Riau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 68:
Abad ke-19, masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] dari [[Kalimantan Selatan]] dan [[Suku Bugis|Bugis]] dari [[Sulawesi Selatan]], juga mulai berdatangan ke Riau. Mereka banyak bermukim di [[Kabupaten Indragiri Hilir]] khususnya [[Tembilahan]].<ref>Majalah Prisma, Masalah 1-8, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1990</ref> Di bukanya perusahaan pertambangan minyak [[Chevron Pacific Indonesia|Caltex]] pada tahun 1940-an di [[Rumbai, Pekanbaru]], mendorong orang-orang dari seluruh Nusantara untuk mengadu nasib di Riau.
Suku Jawa dan Sunda pada umumnya banyak berada pada kawasan [[transmigran]]. Sementara etnis Minangkabau umumnya menjadi [[pedagang]] dan banyak bermukim pada kawasan perkotaan seperti [[Pekanbaru]], [[Bangkinang]], [[Duri, Mandau, Bengkalis|Duri]], dan [[Dumai]]. Begitu juga orang Tionghoa pada umumnya sama dengan etnis Minangkabau yaitu menjadi pedagang dan bermukim
Selain itu di provinsi ini masih terdapat sekumpulan masyarakat asli yang tinggal di pedalaman dan pinggir sungai, seperti [[Orang Sakai]], [[Suku Akit]], [[Suku Talang Mamak]], dan [[Suku Laut]].
|