Pendudukan Sumatera Barat oleh Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
rv
Baris 1:
{{user:ariyanto|terisolasi}}
 
 
[[Berkas:Japanese Tunnel Bukittinggi Indonesia.jpg|thumb|right|250px|[[Lubang Jepang Bukittinggi|Lubang Jepang]] di [[Bukittinggi]], sebuah terowongan perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942]]
 
''{{PAGENAME}}'Jepang masuk ke Minangkabau''' adalah(yang pendudukansebagian Jepangbesar diwilayahnya Minangkabaukini yangmasuk dimulaike padaprovinsi tanggal[[Sumatera Barat]]) pada 13 Maret 1942 dan empat hari setelah itu Padang dan hampir seluruh kota penting di wilayah ini diduduki tanpa perlawanan dari [[Belanda]]. Jepang memasuki Padang pada 17 Maret 1942. Seiring dengan itu, di [[Padang]] dilaksanakan serah terima kekuasaan atas Minangkabau antara [[Jepang]] dan Belanda. Pendudukan Jepang di wilayah ini berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]]
 
Pada umumnya kadatangan tentara Jepang ke [[Indonesia]] semula sangat mencemaskan masyarakat, akan tetapi dalam berbagai kesempatan Jepang menyerukan bahwa kedatangannya adalah sebagai saudara tua untuk membebaskan rakyat dari penjajahan Barat. Jepang menyiarkan slogan "Asia untuk Asia" melalui agen-agen mereka sehingga banyak rakyat di berbagai kota menyambut kehadiran Jepang dengan cukup antusias, terutama rakyat yang tidak mengerti sama sekali dengan perkembangan politik global. Di Minangkabau sendiri, [[Soekarno]] yang pada masa awal kedatangan Jepang berada di Padang, bahkan meyakinkan sebagian besar tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia di Minangkabau agar mau bekerja sama dengan Jepang.