Teori pensinyalan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sulhan (bicara | kontrib)
Contoh-contoh: : perbaikan kalimat dan struktur.
Sulhan (bicara | kontrib)
Pensinyalan berbiaya dalam berburu: : perbaikan kalimat dan kata.
Baris 543:
 
Permainan berburu yang besar telah dikaji secara ekstensif sebagai suatu sinyal dari keinginan lelaki untuk mengambil risiko fisik, sebagaimana juga memperlihatkan kekuatan dan kerjasama (Bliege Bird et al. 2001; Gurven dan Hill 2009; Hawkes 1990; Weissner 2002).
Teori Pensinyalan Berbiaya (TPB) adalah suatu alat yang berguna untuk memahami pembagian makanan di antara pemburu pengumpul karena ia bisa digunakan pada situasi di mana pembalasan tertunda bukanlahbukan suatu penjelasan yang dapat berjalan teruspantas. (Bliege Bird and Bird 1997; Gurven et al. 2000; Hawkes 1993).
Contoh khusus yang tak konsisten dengan hipotesis pembalasan tertunda adalah yangpada manasaat seorang pemburu berbagi hasil buruannya tanpa diskriminasi dengan semua anggota dari kelompok yang besar (Wiessner 1996).
Dalam situasi ini, individu yang berbagi daging tidak memiliki kontrol terhadap apakah kebaikannya akan dibalas atau tidak, dan '''membonceng''' menjadi strategi yang atraktif bagi yang menerima daging.
'''Membonceng''' adalah orang yang menarik keuntungan dari hidup berkelompok tanpa berkontribusi pada pemeliharaannya (Barrett et al. 2002).
Untungnya, TPB dapatbisa membawa resolusi untuk beberapa kekosongan yang ''hipotesis pembalasan tertunda'' tidak bisa penuhi (Sosis 2000; Smith dan Bliege Bird 2000).
Hawkes (1991, 1993) telah menyarankan bahwa pria mentargetkan permainan besar dan secara publik (di depan umum, anggota komunitas lainnya) membagi daging dengan tujuan untuk memperlihatmemperlihatkan atensi sosial atau untuk "pamer".
Atensi yang disukai ini dapat meningkatkan reputasi pemburu dengan menyediakan informasi tentang kualitas fenotipenya.
Pensinyal kualitas tinggi lebih sukses dalam memperoleh pasangan dan temansekutu.
Maka, TPB membantu dalam mengurai barisan teka-teki evolusioner manusia karena ia dapat menjelaskan perilaku pemborosan dan altruistik. (Getty 1998; Grafen 1990; Johnstone 1995, 1997; Smith dan Bliege Bird 2000; Zahavi 1975, 1977).
 
Baris 556:
Kriteria pertama mengharuskan pensinyal menanggung tingkat biaya dan keuntungan berbeda untuk perilaku pensinyalan.
Kedua, tingkat biaya dan keuntungan harus merefleksikan kualitas fenotipe pensinyal.
Ketiga, informasi yang disediakan oleh suatu sinyal musti diarahkan pada audienpenonton dan mudah diakses.
Penerima bisa saja siapapun yang merasa diuntungkan dari informasi yang pensinyal kirim, seperti pasangan potensial, temansekutu, atau lawan.
Kejujuran terjamin saat hanya individu dengan kualitas tinggi dapat membayar harga untuk menghasilkan sinyal tersebut.
Makanya, biaya tinggi dari [[prinsip rintangan|pensinyalan jujur]] membuat tidak mungkinnya bagi individu dengan kualitas-rendah untuk meniru sinyal dan menipu penerima (Bliege Bird et al. 2001; Hawkes dan Bliege Bird 2002; Zahavi 1975).
 
