Azwar Anas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 47:
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia-Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kampong Djawa Padang TMnr 60038884.jpg|thumb|[[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]], Padang pada masa [[Hindia-Belanda]]]]
 
Ketika masih berusia kanak-kanak, ia sempat menggeluti beberapa pekerjaan untuk membantu meringankan ekonomi keluarganya yang sedang sulit pada masa [[pendudukan Jepang di Indonesia]]. Ia pernah berdagang kayu untuk kemudian dijual ke pasar [[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]] dan berjualan ikan, bahkan sebelumnya ia juga pernah berjaja [[pisang goreng]] di Mato Aie setiap pagi.{{sfn|Yusra|2011|pp=17}} Di tengah kesulitan ekonomi keluarganya, setelah tamat dari HIS Adabiah, ia masih bisa meneruskan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi; ia masuk ke sekolah bentukan Jepang yang disebut ''Chu Gakko'' (setingkat SMP).{{sfn|Yusra|2011|pp=18}}
 
=== Masa awal kemerdekaan ===