmiah" penyembuhan spiritual. (Pseudosains dan Postmodernisme: Antagonis atau saudara seperjalanan) [46] Penggunaan teknik yang disebut terapi sentuhan terutama ditinjau oleh Sokal, yang menyimpulkan, "hampir semua sistem pseudoscientific untuk diperiksa dalam esai ini didasarkan pada filosofis vitalisme". dan menambahkan bahwa "ilmu Mainstream telah menolak vitalisme setidaknya sejak tahun 1930-an, untuk sejumlah alasan yang baik yang hanya menjadi lebih kuat dengan waktu." [46]
Dalam "Jenis Minds" bukunya, filsuf Daniel Dennett menulis, "... Dualisme dan Vitalisme (pandangan bahwa makhluk hidup mengandung beberapa hal-Elan fisik tetapi sama-sama misterius khusus penting-telah diturunkan ke tumpukan sampah sejarah .. ..
Joseph C. Keating, Jr, PhD, [48] membahas peran vitalisme masa lalu dan hadir di chiropractic dan panggilan vitalisme "bentuk bio-teologi." Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa:
Vitalisme adalah tradisi yang ditolak dalam biologi yang menyatakan bahwa kehidupan yang berkelanjutan dan dijelaskan oleh sebuah kekuatan, terukur cerdas atau energi. Efek seharusnya vitalisme adalah manifestasi dari kehidupan itu sendiri, yang pada gilirannya merupakan dasar untuk menyimpulkan konsep di tempat pertama. Ini penalaran melingkar menawarkan pseudo-penjelasan, dan dapat menipu kita untuk percaya kami telah menjelaskan beberapa aspek biologi padahal sebenarnya kita hanya berlabel ketidaktahuan kita. "Menjelaskan tak dikenal (hidup) dengan diketahui (bawaan), 'menyarankan filsuf Joseph Donahue, DC,' absurd '.
Keating melihat vitalisme sebagai ketidak sesuaian dengan pemikiran ilmiah:
Chiropractors tidak unik untuk mengenali kecenderungan dan kapasitas untuk memperbaiki diri dan auto-peraturan fisiologi manusia. Tapi kita pasti menonjol seperti jempol sakit di antara profesi yang mengklaim secara ilmiah didasarkan oleh komitmen kami tak henti-hentinya untuk vitalisme. Jadi selama kita mengemukakan para 'Salah satu penyebab, salah satu obat' retorika bawaan, kita harus mengharapkan harus dipenuhi oleh ejekan dari kesehatan masyarakat yang lebih luas ilmu pengetahuan. Chiropractors tidak bisa memiliki kedua-duanya. Teori-teori kita tidak bisa keduanya konstruksi vitalistic dogmatis dipegang dan menjadi ilmiah pada waktu yang sama. Kebermaksudan, kesadaran dan kekakuan bawaan yang Palmers 'harus ditolak.
Jadi, semakin lama kita mengemukakan pendapat bahwa “satu penyembuhan untuk satu penyebab” kita akan berhadapan dengan para pengejek dari komunitas ilmu kesehatan. Chiropractor tidak dapat memiliki keduanya. Kedua teori kita tidak dapat di dogmakan secara vitalistik dan saintfik pada kesempatan yang sama. Tujuan, kesadaran, dan ketegasan dari pembawaan Palmer’s harus ditolak.
Keating juga menyebutkan sudut pandang Skinner’s
Vitalisme memiliki beragam wajah dan menyebar pada berbagai macam area dari penyelidikan sains. Psikolog B.F.Skinner sebagai contoh, menunjuk irasionalitas dari kebiasaan sebagai kekuasaan dan ciri-ciri.
Menurut William, “sekarang, vitalisem merupakan salah satu gagasan yang membentuk dasar bagi semua sistem kesehatan semi-ilmiah yang menyatakan bahwa sakit disebabkan oleh gangguan at ketidak seimbangan dari kekuatan vital pada tubuh.” “Vitalist menyatakan bahwa hal ini ilmiah, faktanya mereka menolak metode ilmiah dengan postulat dasar dari penyebab dan dampak dari pembuktiannya. Mereka seringkali menganggap bahwa pengalaman subyektif lebih valid daripada kenyataan yang obyektif.
