Abdullah bin Umar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k kembangkan, -{{bio-stub}}
Naval Scene (bicara | kontrib)
k +copyedit
Baris 3:
Ibnu Umar masuk Islam bersama ayahnya saat ia masih kecil, dan ikut [[hijrah]] ke [[Madinah]] bersama ayahnya. Pada usia 13 tahun ia ingin menyertai ayahnya dalam [[Pertempuran Badr|Perang Badar]], namun [[Rasulullah]] menolaknya. Perang pertama yang diikutinya adalah [[Perang Khandaq]]. Ia ikut berperang bersama [[Ja'far bin Abu Thalib]] dalam [[Perang Mu'tah]], dan turut pula dalam pembebasan kota [[Makkah]] (''Fathu Makkah''). Setelah Nabi Muhammad meninggal, ia ikut dalam [[Perang Yarmuk]] dan dalam penaklukan [[Mesir]] serta daerah lainnya di [[Afrika]].
 
Khalifah [[Utsman bin Affan]] pernah menawari Ibnu Umar untuk menjabat sebagai hakim, tapi ia tidak mau menerimanya. Setelah Utsman terbunuh, sebagian kaum muslimin pernah berupaya membai'atnya menjadi khalifah, tapi ia juga menolaknya. Ia tidak ikut campur dalam pertentangan antara [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Muawiyah bin AbiAbu Sufyan]]. Ia cenderung menjauhi dunia politik, meskipun ia sempat terlibat konflik dengan [[Abdullah bin Zubair]] yang pada saat itu telah menjadi penguasa Makkah.
 
Ibnu Umar adalah seorang yang meriwayatkan hadist terbanyak kedua setelah [[Abu Hurairah]], yaitu sebanyak 2.630 hadits, karena ia selalu mengikuti kemana [[Rasulullah]] pergi. Bahkan [[Aisyah]] istri [[Rasulullah]] pernah memujinya dan berkata :"Tak seorang pun mengikuti jejak langkah [[Rasulullah]] di tempat-tempat pemberhentiannya, seperti yang telah dilakukan Ibnu Umar". Ia bersikap sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadist Nabi. Demikian pula dalam mengeluarkan fatwa, ia senantiasa mengikuti tradisi dan [[sunnah]] Rasulullah, karenanya ia tidak mau melakukan [[ijtihad]]. Biasanya ia memberi fatwa pada musim [[haji]], atau pada kesempatan lainnya. Diantara para [[Tabi'in]], yang paling banyak meriwayatkan darinya ialah Salim dan hamba sahayanya, Nafi'.