Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERGAULAN TERHADAP PENDIDIKAN MANUSIA
Menurut para ahli seorang siswa hanya menerima 30% ilmu dari para pengajarnya di tempat mereka menimba ilmu, 10% dari orang tua mereka masing-masing dan sisanya yang 60% mereka dapat dari pergaulan dan lingkungan mreka masing-masing .Oleh karena itu baik buruknya, pintar dan tidaknya seorang siswa dapat diketahui dari lingkungan dan pergaulan sehari-hari siswa tersebut, hal seperti ini bisa terjadi karena frekwensi waktu seorang siswa terhadap teman-teman mereka jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan waktu mereka bersama guru dan orang tua mereka masing-masing.
Oleh sebab itu jangan kaget ketika ada seorang siswa yang pergi ke kampung Inggris Pare Kediri tiba-tiba mendadak mahir berbahasa inggris dalam kurun waktu yang sangat singkat, hal semacam ini biasa tewujud karena di kampung inggris menerapkan 100% wajib berbahasa inggris bagi semua orang yang hidup dan tinggal di lingkungan sana, baik yang besar, kecil, tua, muda, kaya, miskin, pejabat maupun petani semuanya di wajibkan berbahasa inggris dimanapun dan kapanpun ketika mereka berinteraksi tanpa terkecuali, sehingga di sana benar-benar tercipta kampung yang 100% berbahasa inggris, dan hal semacam ini terbukti sangat efektif mempengaruhi seorang siswa yang awam terhadap basa inggris menjadi lebih mudah untuk mempelajari dan memahami bahasa inggris jika dibandingkan dengan mereka yang belajar bahasa inggris dipendidikan formal namun lingkungannya tetap menggunakan bahasa indonesia.
Hal semacam ini bisa terjadi dikarenakan mereka hanya mempelajari bahasa inggris ketika berada di dalam jam pelajaran bahasa inggris saja, namun ketika mereka berada di luar kelas mereka kembali berinteraksi menggunakan bahasa indonesia, belum lagi ketika mereka berada di luar jam sekolah, mereka akan sangat sulit menemukan teman yang bisa diajak berbicara dengan menggunakan bahasa inggris dikarenakan di lingkungan yang mereka tinggali masih sangat minim orang yang bisa dikatakan mahir berbahasa inggris.
Praktis mereka hanya mempraktekkan kemampuan berbahasa inggrisnya ketika waktu jam pelajaran bahasa inggris saja, dan tentunya hal semacam ini akan sangat menghambat perkembangan kemampuan seoran siswa untuk belajar berbahasa inggris, padahal suatu bahasa itu akan jauh lebih mudah dipelajari ketika bahasa itu langsung di praktekkan, dan praktek yang paling efektif untuk mempelajari dan memahami sebuah bahasa adalah ketika mereka menggunakan bahasa tersebut untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, dan hal semacam ini telah di buktikan di kampung Inggris Pare Kediri.
Sekarang coba kita lihat efek dari adanya pondok pesantren di lingkungan perkotaan, seorang siswa yang dulunya hanya10% memahami ilmu agama ketika dia di masukkan kesebuah pesantren maka dia akan mengalami perubahan yang sangat signifikan ketika dia kembali ke lingkungan asalnya, dia yang dulunya suka mencuri, minum-minuman keras dan yang jarang bahkan tidak pernah mengerjakan sholat sekarang berubah menjadi seorang yang ahli ibadah, suka memberi, sopan dan santun kebada semua orang, hal semacam ini dikarenakan karena dia ketika hidup di lingkungan pesantren selalu berinteraksi dengan para santri yang 80% berahlaqul karimah, sehingga perbuatan buruk siswa tersebut lama-kelamaan akan punah sendiri terkikis oleh pergaulan dan lingkungan baru siswa tersebut, belum lagi ketika sebuah pondok pesantren menerapkan jadwal kegiatan keagamaan yang sangat padat mulai dari kewajiban sholat lima waktu berjamaah, mengaji Al Quran, mengaji kitab-kitab para ulama’ terdahulu, hal semacam ini juga terbukti mempunyai efek yang positif terhadap siswa tersebut ketika mereka kembali ke lingkungan asal mereka, mereka tidak akan lagi mengerjakan sholat karena sebuah paksaan akan tetapi mereka akan mengerjakan sholat karena sebuah kebiasaan.
Hal seperti di atas sangatlah berbanding terbalik dengan siswa yang tidak sama sekali mengecam pendidikan disebuah pondok pesantren. Kebanyakan siswa yang interaksinya lebih banyak bersama teman-teman mereka di luar sana dewasa ini sudah tidak bisa di harapkan lagi ahlaqnya, semua ini bisa terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan dan teman-teman mereka yang 70% sudah dipengaruhi oleh budaya dunia barat, bahkan sekarang para siswa-siswi yang masih duduk di bangku SMP sudah tidak tabu lagi berpacaran di depan umum, minum-minuman keras, pesta narkotika, bahkan tidak sedikit dari mereka sudah pernah melakukan hubungan yang sewajarnya dilakukan oleh suami istri, sehingga perbuatan mereka banyank meresahkan masyarakat yang hidup di lingkungan sekitar mereka, belum lagi ketika mereka terjangkit virus HIV dan AIDS yang kebanyakan disebabkan karena seringnya siswa tersebut mengadakan pesta narkotika dan melakukan sex bebas, bukan hanya masyarakat sekitar lagi yang mereka resahkan kehormatan suatu negara pun turut mereka cemari karena mereka telah menjadikan negaranya sebagai negara yang penduduknya sebagian besar telah terjangkit oleh virus HIV dan AIDS.
Dan untuk bisa meminimalisir hal-hal seperti di atas kiranya pemerintah bisa mengubah pola hidup dan lingkungan masyarakat yang sudah terlanjur terinfeksi oleh virus-virus dunia barat, serta tak lupa mengadakan program-program sosial yang dapat mempengaruhi pola pikir para remaja agar mengerti betapa dahsatnya efek dari sebuah pergaulan dan lingkungan hidup sekitar, dan tidak ketinggalan mengadakan program pengembangan pondok pesantren terutama di lingkungan perkotaan dalam rangka untuk mengimbangi revolusi zaman yang sudah tua ini, namun hal semacam ini tidak akan bisa terwujud tanpa adanya kesadaran dan dukungan dari seluruh rakyatnya.
dari ketiga fakta diatas sekiranya sudah dapat di tarik kesimpulan betapa luar biasanya pengaruh dari suatu pergaulan dan lingkungan terhadap pribadi diri seseorang dalam pembentukan kemampuan dan karakter seseorang.
|