Kabupaten Sarolangun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 54:
'''Potensi'''<br />
Bahan galian Golongan A, terdiri dari :
:a). Minyak Bumi
Baris 87:
<br />
Kabupaten Sarolangun memiliki potensi sumber daya alam bidang kehutanan seperti hutan lindung, taman nasional dan cagar alam, namun belum seluruhnya dieksploitasi dan dimanfaatkan secara optimal. Di Kabupaten Sarolangun terdapat 3 (tiga) macam kawasan lindung yaitu :
Baris 98:
<br />
<br />
# ▼
# '''''Potensi Perkebunan'''''▼
Kabupaten Sarolangun merupakan memiliki potensi untuk pengembangan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet dimana merupakan usaha bidang perkebunan yang paling dominan perkembangannya, hal ini dapat dilihat dari jumlah luas areal perkebunan dan Jumlah produksi yang cukup besar. Usaha perkebunan lain yang juga berkembang di Kabupaten Sarolangun adalah Kopi, Lada, kelapa, Cassiavera, Pinang, Kemiri, Aren dan tebu. Dengan besarnya potensi perkebunan, ditunjang dengan tersedianya bahan baku yang berkelanjutan, infrastruktur dengan kondisi baik serta lokasi yang strategis diharapkan khususnya untuk komoditi karet dan kelapa sawit dapat mendorong minat para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mendirikan kawasan industri pengolahan sampai dengan produk hasil turunannya (industri hulu sampai industri hilir) di Kabupaten Sarolangun.▼
* '''''
▲Kabupaten Sarolangun merupakan memiliki potensi untuk pengembangan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet dimana merupakan usaha bidang perkebunan yang paling dominan perkembangannya, hal ini dapat dilihat dari jumlah luas areal perkebunan dan Jumlah produksi yang cukup besar. Usaha perkebunan lain yang juga berkembang di Kabupaten Sarolangun adalah Kopi, Lada, kelapa, Cassiavera, Pinang, Kemiri, Aren dan tebu. Dengan besarnya potensi perkebunan, ditunjang dengan tersedianya bahan baku yang berkelanjutan, infrastruktur dengan kondisi baik serta lokasi yang strategis diharapkan khususnya untuk komoditi karet dan kelapa sawit dapat mendorong minat para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mendirikan kawasan industri pengolahan sampai dengan produk hasil turunannya (industri hulu sampai industri hilir) di Kabupaten Sarolangun.
Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Sarolangun terdiri dari kolam, keramba dan perairan umum (sungai dan danau). Bidang usaha perikanan yang berkembang di Kabupaten Sarolangun meliputi jenis usaha perikanan darat terdiri dari usaha kolam dan keramba dan perairan umum memiliki prospek ekonomis. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, ikan nila, ikan patin, ikan gurami dan lkan lele. Pada tahun 2010 jumlah produksi Perikanan Kabupaten Sarolangun sebesar 2.245,6 Ton, sedangkan jumlah konsumsi ikan pada tahun 2010 sebesar 5.939 Ton, ini berarti Kabupaten Sarolangun masih mengalami defisit atau kekurangan sebanyak 3.693,4 Ton.
<br />
# Potensi Pariwisata▼
Kabupaten Sarolangun juga memiliki objek wisata yang umumnya adalah objek wisata alam, selain itu juga wisata ziarah, wisata minat khusus, wisata budaya dan wisata sejarah. Sebagian kecamatan dalam Kabupaten Sarolangun terdapat objek wisata yang menunggu pembenahan, Potensi pariwisata Kabupaten Sarolangun sangat beragam dan menjanjikan, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya dan sejarah. Potensi wisata ini tersebar di berbagai kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sarolangun. Saat ini, Kabupaten Sarolangun telah mempunyai 7 site plan objek wisata, yaitu :
:1. Danau Biaro Desa Lidung
Baris 115 ⟶ 117:
:7. Air Panas Paku Aji Desa Pematang Kabau
Dari ketujuh site plan objek wisata di atas, baru 4 diantaranya yang dikembangkan. Disamping itu juga telah dilaksanakan beberapa even wisata daerah, diantaranya Jelajah Goa, Semalam Bersama Suku Anak Dalam, ''Balumbo Biduk'' (Lomba Perahu Tradisional), Lomba Rakit Tradisional dan Lomba Arung Jeram.
<br />
'''Ekonomi'''<br />▼
▲'''Ekonomi'''
Struktur ekonomi didominasi sektor pertanian, pertambangan, penggalian, perdagangan, hotel dan restoran.
Pada tahun 2006 nilai PDRB Kabupaten Sarolangun atas dasar harga berlaku dengan Migas, Rp. 1,82 triliun, tahun 2007 Rp. 2,21 triliun, tahun 2008 Rp. 2,67 triliun, tahun 2009 Rp. 3,20 triliun, tahun 2010 Rp. 3,75 triliun,. Sedangkan PDRB tanpa Migas pada tahun 2006 Rp. 1,51 triliun, tahun 2007 Rp. 1,84 triliun, tahun 2008 Rp. 2,31 triliun, tahun 2009 Rp. 2,78 triliun, tahun 2010 Rp. 3,17 triliun. PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku dengan migas tahun 2006 Rp. 8,87 juta, tahun 2007 Rp. 10,55 juta, tahun 2008 Rp. 12,48 juta, pada tahun 2009 Rp. 14,70 juta, tahun 2010 Rp. 15,25 juta. PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 sebesar Rp. 7,39 juta, tahun 2007 Rp. 8,77 juta, tahun 2008 Rp. 10,79 juta, tahun 2009 Rp.12,73 juta, tahun 2010 Rp. 12,87 juta,. Jika dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) dengan migas, PDRB perkapita tahun 2006 Rp. 4,43 juta, tahun 2007 Rp. 4,66 juta, tahun 2008 Rp. 4,92 juta, tahun 2009 Rp. 5,22 juta, tahun 2010 Rp. 5.00 juta, PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 Rp. 3,93 juta, tahun 2007 Rp. 4,17 juta, tahun 2008 Rp. 4,60 juta, tahun 2009 Rp. 4,93 juta, tahun 2010 Rp. 4,66 juta,.
|