Holisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26:
===Anthropologi===
Istilah holisme dipakai dalam anthropologi sosial dan budaya untuk menerangkan keadaan suatu masyarakat dimana masyarakat dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dibagi menjadi komponen-komponen yang berbeda. Berdasarkan konsep holisme, seseorang
===Bisnis===
Baris 35:
===Sosiologi===
Emile Durkheim mengembangkan konsep holisme sebagai kebalikan dari kepercayaan, bahwa suatu masyarakat tidak lebih dari kumpulan individu-individu. Louis Dumont membandingkan holisme dengan individualisme sebagai dua bentuk yang berbeda pada suatu kelompok masyarakat. Menurutnya, seorang manusia modern hidup di masyarakat yang individualis, sedangkan masyarakat Mesir kuno dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang holistik, karena
===Filosofi===
Baris 41:
===Psikologi teleologis===
Alfred Adler percaya bahwa individu (suatu
===Antroplogi teologis===
Dalam antropologi teologis, yang termasuk dalam teologi dan bukan untuk antropologi, holisme adalah keyakinan bahwa sifat dasar manusia terdiri dari
===Teologi (ilmu agama)===
Baris 50:
===Neurologi===
Sebuah perdebatan yang telah berjalan sejak abad ke-19 mengenai
===Ekonomi===
Mengakar pada Schumpeter, pendekatan evolusi dianggap sebagai teori
===Arsitektur===
Arsitektur sering diperdebatkan oleh akademisi desain dan mereka berlatih desain untuk menjadi perusahaan holistik. Ketika dipakai dalam konteks ini, holisme cenderung menyiratkan semua pandangan desain inklusif. Ciri ini dianggap eksklusif
==Pengertian Holisme menurut para ahli dari berbagai cabang ilmu==
===Holisme Menurut Hegel===
Hegel menolak konsep fundamental atomistik objek (individu). Hegel mengatakan bahwa individu adalah objek universal yang tidak dapat direduksi atau dibagi-bagi, ia menyatakan bahwa objek (individu) harus dianggap sebagai satu kesatuan ontologis utama. Hegel menegaskan bahwa kesatuan yang
===Dalam Persepsi Fisiologi===
Banyak filsuf seperti Jerry Fodor, menulis bahwa tujuan persepsi adalah pengetahuan, tetapi psikolog evolusi berpegang bahwa tujuan utamanya adalah untuk
Membangun dan memelihara organ-organ indera adalah penting, sehingga organ-organ akan berkembang ketika mereka meningkatkan kebugaran organisme. Lebih dari separuh otak dikhususkan untuk memproses informasi sensorik, dan otak itu sendiri
Para ilmuwan yang mempelajari persepsi dan sensasi telah lama memahami indera manusia sebagai adaptasi. Persepsi terdiri dari pengolahan lebih dari setengah lusin isyarat visual, yang masing-masing didasarkan pada keteraturan dunia fisik. Visi berevolusi untuk merespon energi elektromagnetik yang berlimpah dan yang tidak tepat melalui obyek. Gelombang suara memberikan informasi yang berguna tentang sumber dan jarak ke obyek, hewan yang lebih besar membuat dan mendengar suara dengan frekuensi rendah dan hewan yang lebih kecil membuat dan mendengar dengan frekuensi suara lebih tinggi. Rasa dan bau menanggapi bahan kimia dalam lingkungan yang signifikan bagi kebugaran di EEA. Rasa sentuh sebenarnya banyak, termasuk tekanan, panas, dingin, gatal, dan menyakitkan. Sementara tidak menyenangkan, adalah adaptif. Adaptasi yang penting bagi indra adalah rentang pergeseran, di mana organisme menjadi lebih atau kurang peka terhadap sensasi. Misalnya, mata seseorang secara otomatis menyesuaikan diri dengan cahaya redup atau terang. Kemampuan sensori dari organisme yang berbeda seperti halnya dengan pendengaran kelelawar dalam menentukan lokasi dan ngengat yang telah berevolusi dengan cepat merespon suara yang dibuat kelelawar.
Evolusi psikologi mengklaim bahwa persepsi menunjukkan prinsip modularitas, dengan mekanisme khusus menangani tugas-tugas persepsi tertentu. Misalnya, orang dengan kerusakan pada bagian tertentu dari otak menderita cacat tertentu yang tidak mampu mengenali wajah (prospagnosia). EP menunjukkan bahwa ini yang disebut wajah-membaca modul.
Baris 72:
Pada paruh kedua abad ke-20, holisme mengarahkan kepada pemikiran sistem dan turunannya, seperti ilmu tentang kekacauan dan kompleksitas. Sistem dalam biologi, psikologi, sosiologi seringkali sangat kompleks sehingga perilaku mereka tampak "baru", dan tidak dapat disimpulkan dari sifat-sifat unsur pembentuknya saja. Holisme telah digunakan sebagai suatu slogan. Hal ini berkontribusi terhadap hambatan yang ditemui oleh interpretasi ilmiah terhadap holisme yang meyakini bahwa ada alasan ontologis yang mencegah model reduktif pada prinsipnya untuk menyediakan algoritma yang efisien dalam prediksi perilaku sistem dalam kelas-kelas tertentu.
Holisme secara ilmiah percaya bahwa perilaku sistem tidak dapat diprediksi secara sempurna, tidak peduli berapa banyak data yang tersedia. Sistem alami dapat menghasilkan perilaku yang tidak terduga, dan diperkirakan bahwa perilaku sistem tersebut tidak dapat direduksi secara komputatif, sehingga tidak dapat memperkirakan keadaan sistem tersebut tanpa simulasi penuh semua kejadian yang terjadi dalam sistem. Karakteristik kunci dari perilaku tingkat tinggi pada kelas sistem tertentu dapat dimediasi oleh "kejutan" yang langka pada perilaku unsur-unsurnya karena prinsip interkonektivitas, sehingga tidak dapat diprediksi kecuali dengan metode brute-force. Stephen Wolfram memberikan contoh perilaku automata seluler, yang pada umumnya sangat simpel namun kadang sangat sulit diprediksi.
Teori kompleksitas (ilmu kompleksitas/ "science of complexity), merupakan turunan dari pemikiran sistem. Ilmu ini mencakup pendekatan komputasional dan holistik terhadap pemahaman sistem kompleks yang adaptif dan merupakan metode yang berlawanan dengan metode reduktif. Teori umum tentang kompleksitas telah diusulkan
===Medicine===
|