Kuku Pancanaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Alkisah [[putra]] [[Dewi Kunti]] yang berasal dari hasil puja cipta [[Bathara Bhayu]] itu lahir dalam wujud bungkusan sangat liat. [[Bayi]] itu sejak usia delapan tahun diletakkan di [[hutan]] “Mandalasara”. Tak ada satu orangpun yang mampu membuka bungkus itu. Bungkus itu tumbuh dan membesar meski tanpa makan dan minum, hanya menghirup [[udara]]. Alkisah di kahyangan ada Gajah Setu Sena yang giat bertapa dengan maksud meminta anugerah kelak dapat masuk ke surga manusia. Ia adalah anak dari Gajah Setu Bandha hewan klangenan Bathara Indra. Permohonannya akan dikabulkan jika ia dapat menolong anak Dewi Kunti lepas dari bungkusnya. Saat bungkus berusia 12 tahun, Gajah Setu Sena datang dan merobek bungkusnya dengan kedua gadingnya yang sangat kuat dan sakti. Di dalam bungkus itu ternyata ada seorang bocah besar yang lalu menangkap kedua gading itu dan dengan sekuat tenaga mematahkannya. Ajaib, kedua gading itu lalu menyatu di jempol tangan bocah itu membentuk kuku yang panjang dan runcing, sementara sukma Gajah Setu Sena menyatu dalam diri bocah itu.
Nilai filosofis yang terkandung dalam peristiwa tersebut kelahiran Arya Werkudara yang melibatkan ilmu pengetahuan dimana kehadiran Gajah Setu Sena adalah juga merupakan kehadiran ilmu pengetahuan untuk membantu kelahiran bayi tersebut. Proses menyatunya sukma juga merupakan lambang keberhasilan ilmu pengetahuan membantu kelahiran Arya Werkudara. Pada perspektif lain, kondisi bakat bayi tersebut juga dilambangkan memperoleh anugerah bakat kepandaian yang akan berguna bagi kebijaksanaan hidupnya kelak (gajah adalah lambang ilmu pengetahuan). Peristiwa pada saat sang bayi mematahkan gading serta menempelnya kedua gading pada ibu jari
Kuku itu diberi nama Kuku Pancanaka. (''Berdasar Pagelaran Wayang Lakon "Bhima Bungkus" oleh Ki Anom Suroto''). Secara filosofis, "kuku" terkait makna "kukuh" (teguh dan kuat keyakinan serta berlatih); panca = lima; naka = emas / tujuan, bisa juga dari naga=kuasa; artinya paugeran/moral/kekuatan/daya dasar. Lima daya berupa: daya bumi, air, api, angin, ether. Lima paugeran dapat berupa: 1. pengendalian nafsu membunuh/angkara 2. Pengendalian nafsu makan minum 3. Pengendalian nafsu seks 4. pengendalian nafsu kesenangan indrawi 5. Pengendalian nafsu mencuri/merugikan orang lain. Bisa juga berarti lima hawa sakti dalam diri: prana, apana, samana, udana, vyana. Kuku Pancanaka dapat juga diartikan kekuatan dari hasil mampu mengendalikan panca indriya.
|