Girsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Pendapat Jaludin Purba Girsang BA yang kontoversi ini, dikalangan Girsang dan penulis-penulis lainnya, tidak bisa dijadikan pegangan karena tidak sesuai dengan pendekatan hikayat yang ada dan runtun sejarah sebenarnya, hingga pendapat demikian sudah dinafikan.
Versi yang berkembang turun temurun mengatakan bahwa marga girsang adalah berasal sub marga [[Purba]] dan tidak ada hubungannya dengan Lumbantoruan{{fact|date=2011}}. Oleh karena itu girsang dianggap suku simalungun asli.
 
Menurut kisah turun temurun, nenek moyang marga Girsang lahir dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Karena begitu susah mencari makanan, orangtuanya sering meninggalkan dia di bawah sebuah pohon buluh botung, tapi saat itu setiap kali si Ibu datang mau memberi menyusui anaknya selalu ada mendahuluinya seekor Ursa (rusa) yang menyusui anak tersebut , hingga anak tersebut tumbuh besar & dewasa, itu jugalah alasannya sehingga marga Girsang tidak boleh memakan daging Ursa-Belkih (rusa).
 
Setelah anak itu tumbuh besar dia pergi merantau, karena begitu luas daerah yang ia jalani sampai ia mempunyai 16 orang isteri yang berasal dari berbagai rantau. Suatu hari dia pergi merantau ke negeri Timur - tanah Simalungun (wilayah ini kini disebut Girsang Sipangan Bolon, karena kepintaran dan kekuatanya akhirnya seorang Raja marga Sinaga mengaguminya, ia dijamu panganan yang mewah sekelas raja, sampai akhirnya Raja tersebut menikahkan dia dengan Putrinya. Marga Girsang ini mempunyai kegemaran berburu sehingga dia disebut juga dengan julukan Parultop Ultop.
 
Tapi suatu hari tibalah saatnya pembagian tanah di desa tersebut, namu dia tidak menerima bagian yang diberikan oleh raja tersebut. Tolakanya bukan berarti dia tidak butuh bagian tersebut tapi karena kelicikanya dan ia mempunyai tujuan tertentu. Saat itu dia hanya meminta bagian tempat menanam Labu, dengan perjanjian setiap tanah yang dijalari oleh labunya itu menjadi tanah miliknya. Karena kepolosan masyarakat & Raja tersebut hingga beranggapan bahwa labu tersebut tidak akan bisa menjalar luas akhirnya mereka menyetujui perjanjian itu. Setelah itu diapun menanam Labu tersebut, setiap akar dari labu tersebut dia beri baja (sejenis pupuk), sehingga labu tersebut tumbuh subur dan meluas bahkan tanah di desa tersebut sudah menjadi miliknya. Akhirnya Raja pun mengambil keputusan untuk membagi ulang tanah tersebut.
 
Dia mempunyai 3 orang anak, namun untuk membesarkan anak tersebut dia harus menyembunyikannya di tempat yang aman, karena Raja menganggap bahwa anak-anak Girsang memiliki kelicikan seperti ayahnya; Girsang mengkhawatirkan jika Raja tidak suka kepada anak-anaknya. Saat kelahiran anak pertamanya dia harus membohongi raja dengan menyembelih seekor anjing dan menunjukkan darah anjing itu kepada raja bahwa dia telah membunuh anak tersebut. Setelah anak-anaknya besar anak tersebut pergi merantau. Anak-anaknya inilah yang menyebar menjadi marga Girsang. Sehingga jika di tanah karo (Tarigan Gersang), Dairi (Gersang), Simalungun (Girsang).
 
Yang pergi ke tanah karo tersebut juga kegemarannya adalah berburu. Suatu saat dia pergi berburu ke sebuah hutan dan dia membawa banyak anjik pemburu binatang. Di hutan tersebut dia menemukan 2 (dua) jenis jamur, yaitu satu yang berwarna putih dan satu lagu berwarna Merah. Awalnya dia tidak mengetahui jamur itu mempunyai keajaiban, saat itu anjingnya menyentuh jamur yang berwarna merah dan setiap anjing yang menyentuh jamur yang berwarna merah anjing tersebut akan pingsan dan setiap anjing yang tersentuh oleh jamur merah maka anjing tersebut akan sadar kembali. Dari situlah dia mengetahui bahwa jamur tersebut mempunyai fungsi yaitu satu sebagai racun dan satu lagi sebagai obat. sejak saat itu dia juga menjalani banyak daerah sehingga dia di beri julukan Pagar Dawan. Nama pagar Dawan sampai saat ini juga sudah menjadi rurun marga Tarigan Gersang.
 
Saat itu dia dinikahkan oleh marga ginting yaitu tepatnya daerah juhar, dia dinikahkan juga karena kepintarannya menyembuhkan segala penyakit di daerah itu. Dan dia mempunyai 1 satu orang anak salah satunya adalah yang di sebut NINI PENAWAR dan anak tersebut mempunyai keahlian yaitu pintar mengobati seperti orangtuanya. Keturunan dari NINI PENAWAR ini adalah Tarigan SIMPANG PAYONG.
 
== Kerajaan Girsang/Silimakuta dan Sejarahnya ==