Gereja Kristen Pemancar Injil Tarakan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 59:
Pendidikan teologi harus dijalaninya selama ermpat tahun. Namun Elosa Mou hanya dapat mengikuti pendidikannya selama satu tahun, karena meletus perang melawan Jepang pada tahun 1942. Ia tidak sempat menyelesaikan studinya hingga selesai karena harus kembali ke Tarakan, sebagai pelabuhan transit, dalam perjalanan pulang saat perang berkecamuk, ia ditangkap dan menjadi tawanan tentara Jepang di [[Banjarmasin]]. Di sini ia dijadikan [[romusha]] dan dikirim ke daerah pedalam [[Kalimantan Selatan]] untuk mengerjakan perkebunan milik [[Jepang]].
Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, Elisa Mou Kembali ke Banjarmasin. Selama berada disana ia diurus oleh seorang pendeta
Ketika mengajar sekolah di Long Bia, Elisa Mou mengusulkan kepada pihak misi CMA untuk membuka jurusan umum di sekolah tersebut. Usul itu ditolak karena ada pemahaman yang sangat erat hubungannya dengan ajaran tentang hari Tuhan sudah dekat. Itulah sebabnya mereka mempunyai metode kerja yang tidak memperhatikan sekolah-sekolah umum, yayasan-yayasan sosial, maupun mengorganisir jemaat. Mereka kurang memperhatikan kebudayaan setempat, yang penting adalah bertobat dan dibaptiskan. Jadi menurut pandangan mereka, jika Tuhan datang, hal-hal yang berbau duniawi itu tidak ada gunanya (termasuk pendidikan umum). Kemudian Elisa Mou mengusulkan agar CMA membuka sekolah umum yang nantinya dikelola oleh gereja. Usul ini pun ditolak
|