Lily Yulianti Farid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WL24yanti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
WL24yanti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Buku kumpulan cerpen pertamanya, [[Makkunrai]], terbit bulan Maret 2008 (Nala Cipta Litera) yang kemudian menginspirasinya menggelar pendidikan kesadaran jender, korupsi, poligami, dan politik dari perspektif perempuan, melalui karya sastra dan pertunjukan monolog yang diberi nama "Makkunrai Project", yang digagas bersama penulis dan pemonolog, Luna Vidya.
 
Pada bulan September 2008, Maiasaura, buku kumpulan cerita yang kedua diterbitkan oleh Panyingkul!, berdasarkan kumpulan jurnal, berita, dan dokumen dari NGOorganisasi Wanitawanita non-pemerintah, laporan-laporan organisasi Hakhak Asasiasasi Manusiamanusia dan berbagai media lainnya.
<ref>{{cite web|url=http://lilyyuliantifarid.com//|title=Lily Yulianti Farid|publisher=|accessdate=10 November 2011}}</ref>
 
Kemudian Lily menulis kumpulan cerita pendek berjudul "Ruang Keluarga", yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris "Family Room", bersama dengan Makkunrai dan Maiasaura oleh [[Yayasan Lontar'']] sebagai bagian dari Seri "Modern Library of Indonesia."
Cerita pendeknya, "Dapur ("The Kitchen)"), dipublikasikan pada edisi Januari 2009 oleh jurnal "Words without Borders" yang berbasis di Chicago.
<ref>{{cite web|url=http://literarybiennale.salihara.org/authors/2011/06/24/lily-yulianti-farid//|title=Lily Yulianti Farid|publisher=|accessdate=21 November 2011}}</ref>
 
Pada tahun 2009, ia menjadi pembicara utama pada panel dengadengan topik "Global JuournalismJournalism and Organizing:" pada Konperensi tahun 2009 "Women, Action & The Media" di [[Cambridge]].
<ref>{{cite web|url=http://www.cctvcambridge.org/node/23858/|title=Interview with Indonesian Journalist Lily Yulianti Farid|publisher=lemonshirt|accessdate=10 November 2011}}</ref>.
Pada tahun 2010, ia mendirikan rumah budaya "Rumata Artspace" sebagai proyek bersama dengan sutradara film [[Riri Riza]]. "Rumata", yang berarti rumah kita dalam bahasa Bugis-Makassar, bertujuan sebagai forum independen untuk perkembangan seni dan budaya di Makassar dan kebangkitan tradisi sastra Sulawesi Selatan.
 
Ia juga diakui sebagai penggagas dan sutradara [["Makassar International Writers Festival"]] (MIWF) atau Festival Penulis Internasional Makassar pada pertengahan Juni tahun 2011.
Keyakinannya yang kuat akan penulisan sastra dan tradisi baca membawa dia untuk menghadiri beberapa festival penulis di beberapa negara seperti [[Singapura]], [[Australia]], [[Perancis]], [[Belanda]], dana[[Hongkong]], selain juga di [[Ubud, Bali]], dan [[Utan Kayu]], [[Jakarta]].