Pela: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- ijin + izin)
Sobboy Moi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Pela''' adalah suatu [[sistem]] hubungan [[sosial]] yang dikenal dalam [[masyarakat]] [[Maluku]] berupa suatu [[perjanjian]] hubungan antara satu [[NegriNegeri]] ([[kampung]] atau [[desa]]) dengan kampungnegeri lainnya yang biasanya berada di [[pulau]] lain dan kadang juga menganut [[agama]] lain di Maluku, biasanya(Bahasa Ambon : Tapele Tanjong). Biasanya satu Negri memiliki paling tidak satu atau dua Pela yang berbeda jenisnya.
 
Sistem perjanjian pela ini diperkirakan telah dikenal atau telah ada sebagai bagian kearifan lokal masyarakat Maluku sebelum masa kedatangan bangsa-bangsa [[Eropa]],terutama Portugis dan Belanda ke Maluku, dan digunakan untuk memperkuat pertahanan terhadap penyerangan yang dilakukan oleh bangsa Eropa pada waktu itu. (Monopoli Rempah)
 
== Peraturan dalam Pela ==
Pela dianggap sebagai suatu ikatan persaudaraan antara semua [[penduduk]] antar keduaNegeri (baik 2 negeri atau lebihpun Negribanyak negeri) yang bersangkutan dan dianggap [[suci]]. Ada empat aturan dasar Pela yang umum, yang harus dipatuhi oleh anak negeri antara lain:
 
# NegriNegeri-NegriNegeri yang berpelamemiliki ikatan pela berkewajiban untuk saling membantu negeri yang lain pada masa genting (bencana alam, peperangan dll.)
# Jika diminta ataupun tidak diminta, maka NegriNegeri yang satu yang berpela dengan negeri yang satunya lagi wajib memberi bantuan kepada NegriNegeri lain yang hendak melaksanakan proyek-proyek demi kepentingan kesejahteraan umum, seperti pembanguanan rumah-rumah ibadah ([[Gereja]], atau [[Masjid]]), danparigi, baileu, [[sekolah]] dll.
# Bila seorang mengunjungi NegriNegeri yang berpela dengan NegrinyaNegeri asalnya, maka orang-orang di negeri pela tempat ia berkunjung itu wajib untuk memberi makanan secara sukarela kepadanya, dan tamu yang sepela itu tidak perlu meminta izin untuk membawa pulang apa-apa dari hasil tanah atau buah-buahan menurutdi negeri yang kesukaannyabersangkutan.
# Semua penduduk negeri-Negrinegeri yang saling berhubungan Pela itu dianggap sedarah sehingga duapenduduk orangdari kedua negeri yang sepela tidak bolehbolehkan untuk saling kawin mengawini. Pelanggaran terhadap aturan ini akan dihukum keras oleh nenek moyang yang mengikrarkan Pela itu berupa kutukan seperti sakit, mati dan kesusahan lain yang ditujukan kepada Pelanggar maupun anak-anaknya. Pada masa lalu, mereka yang melanggar pantangan kawin tersebut ditangkap dan disuruh berjalan mengelilingi NegriNegeri-NegrinyaNegerinya dengan hanya berpakaian daun-daun kelapa dan dicaci maki oleh penghuni NegriNegeri sebagai seorang pezina/pembuat aib.
 
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:30%; float:left; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">... Sei Lesi Sou, Sou Lisa Ei atau Siapa Langgar Sumpah, Sumpah Hukum dia... ''<p style="text-align: right;">— Nenek Moyang, "Kapata Pela Ee" ''</blockquote>
Pela dianggap sebagai suatu ikatan persaudaraan antara semua [[penduduk]] antar kedua atau lebih Negri yang bersangkutan dan dianggap [[suci]]. Ada empat dasar Pela yang harus dipatuhi antara lain:
# Negri-Negri yang berpela berkewajiban untuk saling membantu pada masa genting (bencana alam, peperangan dll.)
# Jika diminta, maka Negri yang satu wajib memberi bantuan kepada Negri lain yang hendak melaksanakan proyek-proyek demi kepentingan kesejahteraan umum, seperti pembanguanan rumah-rumah [[Gereja]], [[Masjid]] dan [[sekolah]]
# Bila seorang mengunjungi Negri yang berpela dengan Negrinya, maka orang-orang di negeri itu wajib untuk memberi makanan kepadanya, tamu yang sepela itu tidak perlu meminta izin untuk membawa pulang apa-apa dari hasil tanah atau buah-buahan menurut kesukaannya
# Semua penduduk negeri-Negri yang saling berhubungan Pela itu dianggap sedarah sehingga dua orang yang sepela tidak boleh kawin. Pelanggaran terhadap aturan ini akan dihukum keras oleh nenek moyang yang mengikrarkan Pela itu berupa kutukan seperti sakit, mati dan kesusahan lain yang ditujukan kepada Pelanggar maupun anak-anaknya. Pada masa lalu, mereka yang melanggar pantangan kawin tersebut ditangkap dan disuruh berjalan mengelilingi Negri-Negrinya dengan hanya berpakaian daun-daun kelapa dan dicaci maki oleh penghuni Negri.
 
== Jenis-jenis Pela ==