Hasan Mustapa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kandar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k several dozens -> beberapa lusin
Baris 3:
Guru-gurunya di tanah air, antara lain Kiai Haji Hasan Basri (Kiara Koneng, Garut), Kiai Haji Yahya (Garut), Kiai Abdul Hasan (Tanjungsari, Sumedang), Kiai Muhamad (Cibunut Garut), Muhamad Ijra`I (murid Kiai Abdulkadir, Dasarema, Surabaya) dan Kiai Khalil (Bangkalan, Madura). Setelah menikah dan beranak satu, sekitar [[1880]], ia berangkat lagi dengan anak istrinya ke Mekkah untuk belajar lebih jauh. Guru-gurunya di Mekah antara lain Syekh Muhamad, Syekh Abdulhamid Dagastani atau Sarawani, Syekh Ali Rahbani, Syekh Umar Syami, Syekh Mustafa al-Afifi, Sayid Abubakar al-Sathahasbulah, Syekh Nawawi Al-Bantani, Abdullah Al-Zawawi, dan lain lain. Pada waktu itu, Hasan Mustapa sendiri sudah mengajar di Masjidil Haram.
 
Menurut Dr. [[Snouck Hurgronje]] yang berkenalan dengannya di Mekkah, Hasan Mustapa diikuti oleh "''severalbeberapa dozens''"lusin murid setiap kali ia mengajar. Menurut [[Abubakar Jajadiningrat]] yang memberikan bahan-bahan sumber kepada [[Snouck Hurgronje]], dalam naskah yang bertitimangsa (bertanggal) [[17 Desember]] [[1887]], Hasan Mustapa mempunyai murid di Masjidil Haram lebih kurang 30 orang, berilmu luas dan telah menerbitkan buku dalam [[bahasa Arab]]. Pada sekitar [[1885]] di [[Garut]] timbul pertikaian paham antara golongan tua dengan kaum muda pembaharu yang cukup ramai, sehingga Penghulu Besar Haji [[Muhamad Musa]] mengirimkan orang untuk menjemput Haji Hasan Mustapa memenuhi panggilan itu, ia berhasil memadamkan pertikaian paham itu, lalu mendirikan pesantren di [[Sindangbarang]], Garut.
 
Tahun [[1889]] ia diajak oleh Dr. Snouck Hurgronje yang ketika itu berada di Jawa (karena tidak diijinkan oleh pemerintah menyelundup ke [[Aceh]]), untuk berkeliling di Jawa menemui para kiai terkenal sambil menyelidiki kehidupan [[agama]] [[Islam]] dan folklor. Catatan Dr. Snouck Hurgronje tentang perjalanannya selama kira-kira dua tahun itu, yang tebalnya 1337 halaman, diikhtisarkan oleh Dr. ph. [[van Ronkel]] kemudian dalam "''Aanteekeningen over Islam en folklore in west-en Midden Java''" (Bijdragen KITLV No.101, 1942).