Bliege Bird dkk. (2001) mengobservasi perburuan kura-kura dan pemancinganmenombak tombakikan dalam komunitas Meriam di Torres Strait di Australia.
Di sana, hanya beberapa pria Meriam yang mampu mengumpulkan kenaikanlaba kalori tinggi untukdari sejumlah waktu yang digunakan berburu kura-kura atau memancing (kcal/h) dibandingkan dengan pria lain.
Disebabkan tangkapan harian ikan dibawa ke rumah dengan tangan dan kura-kura biasanya disajikan pada perayaan besar, anggota dari komunitas tahu kapan pria sukses setelah memancing dan berburu.
Saat anggota komunitas ditanya untuk mengetahui pemburu yang terbaik, mereka menyebutkan nama pria yang paling dipercaya membawa daging kura-kura dan ikan kembali ke komunitas.
Maka, berburu kura-kura dianggap sebagai sinyal berbiaya karena pria Meriam memiliki perbedaan tingkat sukses untuk berburu dan memancing, dan anggota komunitas mereka menggunakan informasi publik ini untuk menilai kualitas dari setiap pemburu.
Lebih lanjut, berburu kura-kura dan menombak ikan membutuhkan waktu dan energi lebih dan menghasilkan peningkatan yang rendah secara signifikan dalam kcal/h daripada mencari makan pada kerang.
Pengumpulan kerang yang sukses bergantung hanya pada jumalhjumlah waktu yang didekasikan untuk mencari, jadi ia bukan aktivitas yang optimal sebagai sinyal bagi kemampuan atau kekuatan.
Hal ini menyarankan bahwa peningkatan energisitas bukanlah alasan utama pria ikut serta dalam berburu kura-kura dan menombak ikan.
Dalam penelitian selanjutnya, Smith et al. (2002) menemukan bahwa pemburu Meriam yang sukses mendapatkan keuntungan sosial dan kesuksesan reproduktif yang lebih besar daripada pria pemburu yang kurang berkemampuan.
 
Marlowe (2010) melaporkan bahwa Hadza juga berpartisipasi dalam berbagi makanan.
Pensinyalan berbiaya dapatbisa menjadi suatu faktor penting dalam menjelaskan perilaku ini karena mereka yang membagi makanan mendapatkan keuntungkan reputasi.
Pendapat bahwa pemburu umumnya berbagi untuk membekali keluarga mereka atau untuk mendapatkan keuntungan balasan tidak dapat dicatat untuk semua pembagian daging yang terjadi.
Sebagai contohnya, dalam komunitas ini, anak muda sering memberikan daging mereka walaupun mereka belum memiliki istri atau anak.
Malahan, berbagi makanan yang susah didapat menyediakan informasi tentang kualitas fenotipe dari donor (Hawkes 2001).
Kualitas ini termasuk penglihatan yang bagus, koordinasi, kekuatan, pengetahuan, ketahanan, atau keberanian.
UmumSangat umum bagi pemburu Hadza untuk berpasangan dengan istri yang lebih subur, perkerja keras daripada dengan yang bukan pemburu (Hawkes et al. 2002).
Wanita diuntungkan dari berpasangan dengan pria yang memiliki kualitas tersebut karena ada kemungkinan pada anak mereka akan diturunkan kualitas yang meningkatkan kesesuaian dan kebertahanan.
Istri juga akan diuntungkan dari tingginya status sosial tinggia suami mereka.
Oleh karena itu, berburu adalah sinyal yang dipercaya dari kualitas fenotipe karena ia berbiaya dan dapat disebarkan kepada komunitas (Smith et al. 2000).
 
Baris 608:
Walaupun pemburu tersebut berbagi daging, dia tidak melakukannya dalam kerangka resiprosikal (Thomas 1959).
Model umum dari pensinyalan berbiaya bukanlah resiprosikal; melainkan, individu yang berbagi mendapatkan pasangan dan teman (Bliege Bird et al. 2001; Zahavi 1975).
Model TPB bisa digunakan untuk situasi dalam kelompok pencari makan Kalahari di mana berbagi sering kepada orang lain yang memiliki sedikit yang diberikan sebagai balasan.
Pemburu muda termotivasi untuk memperlihatkan anggota komunitas denganyang memiliki anak perempuan sehingga dia bisa mendapatkan istri pertamanya.
Pemburu tua bisa termotivasi untuk menarik atensi dari wanita yang tertarik dengan hubungan tanpa kawin, atau menjadi saudara perempuan istri (Lee 1993; Shostak 1981).
Di kelompok Kalahari utara ini, membunuh hewan besar mengindikasikan bahwa seorang pria telah menguasai seni berburu dan mampu mendukung sebuah keluarga (Marshall 1976).
Secara umum, banyak wanita mencari pria yang bagus berburu, memiliki karakter yang sesuai, dermawan, dan akan memberikan keuntungan hubungan sosial (Lee 1979; Marshall 1976; Shostak 1981).
Karena kemampuan berburu adalah syarat untuk kawin, pria yang bagus dalam berburu memasuki masa kawin lebih dahulu.
AkhirnyaTerakhir, teori pensinyalan berbiaya memiliki kapasitas untuk menjelaskan banyak segi yang membingungkan dari strategi pencari makan manusia -- ia memiliki potensi untuk merasionalkan ''tontonan'' mencari makan yang boros karena individu dengan kualitas tinggi mendapatkan keuntungan yang tinggi dari memproduksi ''tontonan'' berbiaya tinggi (Hawkes et al. 2002).
 
=== Resiko fisik sebagai suatu sinyal berbiaya ===