Holisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Kata 'holisme' pertama kali diperkenalkan pada tahun 1926 oleh [[Jan Smuts]], seorang negarawan dari [[Afrika Selatan]], dalam bukunya yang berjudul ''Holism and Evolution''. Asal kata 'holisme' diambil dari [[bahasa Yunani]], ''holos'', yang berarti semua atau keseluruhan. Smuts mendefinisikan holisme sebagai sebuah kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut lebih besar daripada sekedar gabungan-gabungan bagian hasil [[evolusi]].
 
Contoh holisme dapat ditemukan di sepanjang sejarah manusia dan dalam konteks sosial budaya yang paling beragam ditegaskan melalui banyak studi [[etnologi]]. Seorang [[misionaris]] dari [[Perancis]], [[Maurice Leenhardt]], mencetuskan istilah ''cosmomorfisme'' untuk mengindikasikan adanya hubungan timbal-balik yang sempurna antara seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut ditemukan pada masyarakat [[Melanesia]] di [[Kaledonia Baru]]. Untuk masyarakat di daerah tersebut, seorang individu yang terisolasi tidak memiliki status yang jelas sampai dia menemukan posisinya di lingkungan tersebut. Dengan mengenal seorang individu, tidak dapat dijadikan patokan bahwa kita telah mengenal sebuah komunitas.
 
Lawan dari holisme adalah [[reduksionisme]], yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa suatu sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan cara mempelajari hal-hal yang menjadi dasar sistem tersebut (''reduction''). Misalnya, suatu proses biologis dapat dijelaskan melalui proses kimiawi. Lalu proses kimiawi tersebut dapat diterangkan melalui proses fisika. Akibatnya, proses fisika dapat menjelaskan proses kimiawi yang menjadi dasar terjadinya proses biologis.
Baris 20:
Pada paruh kedua abad ke-20, holisme mengarahkan kepada pemikiran [[sistem]] dan turunannya, seperti ilmu tentang kekacauan dan kompleksitas. Sistem dalam [[biologi]], [[psikologi]], [[sosiologi]] seringkali sangat kompleks sehingga perilaku mereka tampak 'baru', dan tidak dapat disimpulkan dari sifat-sifat unsur pembentuknya saja.
 
Holisme telah digunakan sebagai suatu slogan. Hal ini berkontribusi terhadap hambatan yang ditemui oleh [[interpretasi]] ilmiah terhadap holisme yang meyakini bahwa ada alasan ontologis yang mencegah model reduktif pada prinsipnya untuk menyediakan [[algoritma]] yang efisien dalam prediksi perilaku sistem dalam kelas-kelas tertentu.
 
Holisme secara ilmiah percaya bahwa perilaku sistem tidak dapat diprediksi secara sempurna, tidak peduli berapa banyak data yang tersedia. Sistem alami dapat menghasilkan perilaku yang tidak terduga, dan diperkirakan bahwa perilaku sistem tersebut tidak dapat direduksi secara komputatif, sehingga tidak dapat memperkirakan keadaan sistem tersebut tanpa simulasi penuh semua kejadian yang terjadi dalam sistem. Karakteristik kunci dari perilaku tingkat tinggi pada kelas sistem tertentu dapat dimediasi oleh 'kejutan' yang langka pada perilaku unsur-unsurnya karena prinsip interkonektivitas, sehingga tidak dapat diprediksi kecuali dengan metode ''brute-force''. [[Stephen Wolfram]] memberikan contoh perilaku automata seluler, yang pada umumnya sangat simpel namun kadang sangat sulit diprediksi.
Baris 40:
 
===Filosofi===
Dalam [[filsafat]], doktrin yang menekankan prioritas keseluruhan atas bagian adalah holisme. Beberapa menyarankan bahwa definisi tersebut untuk pandangan 'nonholistik' bahasa dan menempatkannya di kemah reduktivis. Bergantian, sebuah 'holistik' definisi holisme menyangkal perlunya sebuah divisi antara fungsi bagian-bagian yang terpisah dan cara kerja dari 'keseluruhan'. Hal ini menunjukkan bahwa pada karakteristik, dikenal kunci dari konsep holisme yaitu kebenaran mendasar dari setiap pengalaman tertentu. Bertentangan dengan apa yang dirasakan sebagai ketergantungan reduktivis pada metode induktif sebagai kunci untuk [[verifikasi]] konsep tentang bagaimana bagian-bagian berfungsi dalam keseluruhan.
 
Dalam filsafat bahasa, ini menjadi klaim yang disebut holisme [[semantik]], bahwa makna dari kata atau kalimat individu hanya dapat dipahami dalam hal hubungan untuk tubuh yang lebih besar dari bahasa, bahkan seluruh teori atau seluruh bahasa. Dalam filsafat [[pikiran]], keadaan mental dapat diidentifikasi hanya dalam hal hubungan dengan orang lain. Hal ini sering disebut sebagai 'holisme isi' atau 'holisme yang mental'. Gagasan ini melibatkan filsafat tokoh-tokoh seperti [[Frege]], [[Wittgenstein]], dan [[Quine]].
Baris 61:
 
===Holisme menurut Hegel===
[[Hegel]] menolak konsep fundamental atomistik objek (individu). Hegel mengatakan bahwa individu adalah objek universal yang tidak dapat direduksi atau dibagi-bagi, ia menyatakan bahwa objek (individu) harus dianggap sebagai satu kesatuan ontologis utama. Hegel menegaskan bahwa kesatuan yang didapatkan dalam pengalaman di dunia ini terbangun oleh pluralitas intuisi kita sendiri. Dalam skema ontologisnya individu tidak dapat direduksi ke dalam sifat [[pluralisme|pluralitas]], melainkan suatu contoh kesatuan substansi yang universal. Dalam pandangan Hegel, suatu zat seperti darah merupakan sebuah kesatuan organik yang terdiri dari komposisi zat yang berbeda yang tidak dapat dipahami dalam tingkat kimia. Jadi dalam pandangannya, darah adalah zat yang tidak dapat dikurangi menjadi bagian yang kita inginkan, kita harus melihat sebagai keseluruhan zat yang menyendiri. Ini merupakan pandangan holistik yang [[fundamental]].
 
===Neurologi===