Teori pensinyalan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Resiko fisik sebagai suatu sinyal berbiaya: : perbaikan kata dan kalimat. |
→Agama sebagai sinyal berbiaya: : perbaikan kata dan kalimat. |
||
Baris 648:
=== Agama sebagai sinyal berbiaya ===
Adanya ritual agama berbiaya seperti sunat pada pria, kekurangan makanan dan air (puasa), dan bahkan konsumsi bahan beracun (lihat contohnya pada [[
Dalam artian, kepercayaan beragama yang soleh tampak sebagai suatu sifat
Banyak psikolog evolusioner telah mengajukan bahwa agama muncul sebagai suatu makna dari meningkat dan terjaganya kooperasi dalam kelompok (Steadman dan Palmer 2008).
Kooperasi adalah dasar dari organisasi
Pensinyalan berbiaya membantu mempromosikan perilaku altruistik karena sinyal yang mahal memberikan informasi tentang kualitas suatu individu (Zahavi 1975).
Irons (2001) mengajukan bahwa semua agama memiliki ritual berbiaya dan rumit, yang dilakukan secara publik, dengan tujuan untuk mendemonstrasikan loyalitas dan komitmen kepada anggota kelompok agama yang lain.
Dengan cara ini, anggota kelompok meningkatkan persekutuannya terhadap kelompok dengan mensinyalkan bahwa mereka ikut dalam mempromosikan keinginan kelompok sebagaimana halnya mampu dengan mudah mengidentifikasi anggota lain.
Namun, saat ukuran kelompok meningkat di antara manusia, ancaman dari
(Lihat [[Psikologi evolusioner agama]])
Baris 673:
Lawrence Iannaccone juga telah meneliti efek dari sinyal berbiaya pada komunitas beragama.
Dia menemukan dari sebuah laporan survei umum bahwa saat semakin ketatnya suatu gereja, pengunjung dan kontribusi kepada gereja tersebut meningkat secara proporsional (1992).
Efeknya, orang lebih suka berpartisipasi
==== Contoh-contoh ====
Baris 682:
Hal ini memberikan sebuah kesempatan bagi penumpang gratis secara keuntungan dibagi rata, tidak melihat profesinya.
Dalam eksperimen ini, anggota dari kibbutz, yang sekular dan agamis, disuruh bermain "permainan sumber kolam-bersama" mencerminkan permasalahan sehari-hari yang dihadapi oleh komunitas tersebut.
Dalam kibbutzisme itu, kooperasi dan pengendalian-diri diperlukan untuk mencegah tenggelamnya suatu sumber bersama.
Dengan mengikutkan anggota kibbutz yang sekular dan agamis, Sosis dan Ruffle mampu melihat jika ritual agama mempengaruhi perilaku kooperatif
Dalam Yahudi, praktek agama pria termasuk obligasi untuk sembahyang secara kolektif tiga kali sehari, mengikuti hukum diet kosher, dan berpakaian sederhana.
Menariknya, wanita tidak
Lebih lanjut, bila ritual pria dilakukan secara publik, kebutuhan agama wanita secara umumnya dilakukan secara privat.
Seseorang yang menggunakan TPB akan memperkirakan bahwa dikotomi ini akan mengakibatkan perilaku kerjasama lebih besar pada pria daripada wanita.
Hasil dari eksperimen ini memperlihatkan bahwa: Pertama, pria lebih kooperatif terhadap anggota pria lainnya dari komune mereka daripada wanita.
Kedua, pria yang menghadiri
Tampaknya tidak ada korelasi serupa pada wanita beragama.
Ketiga, pria dan wanita sekular memperlihatkan tingkat kooperasi yang sama.
Baris 703:
Terdapat juga bukti bagi adanya sinyal agama berbiaya lewat seleksi seksual.
Di Bay Islands, Honduras, Irons (2001) menginvestigasi bagaimana pria melihat wanita berdasarkan apakah wanita mengunjungi gereja secara
Pria mengklaim bahwa mereka menganggap wanita yang sering mengunjungi gereja lebih layak sebagai pasangan jangka-panjang karena mereka melihat wanita tersebut lebih mungkin sebagai "istri yang dipercaya".
Dalam sebuah komunitas di mana ketaatan secara ekstrim sangat penting, wanita yang mengunjungi gereja dianggap lebih baik atau berkualitas tinggi.
Terdapat juga penelitian terhadap peningkatan ekonomi dari kesolehan beragama.
Ensminger (1997) berargumen bahwa penyebaran Islam
Dia mengklaim bahwa ritual agama pada Islam berfungsi sebagai kontrak sosial antara orang di Afrika.
Sinyal-sinyal ini membantu mereka membentuk kepercayaan dengan pasangan dagang walaupun jarak yang jauh di mana perdagangan harus dilakukan.
Akibatnya, sinyal berbiaya dari Islam mengurangi ''penumpang gratis'' dari mengacaukan persetujuan dagang dan membolehkan kesepatakan lebih efisien dan menguntungkan.
==== Kritik ====
Baris 718:
Salah satu kritik yang umum adalah bahwa kesolehan adalah, kenyataannya, sangat mudah dipalsukan.
Mengunjungi pelayanan beragama, yang mana diperlukan pada beberapa agama, dapat dilakukan oleh hampir semua orang.
Oleh karena
Walau kritik ini tidak mungkin sepenuhnya ditolak, ia gagal melihat fakta bahwa hipotesis tersebut memprediksi bahwa orang-orang lebih mungkin mengikuti suatu kelompok agama dan berkontribusi saat ritual dari kelompok tersebut berbiaya (Iannacone 1992).
Baris 728:
Namun, telah ada bukti keuntungan dari agama itu sendiri, seperti meningkatnya usia, membaiknya kesehatan, membantu selama krisis, dan lebih baiknya orang secara psikologi (Sosis 2002) {{Verify credibility|date=August 2012}}.
Maka, hipotesis pensinyalan berbiaya menyediakan penjelasan utama bagi agama, sementara keuntungan langsung yang disebutkan adalah penjelasan perkiraan.
Oleh karena itu tidak mungkin secara langsung mengkaitkan kooperasi untuk meningkatkan kesesuaian karena mereka adalah analisis dengan
== Lihat juga ==
|