Stenger mengungkapkan kalimat “bioenergetics” diterapkan di biokimia untuk mengukur kesiapan dari pertukaran energi antar organisme, dan antar organisme dengan lingkungannya, yang banyak ditemui pada proses fisika dan kimia pada umumnya. Tetapi tidak pada pikiran para penganut vitalisme baru. Mereka membayangkan bioenergitika sebagai kekuatan yang hidup yang beranjak dari fisika dan kimia reduksionis.
Seperti sebuah kekuatan yang seringkali dijelaskan sebagai elektromagnetik (EM), meskipun beberapa pembela selalu membandingkan dengan fisika kuantum. Joanne Stefanatos mengemukakan bahwa “Dasar dari energi dalam pengobatan berasal dari fisika kuantum”. Victor Stenger mengajukan beberapa penjelasan mengapa alasan ini salah. Dia menjelaskan bahwa energi yang ada di dalam kekuatan yang diskret disebut quanta. Suatu kekuatan energi terdiri dari masing-masing komponennya dan hanya eksis apabila quanta tersedia. Oleh sebab itu kumpulan energi tidaklah holistik, tetapi lebih kepada sistem dari sebuah bagian diskret yang harus mengikuti hukum fisika. Ini berrti pula bahwa kekuatan energi tidak bersifat spontan. Fakta dari fisika kuantum ini menempatkan suatu batasan pada ketidakterbatasan, dan kumpulan yang terus berlanjut yang digunakan oleh beberapa teoris untuk menjelaskan apa yang disebut “kumpulan energi manusia”. Stenger melanjutkan,penjelasan dari dampak kekuatan elektromagnetik telah diukur oleh fisikawan secara akurat sebagai satu bagian dari milyarandan telah terdapat banyak bukti bahwa organisme hidup memancarkan kekuatan yang unik.
Pendapat para vitalistik telah diidentifikasi dalam teori biologi anak yang naif : “Percobaan terakhir menunjukkan hasil bahwa sebagian besar dari orang yang belum berpendidikan meyakini untuk memilih vitalistik sebagai penjelasan yang paling masuk akal. Vitalisme bersama dengan bentuk lain dari penyebab yang menengah, menghasilkan suatu perangkat yang tidak biasa untu biologi yang naif sebagai pusat pemikiran.
Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia,Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik.Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.Paham ini pernah dipraktekkan pada zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme,diktaktor dan tiranik.Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk dihormati.Ucapan,perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkannya menjadi pegangan bagi masyarakat.Hal ini bisa berlaku mengingat orang-orang lermah dan bodoh selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya,namun dengan sering waktu paham ini digeser menjadi pandangan yang bersifat demokratis.
Vitalisme adalah keyakinan bahwa prinsip-kehidupan pada dasarnya tidak material. Gagasan ini berasal dari Georg Ernst Stahl (abad ke-17), dan bertahan hingga pertengahan abad ke-19.. Vitalisme menjadi daya tarik bagi filsuf seperti Henri Bergson, Friedrich Nietzsche, Wilhelm Dilthey, ahli anatomi seperti Marie François Xavier Bichat, dan ahli kimia seperti Justus Liebig.
Vitalisme menyokong ide pemisahan fundamental antara bahan organik dan anorganik, dan keyakinan bahwa materi organik hanya dapat berasal dari makhluk hidup. Hal ini dibantah pada tahun 1828 ketika Friedrich Wöhler menyiapkan urea dari bahan anorganik.[40] Sintesis Wöhler tersebut dianggap sebagai titik awal kimia organik modern. Hal tersebut merupakan peristiwa bersejarah, karena untuk pertama kalinya suatu senyawa organik yang dihasilkan dari reaktan anorganik.Kemudian, Hermann von Helmholtz, didahului oleh Julius Robert von Mayer, menunjukkan bahwa tidak ada energi yang hilang dalam gerakan otot, yang menunjukkan bahwa tidak ada "kekuatan vital" yang diperlukan untuk menggerakkannya. Pengamatan empiris ini menyebabkan diabaikannya teori vitalistik dalam sains, meskipun keyakinan ini tetap hidup dalam teori-teori non-ilmiah seperti homeopati, yang menafsirkan bahwa berbagai penyakit disebabkan oleh gangguan pada kekuatan vital atau kekuatan hidup.
-->
 
{{filsafat-stub}}